Love 38

1.9K 70 9
                                    

Brian masih enggan menatap Aron setelah kejadian penyerangannya tadi. Bahkan kini mereka duduk saling berjauhan satu sama lain. Aron yang meringis kesakitan dan Brian yang masih setia memalingkan mukanya.

Roger mendengus, kedua sahabatnya ini sungguh kekanakan. Biasanya setiap ada masalah mereka tak akan bertengkar separah ini tapi cenderung masa bodoh dan membiarkan masalah berlalu begitu saja. Tapi Roger juga menyadari bahwa akar dari permasalahan mereka berbeda. Ini menyangkut satu gadis yang sama-sama di sukai oleh mereka berdua.

'Sial ! Cinta itu begitu merepotkan'. Batin Roger mengumpat.

"Mau sampai kapan kalian seperti ini ?". Tanya Roger jengah.

Sementara mereka yang di tanya hanya diam dan tak ada niat untuk menjawab sama sekali. Aron bahkan semakin memejamkan matanya, entah itu karena ia merasa kesakitan atau memang ia tak mau menjawab. Sementara Brian malah mengalihkan pandangannya pada smartphone nya.

Dan itu membuat Roger begitu sangat kesal. Lebih baik kedua sahabatnya itu saling mengumpat satu sama lain dari pada saling mendiamkan.

Oh ayolah, ini suasana yang sangat tidak mengenakkan.

Karena kesabarannya sudah hilang Roger dengan sengaja mengambil vas bunga dan melemparnya. Vas itu langsung pecah berhamburan, yang otomatis membuat si Tuan rumah mengalihkan pandangannya pada Roger dan menatapnya marah.

Aron pun tak kalah kaget dengan apa yang di perbuat Roger. Matanya terbuka sempurna dan dengan susah payah dia menegakkan tubuhnya.

"Haruskah aku begini supaya kalian mendengarkanku ?". Ucap Roger dengan intonasi nada yang meninggi. "Apa aku harus menghancurkan rumahmu dulu Brian supaya kau bisa memperhatikanku, dan kau Aron haruskah aku menghajarmu juga supaya kau juga bisa sadar hah! Katakan ! Kenapa kalian seperti ini?!"

"Dia yang memulainya!". Ucap Aron.

"Aku !? Jika kau tidak keterlaluan, maka aku tidak akan menghajarmu". Kata Brian tak kalah emosi.

"Haruskah kau bersikap berlebihan seperti itu hah! Harusnya kau dengar kan penjelasanku dulu baru kau bisa menghajarku seenaknya. Auwh!"

"Kau yang bertindak tanpa berfikir, kau itu gila, kau sungguh licik, dick!".

"Apa!? Kau mengatai aku apa hah!"

"CUKUUPP!! CUKUP SEMUANYA!!!"

Roger berteriak penuh emosi yang otomatis membuat Aron dan Brian mengatupkan bibir.

"Kau Aron, perbuatanmu itu sungguh memalukan, pantaskah kau masih bisa di sebut Lelaki hah, kau mengambil ketakutan seseorang untuk mendapatkannya, kau sama saja memanfaatkannya. Apa kau sadar itu.."

"Dan kau Brian, harusnya kau dengarkan dulu penjelasannya tidak harus membabi buta seperti itu tadi. Ingat! Dia itu masih sahabatmu. Bukankah kita harus saling mengerti. Kenapa emosimu menutupi logikamu hari ini hah!"

Aron dan Brian masih sama-sama diam. Aura permusuhan di antara mereka malah semakin kentara dan itu membuat Roger bingung, bagaimana cara agar mereka berdamai kembali.

Roger mendengus. "Saling minta maaflah kalian. Sekarang!".

"Aku tidak mau!"

"Aku tidak mau!"

"Aarrgghhh!! Sial ! Sikap kalian seperti anak umur 5 tahun yang sedang memperebutkan satu mainan.."

"Heh! Jangan samakan Keysa dengan mainan!"

"Jaga ucapanmu!"

"Oh ! Jadi begitu cara kalia bisa berdamai. Haruskah aku panggil Keysa kesini, supaya dia tahu bahwa dia sedang di perebutkan dua makhluk bodoh seperti kalian, begitu!"

My BigBossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang