Amora menghapus air matanya. "It's okey. Ini bukan salahmu, aku yang lalai menjaganya" .
Tangisan Amora kembali tak terbendung tatkala ia mengingat bagaimana Bella mengalami hal itu di depan matanya. Sebagai Ibu ia merasa telah gagal untuk menjaga putri semata wayangnya, satu-satunya harta yang ia punya. Satu-satunya alasan untuk tetap melanjutkan hidupnya.
''Aku benar-benar minta maaf. Kalau saja...."
"Kanja no kazoku ?" (+-keluarga pasien ?)
"Yes, I'm his mother. Can you speak english ?"
"Oh, sure ma'am. The wound isn't severe"
"But why did my daughter collapse ?"
"It happpened because of the shock reaction. But we will do futher test to see if there other injuries"
"Pleas, restore my daughter"
"Don't worry ma'am. We will do out best"
Setelah Bella di pindahkan ke kamar biasa, yang di lakukan Amora hanya lah memandangi putrinya sembari menggenggam tangan mungil itu. Matanya sama sekali tak beralih sedikit pun.
"I'm sorry, Dear". Amora terisak sembari menciumi tangan putrinya, putri kesayangannya ini terkulai lemas dengan beberapa selang menempel di badannya, keningnya tertutup perban putih yang Amora mengira pasti akan sakit sekali jika putrinya ini bangun nanti.
Mata Bella terpejam rapat, Amora selalu ketakutan jika Bella terluka seperti ini. Saat pertama kali Bella belajar berjalan dan ia tak sengaja terjatuh lalu lututnya berdarah saja, Amora sudah cemas bukan main. Dan ini.. Amora, sudah tidak bisa menjelaskan betapa ia merasa bersalah pada putrinya.
"Makanlah". Ucap Aron sembari memberikan bungkusan yang berisi makanan pada Amora.
"Aku tidak nafsu makan". Jawab Amora tanpa menoleh sedikitpun.
Aron menghela nafasnya, kemudian ia memindahkan bungkusan makanan tadi di meja kemudian duduk di sebelah Amora, ia ringkuh tubuh mungil itu yang Aron merasa Amora semakin kurus sekarang.
"Jangan membuatku semakin merasa bersalah, Amora. Maafkan aku"
Amora mengurai pelukan mereka, ia memandang Aron sekilas kemudian menggeleng.
"Kau tak salah. Ini musibah Aron"
Aron menghela nafasnya, ia memandangi Amora yang terlihat begitu sedih, ekspresi itu mengingatkannya pada kejadian beberapa tahun lalu. Saat ia dengan di paksa menikah dengan seorang yang telah dipilihkan ayahnya.
Aron tak mengerti dulu kenapa ia begitu mengutuk Amora, ia menyalahkan Amora atas semua kesakitan yang selama ini di rasakannya. Aron yakin pada saar itu Amora akan baik-baik saja bahkan bahagia mungkin, namun nyatanya setelah beberapa tahun ia bertemu kembali. Keadaannya masih sama hanya saja sekarang ia memiliki putri yang cantik sama sepertinya.
Aron mengira selama ini hanya ia yang tersiksa, hanya dia yang sakit hati kemudian menjauhkan diri dari yang makhluk yang bernama 'WANITA'. Ia mengutuk Amora selama bertahun-tahun. Karena Amora penilaiannya terhadap wanita adalah sama.
'Mereka akan datang jika butuh kemudian pergi jika sudah tidak membutuhkan'
Tapi hari ini ia seperti di tampar kenyataan. Keadaan wanita itu bahkan lebih baik dari dirinya, jika ia masih memiliki Mommy, Daddy dan sahabatnya, maka itu berarti ia masih memiliki orang-orang yang peduli akan dirinya
Sementara Amora, ia sendirian. Ibunya seolah tak peduli setelah ia menikah, sedangkan suaminya.. sudahlah, Aron sungguh tidak bisa mengutarakan seberapa brengseknya pria itu..
KAMU SEDANG MEMBACA
My BigBoss
RandomKarena Hutang .. Kau mendapatkan Jodohmu .. Tersembunyi di dalam kenangan Masa Lalu .. Yang ternyata sudah lama kau mengenalnya .. * Aaron Dan Keysa * .. Warning 20+ .