Love 25

6.3K 147 5
                                    

"Selamat pagi pak. Jadwal anda hari ini ada pertemuan bersama tuan Kim Jiwon untuk menandatangani kerjasama proyek pembangunan Hotel di Jeju pada jam sepuluh pagi. Lalu pukul dua siang anda akan menghadiri pembukaan taman bermain..."

"Batalkan semua"

"Ya ?". Keysa menganga. Ia tidak salah dengar kan

"Maaf. Apa pak ?"

"Saya bilang batalkan semua Keysa". Ucap Aron menyenderkan tubuhnya dan bersidekap dada.

"Tapi, pertemuan dengan tuan Kim sangat penting pak. Bapak mengatakan proyek ini sangat penting, lagi pula untuk mencari jadwal baru untuk tuan kim sangat susah".
Keysa berusaha memohon.

"Ada yang lebih penting yang harus saya lakukan. Jadi batalkan semua"

"Tapi pak..."

Aron menggerakkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri. "Tidak ada tapi-tapian Key"

Keysa menghela nafasnya. "Baiklah. Apa yang akan bapak lakukan. Boleh saya menulisnya. Barang kali bapak perlu di ingatkan"

Aron menegakkan tubuhnya kembali. "Tidak perlu. Hanya saja, jangan biarkan orang lain masuk kecuali Samuel. Dia pengacara keluargaku. Kau mengerti"

Keysa menganggukkan kepala. Walaupun ia sama sekali tidak paham dengan apa yang akan di lakukan Bossnya itu.

"Kalau begitu saya keluar"

Aron menganggukkan kepalanya. Ia tersenyum penuh misteri saat pintu ruangannya tertutup sempurna.

                                ☆☆☆

"Kau membawanya".

Pria itu terkekeh sembari menutup pintu.

"Sapaan yang sangat sopan untuk orang tua ini"

"Aku tidak suka basa basi". Ucap Aron bangkit dari kursi kerjanya menuju sofa di ruangan lalu mendaratkan bokongnya disana.

"Setidaknya persilahkan aku duduk"

Aron memutar bola mata malas. "Duduklah"

Pria itu pun mendaratkan bokongnya di sofa yang berseberangan dengan Aron. Ia membuka tas untuk mencari sesuatu yang dari kemarin di minta oleh Aron.

"Bacalah. Aku sudah menyiapkannya serapi mungkin". Pria itu menyerahkan map bewarna maroon pada Aron.

Aron menerima dan langsung membacanya. Mata tajamnya membaca dengan teliti setiap kata yang tertulis disana.

Rapi dan sangat tersusun. Pria di hadapannya ini memang sangat bisa di andalkan.

"Seperti biasa. Good job.. Sam"

Pria itu terkekeh. "25 tahun. Kau tidak seharusnya meragukan cara kerjaku"

Aron mengembalikan map itu di meja. "Wine ?"

"Of course"

"Siapa dia yang membuatmu tergila-gila seperti ini". Ucap Samuel sembari menyesap Wine di gelasnya.

Samuel.. pengacara ternama di  kota ini sekaligus pengacara pribadi keluarga Jefferson. Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia menerima tugas yang menurutnya sangat konyol dan tidak masuk akal.

Setiap kali ia menulis kata demi kata di kertas itu, tawanya tidak pernah surut. Apa-apaan ini. Sangat kekanakan dan bukan Aron sekali. Ingin sekali ia memukul kepala si pemberi tugas, tapi ya apalah Samuel. Lebih baik ia menurut dan karirnya selamat.

"Kau sungguh ingin tahu ?". Aron meletakkan gelasnya.

Samuel menggidikkan bahunya.

"Kau akan terkejut jika mengetahuinya". Ucap Aron memiringkan bibirnya.

My BigBossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang