Love 36

3.9K 116 11
                                    

Roger tak henti-hentinya tertawa, pria itu bahkan harus sampai memegangi perutnya karena terlalu sakit. Ia tidak bisa menahan tawanya begitu mendengar apa yang baru saja di katakan Brian.

Roger melirik Brian kemudian kembali tertawa.

"Tertawalah sepuasmu sialan!"

"Hahaha.. Uhuuk,uhuuk, hahaha"

Dan karena Brian sudah tidak bisa menahan kekesalannya, akhirnya dengan sengaja ia melemparkan bantal sofa tepat di kepala Roger.

"Oke..okeh aku,,aku akan berhenti. Sebentar"

"Cih! Dasar orang gila!"

Setelah Roger berhasil meredakan tawanya, ia kembali melihat Brian yang terlihat sangat kesal. Sebenarnya Roger menyadari temannya ini sedang kesulitan dan seharusnya dia tidak boleh menertawakannya, tapi apa boleh buat ia tidak bisa menahan tawanya tadi.

"Jadi... kau miskin sekarang?!"

Brian kembali melemparkan bantal sofa yang tapi sekarang Roger berhasil menangkapnya.

"Sialan! Aku tidak miskin!"

"Belum maksudmu"

"Kau mau kuhajar hah!"

"Oke..oke sekarang serius, maafkan aku tadi oke, jadi.. berapa harga pesawat itu"

"28,5 USD"

"Ah itu sih murah". Roger berkata dengan santai seolah uang 404 miliar itu bukan apa-apa untuknya.

Brian memelototkan matanya, bisa-bisanya Roger mengatakan itu murah ?

Bahkan Brian harus menguras dua rekeningnya hanya untuk pesawat pribadi yang berguna untuk melarikan anak orang.

Ingin sekali Brian menampar mulut Roger yang tak bertata krama itu, lihat lah tingkahnya, dia sungguh sangat menjengkelkan.

"Ku pikir-pikir kau sering sekali mengalami kesialan akhir-akhir ini.. hahaha". Ucap Roger dengan tawa yang menggelegar tak berdosa.

"Apa maksudmu!". Brian melirik Roger dengan kesal.

"Pertama.. kau suka orang yang sekarang menjadi juga di sukai sahabatmu"

"Kedua..Kau harus bertanggung jawab atas dosa yang bukan kau perbuat. See..Nancy"

"Sial! Aku menolongnya karena aku ingin membantunya. Jangan membuatku marah dengan mengatakan hal seperti itu!!". Brian menggeram, Roger yang merasa kalau ucapannya keterlaluan langsung mengalihkan pandangannya, ia sangat tahu marahnya Brian lebih mengerikan di banding Aron, karena dia yang paling tenang dan paling memperhitungkan apa yang dia lakukan. Oleh sebab itu jika Brian marah, maka tamatlah hidup Roger.

"Oke,I'm sorry About it.."

"Shut Up!"

Roger tertawa garing, entah kenapa jiwa menggodanya hilang sudah jika mendapat pelototan Brian seperti ini. Jika ia tidak segera menenangkan Singa ini, maka tamatlah dia.

"Oke, Dude Just Kidding, So calm. Okey". Roger berusaha mendekati Brian dan mengelus lengannya namun langsung di tepis kasar Oleh Brian.

"Aku tak akan marah jika kau mengejekku soal apapun, but not My Parents and Nancy. Understand ??"
Brian menatap Roger dengan tajam, seolah jika kau tak menuruti perkataanku maka ucapkan selamat tinggal pada SuperCar barumu.

Roger pun segera mengerti apa yang tersirat dalam ucapan Brian, ia pun segera menjawab dengan jelas dan tegas seolah ini sedang dalam latihan kemiliteran. "YES SIR!". Ucap Roger di sertai tangannya yang memberi hormat pada Brian.

My BigBossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang