Aron melirik Keysa yang kini tengah duduk di sampingnya, gadis itu dengan setia memedarkan pandangan ke luar jendela. Sejak 10 menit ia menjemput Keysa belum ada sepatah katapun yang mereka ucapkan selain ucapan 'Selamat Malam' ketika gadis itu akan memasuki mobilnya tadi.
Aron menghela nafas lelah, sepertinya Keysa benar-benar marah padanya. Aron akui wajar jika sampai saat ini gadis itu tetap enggan berbicara padanya.
Dengan inisiatif dan dengan perasaan yang sedikit canggung, Aron ingin memcahkan kehebingan ini. Tapi apa yang akan di lakukan olehnya ? Dan apakah gadis ini mau meresponnya nanti. Aron mengerang dalam hati, sesulit inikah memecah kecanggungan. Akhirnya ia merasakan perasaan yang di rasakan para partner kerjanya saat pertama kali bertemu dengannya.
"Kau sudah makan ?". Akhirnya kata-kata itu yang meluncur dari mulutnya, aish ya sudah lah pertanyaan tak berbobot pun tak apa, yang penting keheningan ini segera hilang.
Tapi apa yang di harapkan Aron benar-benar tak terjadi, Keysa diam dan tak membuka mulutnya sedikitpun, akhirnya Aron menggeser duduknya untuk lebih dekat dengan Keysa tetapi Keysa yang merasa di dekati Aron juga menggeser duduknya mendekati jendela mobil.
"Key.."
"Tidak ada percakapan pribadi!"
Damn!
Aron merasa tertampar dengan pernyataan Keysa. Mulutnya berubah kelu dan entah kenapa hatinya terasa tidak nyaman saat Keysa melontarkan kata-kata itu. Namun Aron sadar, mungkin ini hukuman Keysa untuknya, Aron sadar bahwa saat ini Keysa tengah bergerumul dengan emosi yang di sebabkan olehnya.
Tanpa niat untuk lebih membuat Keysa marah, akhirnya Aron lebih memilih diam dan mengambil ponselnya untuk melihat-lihat sekaligus meredakan keterkejutanya akibat kata-kata Keysa tadi.
Ia membuka pesan Brian yang menanyakan apakah Aron sudah berada di perjalanan atau belum dan Aron hanya membalas pesan itu dengan singkat 'Sudah', sungguh Aron sekali.
Aron kembali membuka E-mail dan melihat-lihat, tidak ada yang penting. Aron kembali memasukkan ponselnya kedalam saku dan kembali melirik Keysa yang masih dalam posisi yang sama.
Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Kerjasamanya dengan Derrick, bukankah Derrick kemarin sangat mendesaknya untuk segera meninjau sejauh mana perkembangan kerjasama mereka. Sialan! Aron merasa seperti bawahannya saja. Kalau saja bukan Daddynya yang merekomendasikan perusahaan kontraktor Derrick, Aron sebenarnya sangat tidak sudi bekerjasama dengan bajingan satu itu.
"Oh ya, apa kau sudah menjadwalkan peninjaun langsung dengan perusahaan Walter"
"Sudah pak, dua hari lagi"
Shit!! Jika Aron bertanya beginian saja di jawab Oleh Keysa. Haruskah ia melontarkan pekerjaan kantor agar gadis itu mau berbicara padanya. Ini sungguh keadaan yang sangat tidak nyaman. Ingin rasanya Aron berteriak.
"Apa kau sudah melihat bagaimana perkembangannya selama saya tinggal"
"Sudah pak, semua berjalan sesuai kontrak kita. Saya dan sekretaris bapak Derrick selalu berhubungan agar semua ini berjalan lancar, karena sebelumnya bapak di Jepang dan karena bapak Derrick terus mendesak agar bapak sendiri yang melihat perkembangannya, jadi saya memutuskan untuk meninjau sendiri kemarin dan mempelajari berkas-berkas kontrak kita. Jika nantinya bapak kurang mengerti bisa bapak tanyakan kepada saya". Ucap Keysa panjang lebar.
Aron menganga, gadis itu mau berbicara panjang lebar dan menatapnya, sungguh luar biasa. Tapi sesaat Aron kembali di sadarkan kenyataan, pekerjaan kantorlah yang membuat Keysa begini.
"Baiklah.. terima kasih"
Keysa mengangguk dan kembali memposisikan dirinya seperti semula, mengunci mulut dan duduk menghadap jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
My BigBoss
RandomKarena Hutang .. Kau mendapatkan Jodohmu .. Tersembunyi di dalam kenangan Masa Lalu .. Yang ternyata sudah lama kau mengenalnya .. * Aaron Dan Keysa * .. Warning 20+ .