Love 20

7.3K 172 1
                                    

Nancy menitikkan air matanya. Apa yang di dengarnya barusan adalah murni dari hari Brian ? Apa itu hanya sebersit rasa kasihan padanya ?. Namun mata itu begitu tulus saat mengatakannya. Mata itu tidak ada keraguan sama sekali.

Nancy bergeming. Bolehkah sekarang hatinya menghangat. "Tee..terima kasih Tuan". Hanya itu yang mampu ia ucapkan.

Semuanya terlalu rumit bagi Nancy. Rasa campur aduk masih melingkupi hatinya jujur saja. Tapi rasa takut akan sentuhan pria masih mendominasinya. Namun di balik itu semua ia merasa terharu, masih ada orang yang peduli akan dirinya.

Pria ini--Brian- di depannya menawarkan diri untuk melindunginya. Netra itu menghujam manik hitamnya. Yang Nancy rasa sekarang adalah takut sekaligus bahagia.

"Aku akan kembali ke kantor". Ucap Aron memecah keheningam mereka.

Brian mengalihkan pandangannya sejenak kemudian mengangguk.

"Nancy.. aku kembali dulu, aku akan sering mengunjungimu dan jangan khawatir ada tuan Brian yang akan memamastikanmu baik-baik saja". Kata Keysa sembari memeluk Nancy hangat. Menyalurkan kekuatan bahwa Nancy tidak sendirian.

Bagi Keysa, Nancy adalah teman baru yang baik untuknya. Jadi Keysa berjanji pada dirinya sendiri untuk membantu Nancy dalam kesulitannya.

Nancy mengangguk dengan senyuman tipis.

"Akan ku antar kalian". Ucap Brian.

Brianpun beranjak dari duduknya lalu mengantar Aron dan Keysa keluar.

Dan pemandangan itu lagi. Brian melihat Aron memegangi pinggang Keysa saat menuruni tangga.

'Ada apa sebenarnya ?'

Rasa penasaran itu kembali menguasainya. Mulutnya sudah tidak tahan untuk ia gunakan bertanya.

"Ada apa sebenarnya ?". Tanya Brian seusai melihat mereka berdua-berhasil-menuruni tangga dengan selamat.

"Apa ?". Balas Aron dengan menaikkan sebelah alisnya tinggi-tinggi.

"Kenapa kau selalu menggandeng tangannya. Kalian itu tidak sedang menyebrang".

Keysa reflek melepaskan tautan tangannya pada Aron. Ia melirik Brian yang menatap tajam pada tautan tangan mereka yang baru terlepas.

Aron menyeringai. "Kenapa memangnya. Kau tidak suka ?"

Brian berdecih. "Aku ? Tidak suka ? Kau bermimpi. Lakukan sesukamu".

Brian merasa hatinya teremas oleh perkataannya sendiri. Di mulutnya ia bisa mengatakan seperti itu. Namun kenyataannya Brian sangat tidak menyukai perlakuan Aron yang mengistimewakan Keysa. Walau Aron berdalih bahwa hubungan keduanya sebatas Boss dan Sekretaris, namun Brian yakin mereka lebih dari itu.

"Oh begitu. Baguslah". Ucap Aron acuh tak acuh.

"Emm.. Tuan.. ". Ujar Keysa lirih.

Brian langsung menolehkan pandangannya saat merasa panggilan itu di tujukan padanya. Ia menatap Keysa begitu dalam.

"Ku mohon jagalah Nancy dengan baik. Kurasa saat ini dia sedang membutuhkan seseorang di sampingnya"

Brian masih terdiam. Tatapannya masih sama, walaupun ia sangat mendengar apa yang di katakan oleh Keysa namun ia masih enggan untuk mengalihkan pandangan dan membuka mulutnya.

"Jangan menatapnya seperti itu. Keterdiamanmu kuanggap jawaban 'iya' ". Kata Aron dengan ketus seraya menarik tubuh Keysa untuk merapatkan di tubuhnya.

Brian tergagap. Ia mengalihkan pandangannya untuk menetralkan kegugupannya. Dan juga pemandangan Aron yang merangkul Keysa begitu posesif membuat hatinya sakit. Brian menyadari bahwa sikap Aron yang seperti itu menandakan bahwa memang pria itu tidak suka jika miliknya berusaha di 'Sentuh' orang lain.

My BigBossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang