Aaron pov
Ck ! Sialan bedebah satu itu. Bisa-bisa nya dia melalukan 'itu' siang-siang seperti ini. Ku melihat raut muka Keysa yang merah padam,dia memejamkan mata rapat-rapat dan menghela nafas berkali-kali.
"Enak ?". Tanyaku pada mereka,nafas mereka terdengar menderu seolah sangatbmenikmati apa yang mereka perbuat. Apa karena terlalu enaknya sampai mereka tidak sadar bahwa aku dan Keysa sedang melihatnya. Aku bersidekap dada dan menyenderkan tubuhku di daun pintu. Namun,bukannya berhenti,mereka malah melanjutkan kegiatannya.
Sial !!!
"See.. benth.. aar . Aku mau sampai aarrgghh !!!" . Benar-benar tidak tahu malu Roger itu. Bisa-bisa dia tetap melanjutkannya di hadapan kami. Lebih baik aku pergi dari sini. Melihat mereka yang seperti itu membuatku mual.
Aku menggeret tangan Keysa. Sedari tadi dia hanya menutup mata. Mungkin shock,malu atau apalah aku juga tidak tahu. Tapi buatku pemandangan barusan sering aku temui saat mengunjungi bedebah sialan Roger itu. Sungguh hormon testosteron bajingan satu itu sangat sulit di kendalikan.
"Buka matamu. Kau mau menabrak meja lagi ?". Kataku karena Keysa tak kunjung membuka matanya. Bahkan dia berjalan sambil menutup matanya,kalau tidak ku gandeng pasti dia akan menabrak lagi. Namun dalam sekejap dia membuka matanya dan menunduk, mulutnya komat kamit tidak jelas. Mungkin dia sedang mengumpat sekarang. I don't know.
Setelah kami duduk di salah satu meja. Lantas aku memanggil pelayan dan menyebutkan pesananku. Ku lihat Keysa yang hanya diam memandangi buku menunya. Aku tidak tau apa yang sedang di fikirkan gadis itu.
"Kau tidak mau makan ?". Keysa hanya menggeleng. "Saya masih kenyang pak". Jawabnya lesu.
Aku menghela nafas. Sekarang aku tau apa yang sedang di fikirkannya sekarang. "Sudah. Jangan kau fikirkan kejadian tadi. Itu sudah biasa terjadi disini. Lebih baik kau minum". Kalau kau tidak mau makan alangkah lebih baik jika dia memesan minum. Ya mana mungkin dia hanya melihatku makan. Nanti orang pasti mengira aku bukan kekasih yang baik. Kekasih ? Astaga ? Aku mulai berharap lebih padanya.
"Emmm. Baiklah . Jus Jeruk saja". Akhirnya ia menyebutkan pesanannya. Pelayan itu menyebutkan kembali pesanan kami dan kemudian pergi.
"Maaf. Ada sedikit gangguan tadi". Tiba-tiba Roger datang dan duduk di antara kami. Bahkan yang lebih membuatku jengkel dia menggeret kursinya mendekati Keysa.
Aku hanya menatap Roger tajam. Tapi pada dasarnya asshole. Bukannya mengerti akan tatapanku dia malah semakin mendekatkan dirinya pada Keysa dan parahnya dia tersenyum seakan mengejekku.
"Hay manis. Siapa namamu ?". Cih ! Aku ingin muntah mendengar gaya bicaranya yang di buat-buat. Rasanya ingin aku lempari dia dengan kursi ini. Roger mengulurkan tangannya pada Keysa.
'Awas saja kalau dia macam-macam'
Keysa menatap Roger dengan tatapan yang sulit kuartikan. Ia melihat tangan Roger bergantian dengan mukanya. Ia terlihat ragu untuk membalas jabatan tangan Roger. Namun akhirnya ia mengulurkan tangannya dengan enggan. "Saya Keysa. Sekretaris baru pak Aron"
"Aww. Namamu cantik manis. Perkenalkan aku Roger. Roger Blair Shoemarker. Pemili kafe ini sekaligus teman dari bos garangmu itu."
Apa ? Dia menyebutku apa ? Dasar sialan! Berani-beraninya dia menyebutku itu di hadapanku. Emosiku terpancing apalagi dengan sengaja Roger mencium tangan Keysa begitu lama. Lalu setelahnya dia mengedipkan sebelah mata padaku. Aku lebih memalingkan muka, kalau tidak ingat dia adalah teman baikku pasti sudah ku remukkan rahangnya yang kokoh itu. 'Fine. Kali ini kau boleh menang. Tapi lain kali tidak akan ku biarkan kau menyentuh milikku'.
KAMU SEDANG MEMBACA
My BigBoss
RandomKarena Hutang .. Kau mendapatkan Jodohmu .. Tersembunyi di dalam kenangan Masa Lalu .. Yang ternyata sudah lama kau mengenalnya .. * Aaron Dan Keysa * .. Warning 20+ .