Love 44

2.9K 81 9
                                    

"Apa yang terjadi?". Tanya Carol pada Keysa begitu Ia dan Roger sampai di kamar Nancy.

"Apa kau terluka? Kau baik-baik saja?". Ucap Carol sambari memeriksa tubuh Keysa.

"Aku baik-baik saja..hanya saja.."

"Sssttt.. sudah cukup, jangan menyalahkan dirimu lagi. Aku sudah mendengar semua di perjalanan tadi. Ini semua bukanlah salahmu. Mereka saja yang brengsek dan lebih dulu mengganggumu. Jangan menangis lagi.. oke"

Keysa mengangguk lemah, pandangannya kembali tertuju pada Nancy yang masih belum mendapatkan kesadarannya. Hatinya sangat tidak tenang sekarang, fikirannya kacau, ia takut. Keysa takut jika Nancy kembali mendapatkan traumanya. Ia takut jika keadaan Nancy menjadi lebih buruk dari sebelumnya.

Carol yang melihat Keysa sangat sedih hanya mampu menenangkannya sembari mengusap lembut pundaknya.

"Apa kau sudah menemukannya. Bagaimana bisa Viola mengenal Keysa". Tanya Roger

Aron dan Brian memutar bola mata malas. "Ayo keluar dulu". Ucap Aron

Mereka bertiga pun meninggalkan ruang rawat Nancy.

"Haruskah aku menaruh penjaga di depan pintu kamar Nancy"

"Hei! Jangan berlebihan, sudah cukup kau menyewa satu lantai itu untuk Nancy. Lagipula ada Keysa dan Carol disana. Dan juga bukankah kau sudah mengenal dokter dan perawat yang akan membantu kesembuhan Nancy. Ayolah Brian..". Ucap Aron.

"Sial!! Kau tidak mengerti bagaimana khawatirnya aku sekarang. Jika ini terjadi padamu ku yakin kau akan bertindak lebih dari aku sekarang"

"For a God sake. Kapan kalian akan memberitahukuuu!!!".

"DIAM!!". Ucap Aron dan Brian bersamaan.

Roger pun mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sepertinya jiwa psikopat kedua temannya ini sedang muncul. Serasa mereka akan memakan apa saja yang menggangu. Tak terkecuali Roger yang notabene sahabat mereka sendiri. Tatapan tajam dan berapi mereka masih terngiang begitu ia memasuki ruang rawat Nancy tadi.

Terlebih Brian yang terus menghujamnya dengan tatapan tajam tanpa henti. Brian terlihat sangat marah.

Akhirnya mereka sampai di Cafe lantai satu di rumah sakit ini. Mereka memilih duduk di pojokan Cafe yang mempunyai pemandangan taman di luarnya.

"Bagaimana?" Tanya Roger tak sabaran.

"Sebentar. Aku mau bertanya apa maksudmu mengundang Viola di pesta itu. Padahal kau tahu kalau Aron dan Keysa akan datang. Kau sengaja mau bunuh diri hah?!". Ucap Brian dingin.

"Ii..ituu.. Viola merupakan sekretaris temanku. Kau tau  Manny.. yaa dia bekerja dengan Manny..sebagai sekretarisnya"

Aron masih diam dengan tatapan tajam pada Roger. Kadang sahabatnya ini kalau sedang bercanda bisa melebihi batas. Kenapa tidak sekalian tadi dia undang semua wanita Kelab untuk datang.. sekalian kalau mau  perang tidak perlu tanggung-tanggung.

"hhmm..iii..ituu.. yaa yaa aku salah. Aku minta maaf. Tapi asal kalian tahu aku juga tidak tahu kalau sekretaris Manny itu Viola. Viola itu hanya nama samaran saat perempuan itu di Kelab. Nama aslinya adalah Rachel. Mana ku tahu kalau Rachel dan Viola adalah orang yang sama. Dan kata Manny pun Viola atau Rachel itu memang baru bergabung dengan perusahaannya".

"Benarkah?". Ucap Brian dengan satu alis terangkat.

"Hei! Aku tau aku brengsek! Tapi aku tidak pernah menghancurkan teman-temanku".

"Oke. Aku percaya". Kini Aron bersuara..

"..Bagaimana kau sudah mendapatkannya?"

Brian mengangguk. "Empat pria itu adalah Wilson,Dean,Ricky dan Mark. Wilson dan Dean adalah saudara. Kau tau WD Holdings, mereka adalah calon penerus dari perusahaan itu. Dan kalau Ricky dan Mark mereka berteman. Mark merupakan putra bungsu dari Hana HF Fashion dan Ricky merupakan putra tunggal dari politisi Andreas William. Mark dan Ricky mengenal Dean dan Wilson karena mereka ada di komunitas sport car yang sama. Kurasa Roger lebih mengenal mereka"

My BigBossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang