4 - Possessive

123K 11.3K 915
                                    

PART DI PRIVAT ACAK, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]

Tap : cloddyxyn

Follow instagram biar nggak ketinggalan info :
@cloddyxy.n
@coretancloddy

INI PARTNYA JAUH BEDA DARI PART SEBELUMNYA, JADI MOHON UNTUK SPAM KOMENNYA YA😭🗿

A/N : Sebelum baca jangan lupa vote dan komen disetiap paragrafnya ya! Mohon tidak membawa cerita orang lain kedalam lapak ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N : Sebelum baca jangan lupa vote dan komen disetiap paragrafnya ya! Mohon tidak membawa cerita orang lain kedalam lapak ini. Semoga suka dan happy reading 🗿

****

Jika saja membunuh orang tidak dosa, maka Gara akan melakukannya. Tapi orang didepannya ini adalah Vennelica Gianino, gadis yang menjabat sebagai pacarnya. Melihatnya saja membuat Gara harus berpikir beribu-ribu kali untuk membunuh gadis menggemaskan itu.

"Kak Gara nggak boleh pergi, titik nggak pakai pager!"

Acha sedari tadi melarang Gara yang ingin pergi keluar bersama teman-temannya. Dengan cara duduk dipangkuan Gara dengan kedua tangan melingkar pada leher lelaki itu.

Gara mengusap wajahnya kasar. "Please nggak usah bikin gue emosi sekali aja bisa nggak sih? Gue keluar sebentar, nggak sampai sejam balik lagi."

Acha menggeleng kuat. "Dibilangin enggak ya enggak usah pergi! Bandel banget,"

"Heh astagfirullah, lo yang bandel bocah!" Gara menoyor pelan kepala Acha saking kesalnya.

"Emang dasarnya kak Gara yang nggak sadar diri!" Acha mengeratkan pegangannya pada leher Gara. Membuat lelaki dengan balutan jaket kulit berwarna cokelat dengan celana jins sobek di bagian lututnya itu serasa di cekek.

"Serah lo lah. Capek gue," Gara berdiri. Otomatis badan Acha juga ikut terbawa. Acha hampir saja jatuh apabila tidak segera melingkarkan kedua kakinya di pinggang Gara.

Gara berjalan menuju dapur dan mengambil segelas air. Ia tidak memedulikan perkataan Acha yang mengomel akibat badan gadis itu perlahan merosot kebawah karena lelaki itu tidak menahan badannya.

"Jatuh sukurin."

Gara meletakkan gelasnya diatas meja. "Akkhh anjir leher gue," pekik Gara saat Acha mencekik lehernya dengan sangat kuat.

"Nyebelin sih. Acha jadi gemes pengen bunuh!" Acha turun dari badan Gara. Merapikan rambutnya dan berjalan dengan santai ke ruang tamu. Mendudukkan dirinya di sofa.

Tadi sepulang sekolah Acha minta ikut dengannya ke apartemen. Dengan alasan bosan dirumah. Awalnya Vania-mami Acha-menolaknya. Pasalnya sudah beberapa hari ini Acha selalu menginap di apartemen Gara. Wanita paruh baya itu takut nantinya Acha merepotkan Gara. Gara yang tidak merasa direpotkan sama sekali, justru mengatakan bahwa ia tidak keberatan dengan kehadiran Acha. Justru ia sangat senang gadis itu selalu menemani dirinya yang memang tinggal seorang diri di apartemen.

Acha Milik Gara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang