Gara menyandarkan punggungnya di luar dinding kelas Acha. Baju putih yang dikeluarkan dari celana abu-abu dengan dua kancing atas yang sengaja dia lepaskan, dan hoodie hitam yang dia sampirkan di bahu sebelah kanannya. Membuat aura ketampanannya menguar hingga beberapa siswi yang melewati Gara menjerit histeris. Gara berdecak. Memilih untuk memejamkan matanya.
"Kak Gara!" Acha menepuk lengan Gara hingga membuat Gara tersentak.
Acha menyengir lebar. Melepaskan tas nya dan memberikannya ke Gara. "Bawain tas Acha. Acha pengen ke toilet dulu,"
Gara meraih tas Acha dan menyelempangkan-nya di bahu sebelah kirinya. "Mau gue temenin?"
Acha menggeleng. "Nggak usah. Acha sendiri aja." Setelahnya, Acha berlari menuju kecil menuju toilet.
Gara menghembuskan nafasnya. Diam-diam, dia mengikuti Acha dari belakang. Entah kenapa perasaannya tidak enak setiap membiarkan Acha sendirian.
****
"Hahh akhirnya.." Acha merapikan rok abu-abunya, dan berdiri didepan cermin. Setelah dirasa pas, Acha membalikkan badannya. Tiba-tiba matanya membulat dan sebelah tangannya menutup mulutnya sendiri.
"Cla-Clara?" Pekik Acha tertahan. Clara berdiri didepannya dengan kedua tangan dilipat didepan dada. Gadis itu mengeluarkan smirk nya.
"Kita ketemu lagi, Vennelica,"
Acha meneguk salivanya susah payah. Ia mundur beberapa langkah hingga punggungnya berbenturan dengan dinding.
Clara berjalan mendekat. Hingga ia berdiri tepat didepan Acha. Mengangkat dagu Acha tinggi-tinggi, sehingga kuku tajam Clara meninggalkan jejak cantik di rahang Acha.
Acha meringis saat area lehernya terasa perih. Segumpal air mata sudah menumpuk di kelopak matanya, namun dia tahan. Acha tak ingin terlihat lemah didepan Clara.
"Apa kabar Acha?" Tanya Clara.
"Ba-baik," jawab Acha terbata-bata.
Clara menyeringai. "Tapi kayanya sebentar lagi kata 'baik' itu akan berubah jadi 'buruk' setelah gue ngehancurin muka lo ini." Lontar Clara. Tangannya tak tinggal diam, memberikan goresan indah di sekitar pipi Acha menggunakan kuku-kuku panjangnya. Acha lagi-lagi meringis dan hanya bisa memejamkan matanya.
Harapannya kali ini, semoga Gara datang dan menyelamatkannya dari Clara.
Clara tertawa keras. Lebih tepatnya tertawa mirip seperti psikopat. Ia menekankan kukunya di rahang Acha. Mengangkat wajah Acha yang tadinya menunduk, hingga menatap kearahnya. "Lo nggak pantes dapetin Gara. Gara cuma milik gue!! Nggak ada yang bisa miliki Gara kecuali gue!!" Tekan Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha Milik Gara [End]
Teen Fiction[PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Udah berani nakal ya lo!" Gara memelototkan matanya. Acha meneguk salivanya susah payah dan nyengir. "Hehe, e-enggak lagi kok. Suer deh," Melihat tampang Gara yang begitu menyeramkan, mampu membu...