"Gendonggg,"
"Nggak!"
"Ih gendongg,"
"Punya kaki 'kan?"
"Gendongggg,"
"Jalan sendiri,"
"Gendongg,"
"Ck, berisik lo!"
Acha mengerucutkan bibirnya. "Pelit!" Gas Acha. Meringsut turun dari kasur dengan kaki yang dihentak-hentakkan.
"Aaa Acha terbang," teriaknya saat kakinya sudah tak lagi menapak lantai.
Gara menutup sebelah telinganya. "Nggak usah teriak, suara lo cempreng," ledek Gara.
Acha yang berada di gendongan Gara, mengayunkan kakinya kedepan. Menendang paha Gara. "Bacot!"
"Heh," Gara menurunkan Acha. "Ngomong apa barusan?"
Acha mengerjap lucu. "Ngomong apa? Aww,"
Gara menyentil bibir Acha pelan. "Tau dari mana?"
Acha mengusap bibirnya. "Kak Gara suka ngomong gitu."
"Nggak boleh ngomong gitu lagi,"
"Kak Gara juga nggak boleh ngomong kasar."
Gara memutar bola mata. Mana bisa dia berhenti berbicara kasar, setiap hari ada aja orang yang membuatnya emosi.
"Gendong lagi," Acha menjulurkan kedua tangannya tak lupa dengan puppy eyes nya.
Dengan hembusan nafas panjang, Gara kembali mengangkat tubuh Acha. Melingkarkan kedua kaki gadis itu ke pinggangnya.
"Ayo kebawah, Acha udah laper,"
"Iya bawel. Sabar napa,"
Gara membawa Acha ke luar kamar. Menuruni satu persatu anak tangga.
"Jangan digituin telinga gue," protes Gara. Sedari tadi Acha memain-mainkan telinganya, membuat Gara sedikit... ah sudahlah.
"Ih kenapa sih? Lucu tau, kenyel kenyel gimana gitu,"
"Apanya yang kenyel-kenyel?" Tanya Gara ambigu.
"Telinga kak Gara ih,"
"Oo kirain anu lo,"
Acha menatap wajah Gara. "Anu? Apa sih Acha nggak paham,"
"Ya iyalah nggak paham, otak lo cuma segede bola pingpong,"
Bugh
"Nggak jelas ih,"
Gara menulikan pendengarannya. Membiarkan Acha ngedumel sendiri.
"Dah turun," suruh Gara saat mereka sudah berada di meja makan. Suasana rumah Acha sepi, karna Vania dan Reynald mengantarkan Aby ke bandara. Sedangkan Ariel, cowo itu entah pergi kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha Milik Gara [End]
Teen Fiction[PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Udah berani nakal ya lo!" Gara memelototkan matanya. Acha meneguk salivanya susah payah dan nyengir. "Hehe, e-enggak lagi kok. Suer deh," Melihat tampang Gara yang begitu menyeramkan, mampu membu...