Tok tok tok
Ceklek
Acha melebarkan senyumnya saat Gara muncul dari balik pintu. Disampingnya ada Aby yang bersandar pada dinding dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana.
Gara menatap Aby sekilas dengan raut wajah datarnya. "Ngapain?" Tanya Gara dingin.
Acha menubruk badan Gara. Melingkarkan kedua tangannya di leher lelaki itu. "Kak Gara kemana aja? Acha teleponin kenapa nggak diangkat-angkat?" Tanya Acha. Ia mengerucutkan bibirnya kesal.
"Baterai habis,"
"Nggak bisa dicas?"
"Mager,"
Acha melepaskan pelukannya. Menatap Gara sebal. "Kebiasaan banget sih kak,"
Gara memutar bola mata. Tatapannya menuju kearah Aby. Aby pun menyengir lebar. "Gue Aby. Kakak sepupu Acha,"
"Oh," jawab Gara singkat.
"Gue cowok yang manggil Acha baby, trus lo blok btw,"
Gara membulatkan matanya. Sedikit terkejut dengan pengakuan Aby. Ternyata nomor yang dia blokir tadi adalah nomor kakak sepupu Acha. Oh my God! Jadi tadi Gara hanya salah paham?
Gara dengan cepat menarik tangan Acha masuk kedalam apartemen. Menutup pintu apartemen dan menguncinya. Tanpa menyuruh Aby masuk terlebih dahulu.
"Woy gue ketinggalan!!" Teriak Aby dari luar. Gara membiarkan teriakan Aby yang minta di bukakan pintu hingga suara itu hilang dan tak terdengar lagi. Mungkin saja Aby lelah dan memutuskan pulang ke rumah.
Gara membawa Acha duduk di sofa ruang tamu. Ia menatap Acha yang tengah memasang wajah sebal. Bisa dipastikan Acha marah besar karna dia tidak mengangkat teleponnya. Sebenarnya baterai handphone Gara masih ada, hanya saja dia mematikan ponselnya agar tak ada yang bisa menghubunginya. Termasuk Acha. Karena tadi dia lagi mode ngambek, dan ternyata semuanya hanya kesalahpahaman semata. Syukurlah, jadi Gara tidak susah-susah menyuruh Acha menjelaskan semuanya karna pertanyaannya sudah terjawab dengan kehadiran Aby tadi.
"Udahan dong ngambeknya." Gara mencoel-coel pipi Acha menggunakan jari telunjuknya.
Acha mendengus. Menyingkirkan jari Gara dari pipinya. Menghadap ke Gara, masih dengan wajah sebalnya. "Kak Gara tau nggak Acha khawatir karna kak Gara nggak ngangkat telepon Acha. Acha bahkan udah nelponin kak Gara berkali-kali, ngirimin kak Gara pesan beribu-ribu, tapi tetep aja nggak diangkat. Kak Gara bisa nggak sih sekali aja eng-"
Cup
Gara mengecup bibir Acha singkat. Otomatis Acha menghentikan omelannya. Berganti dengan kedua pipinya yang bersemu merah.
"Udah ngomelnya?" Tanya Gara.
Acha menundukkan kepalanya malu.
"Udah belum?" Tanya Gara sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha Milik Gara [End]
Novela Juvenil[PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Udah berani nakal ya lo!" Gara memelototkan matanya. Acha meneguk salivanya susah payah dan nyengir. "Hehe, e-enggak lagi kok. Suer deh," Melihat tampang Gara yang begitu menyeramkan, mampu membu...