"Kau ingin jalan-jalan ?"
Gadis itu menggeleng pelan dan semakin menenggelamkan kepalanya.
"Kau butuh udara segar Nancy"
Sekali lagi gadis itu menggeleng.
Brian menghela nafasnya. Tidak ada perubahan berarti pada diri Nancy. Kejadian itu benar-benar mengguncang mentalnya.
Nancy sering terbangun saat tengah malam, menangis kencang, berteriak dan setiap saat menggumamkan kata 'Pergi'. Selama ini pula Brian tidak pernah pergi dari sisinya. Pria itu benar-benar menepati janjinya.
"Kau tidak perlu takut. Ada aku"
Brian meraih tangan Nancy dan menggenggamnya. "Kita keluar di sekitar sini saja. Lihatlah kulitmu terlihat pucat"
Nancy mendongakkan kepalanya. Ia melihat tatapan Brian yang begitu meyakinkannya. Tapi Nancy berfikir, apakah saat di luar sana nanti dia akan baik-baik saja. Terakhir kali ia keluar rumah kejadian itu menimpanya. Kejadian yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.
Tiba-tiba potongan peristiwa itu seperti melintas di hadapannya. Nancy menepis tangan Brian dan memeluk lututnya. Matanya mulai berkaca-kaca, kepalanya menggeleng kuat dan nafasnya sangat memburu.
"Nancy.. tenanglah, ini tidak buruk untukmu"
Berkali-kali Brian meyakinkan Nancy bahwa ia akan baik-baik saja selama bersama Brian. Brian kasihan melihat keadaan Nancy yang tidak ada perubahan apapun. Gadis itu sama sekali tidak mau keluar kamar dan pandangannya selalu memandang keluar jendela. Kulit putih cerahnya berubah pucat karena tak tersentuh sinar matahari, badannya semakin kurus karena selalu menolak makanan apapun yang di berikan padanya, Nancy hanya akan makan sesuap atau dua suap itupun jika Brian yang memaksa dan menyuapinya. Kantung matanya menebal dan Brian yakin itu karena Nancy tidak tidur kembali saat mendapat mimpi buruknya.
Bukan Brian tak melakukan apa-apa untuk membantu menyembuhkan Nancy. Berkali-kali ia mengundang Psikolog untuk menangani Nancy. Namun nyatanya keadaan Nancy tidak berubah sama sekali.
"Lihat aku Nancy"
Brian menarik paksa tangan Nancy yang mengunci lututnya. Pria itu menangkup pipi gadis di hadapannya. "Kau tidak akan terluka selama di sisiku".
"Tidak akan kubiarkan tangan-tangan bajingan itu menyentuhmu"
Entah Brian melukan ini untuk apa. Apa ia termakan kata-kata Raka. Namun jika itu kenyataannya,seharusnya ia tidak perlu melakukan sejauh ini. Raka hanya menyarankan pada Brian untuk membantu Nancy. Itu bukan berarti Nancy menjadi tanggung jawab Brian sepenuhnya kan ?. Entahlah. Mungkin rasa kemanusiaan yang tepat untuk di jadikannya alasan sekarang.
"Percayalah Nancy..". Brian menggiring Nancy ke pelukannya.
☆☆☆
Disinilah Brian dan Nancy sekarang. Di taman dekat kompleks perumahan. Awalnya Nancy menolak keras di ajak kesini. Namun berkali-kali pula Brian meyakinkan pada Nancy bahwa ia akan selalu berada di dekatnya.
"Mau minum ?" . Tanya Brian sembari menggiring Nancy untuk duduk di bangku taman. Nancy tidak menjawab, ia sibuk menatap keadaan sekitarnya. Matanya terlihat awas dan sangat ketakutan. Bahkan Nancy berjingkat kaget saat tanpa sengaja seorang anak menjatuhkan botol minumannya.
Brian sedikit merasa bersalah. Keputusannya membawa Nancy kemari sedikit di sesalinya. Niat membawa Nancy mencari udara segar, namun Nancy terlihat tidak nyaman. Bahkan semenjak tadi Nancy selalu menempel rapat pada Brian.
Namun ini semua Brian lakukan untuk kebaikan Nancy sendiri. Brian ingin Nancy mendapat udara segar dan sinar matahari yang cukup setelah berhari-hari mengurung dirinya di dalam kamar. Tubuhnya semakin kurus dan kulitnya terlihat pucat. Kantung matanya menebal dan Brian yakin itu semua karena Nancy tidak dapat tidur dengan nyenyak. Setiap kali gadis itu memejamkan mata maka sesaat kemudian ia akan terjaga kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My BigBoss
RandomKarena Hutang .. Kau mendapatkan Jodohmu .. Tersembunyi di dalam kenangan Masa Lalu .. Yang ternyata sudah lama kau mengenalnya .. * Aaron Dan Keysa * .. Warning 20+ .