Love 15

7.7K 167 2
                                    

"Aww.. issshh . Ih.ni  sakit aw". Keysa terus merintih kesakitan saat salah satu Maid  Aron memijat pergelangan kakinya yang terkilir.

"Tahan yaa. Sebentar lagi pasti sembuh. Kau tahan sebentar". Aron terlihat beģitu khawatir saat kaki Keysa terkilir. Sebenarnya Aron sudah menawari Keysa untuk pergi ke dokter saja, namun gadis itu bersikeras tidak mau pergi ke dokter, bahkan Keysa tersisak saat Aron akan membelokkan mobilnya ke rumah sakit. Alhasil, sekarang Aron membawa Keysa ke Penthouse miliknya.

Keysa menggenggam erat tangan Aron saat dia merasakan sakit yang teramat sangat di pergelangan kakinya.

"Nah ? Sudah nona. Saya akan melilitkan perban. Sebentar lagi akan selesai". Ucap Maid dengan senyum ramah. Keysa kembali meringis kesakitan saat Maid itu tidak sengaja menyenggol kakinya saat memasang perban tadi.

"Sudah selesai nona. Tolong jangan di gunakan untuk berjalan jauh dulu. Agar pergelangan kaki nona cepat sembuh".

Keysa melihat ke arah kakinya yang di lilit perban rapi oleh Maid tersebut. Keysa pun tersenyum. "Terima kasih".

''Sama-sama nona. Kalau begitu saya permisi". Maid itu pun membungkukkan badan kemudian berlalu dari hadapan Aron dan Keysa.

"Masih terasa sakit ?". Aron menatap Keysa penuh kekhawatiran, bagaimanapun Keysa jadi seperti ini juga karena dirinya. Jika saja dia bisa mengendalikan emosinya dan tidak menarik Keysa kasar mungkin Keysa akan tetap baik-baik saja dan mereka pergi ke pesta bersama.

Aron memegang pergelangan kaki Keysa dan mengangkatnya kemudian di letakan dia atas pahanya.

"Ba.bapak sudah, saya tidak apa-apa". Keysa berusah menurunkan kakinya kembali. Namun Aron mencegahnya.

"Sudah. Ini juga karena saya".

"Tidak pak. Sudah, saya tidak apa-apa. Ini juga akan segera sembuh". Ucap Keysa dengan canggung. Ia melihat Aron yang menatapnya penuh rasa bersalah. Kemudian pria itu kembali melihat pergelangan kakinya dan memijat kecil disana.

Perlakuan Aron yang seperti itu membuat Keysa merona, jantungnya kembali berpacu dengan cepat. Ia memalingkan muka untuk menutupi kegugupannya.

"Kau sudah makan ?". Suara Aron memecahkan keheningan di antara mereka. Keysa yang semula mengalihkan pandangannya, kini mengahadapkan kembali wajahnya pada Aron.

"Ahh. Bodohnya aku. Pasti kau belum makan ya ?" Aron merutuki kebodohannya. Kapan Keysa makan ? Sedari tadi Keysa bersamanya dan belum menyentuh makanan apapun, Aron hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kalau begitu ku buatkan makanan untukmu". Aron menurunkan kaki Keysa yang berada di pangkuannya dengan sangat pelan. Saat ia akan berdiri, Keysa terlebih dulu mencekal tangannya.

"Tidak usah pak, saya bisa makan di rumah nanti"

"Kau harus makan. Dan berhenti berbahasa formal saat kita di luar jam kerja. Panggil aku Aron jangan bapak. Aku bukan Ayahmu_(tapi calon suamimu)".
Kata terakhir itu di ucapakan Aron di dalam hatinya. Kalau di ingat-ingat sangat lucu caranya jatuh hati pada gadis di hadapannya ini, bertemu di Kelab milik Roger, kemudian penasaran, karena penasarannnya ia mencari tau dan betapa terkejutnya bahwa gadis manis di hadapannya ini yatim piatu, keinginan untuk melindunginya timbul begitu saja di hati Aron, bahkan saat kedua orang tuanya sudah meninggal pun ia masih harus bermasalah pada hutang milik orang tuanya. Hati Aron mencelos mengetahui bahwa gadis di hadapannya ini memikul beban berat di pundak mungilnya, seandainya .. seandainya jika ia bisa mendapatkan dirinya dengan mudah. Pasti Aron akan dengan senang hati bila gadis di hadapannya ini mau berbagi bebannya. Tidak ! Tidak berbagi, melainkan Aron akan membebaskan beban yang di pikulnya sehingga gadis ini hanya perlu tersenyum bebas tanpa ada rasa sedih yang berusaha ia tutupi lewat sunggingan bibir manisnya.

My BigBossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang