Acha mengeliat manja di kasurnya. Sinar matahari pagi mulai mengusik tidurnya. Padahal mimpinya baru aja akan berganti.
Acha menguap. Menyingkap selimutnya. Duduk di sisi ranjang. Tangannya terulur mengambil ponsel yang berada di nakas.
Matanya membulat saat jarum jam menunjukkan pukul 09.03. Itu artinya dia terlambat?
"AAAAAAAAAA ACHA TELATTTTT!!!!"
Acha segera berlari kebawah. Menyalahkan siapa saja yang ada dirumah karna tidak membangunkannya.
"Mami, papi!!" Teriak Acha diujung tangga. Bibirnya melengkung kebawah, pertanda sebentar lagi akan menangis.
Vania dan Reynald menoleh. "Kenapa sayang?"
"Kenapa nggak bangunin Acha? Lihat nih udah jam berapa!" Acha memperlihatkan ponselnya.
Vania dan Reynald saling pandang. "Bukannya sekarang hari minggu? Kamu sekolah?" Tanya Vania bingung.
Acha melongo, hari minggu? Kenapa dia baru sadar??
Acha terduduk lemas di tangga bagian bawah. Menguap untuk kesekian kalinya. "Acha lupa," ucapnya cengegesan.
Vania dan Reynald menggelengkan kepalanya. Kembali keaktifitas mereka masing-masing.
"Tipis manis ku coba ramas-ramas, elus-elus. Pegang di pinggang iko main iris gemes-gemes~" Ariel berjalan dari dapur sambil bernyanyi. Dia berjalan menuju ruang tamu, dan memakan camilan yang ada ditangannya.
"Ambigu banget nyanyian kamu Riel," sahut Reynald dari balik korannya.
Ariel menoleh. "Papi kaya nggak tau anak muda aja." Jawabnya kemudian nyengir.
Reynald meletakkan korannya. "Gini-gini papi pernah muda, tapi nggak kaya kamu tuh."
Ariel memakan keripik kentangnya terlebih dahulu sebelum menjawab. "Alah ngaku aja kali pi. Ini juga Ariel tau lagunya dari tiktok. So, nggak masalah kan?"
"Nggak masalah gimana? Arti lagunya bikin papi pengen cekek kamu tau nggak?! Masih kecil udah tau gitu-gituan," Reynald berdecak sambil geleng-geleng kepala.
"Arti lagunya emang apa pi?" Tanya Acha yang sedari tadi menyimak obrolan papi dan kakaknya.
Reynald dan Ariel saling tatap. Meringis kecil. "Oh itu artinya-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha Milik Gara [End]
Teen Fiction[PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Udah berani nakal ya lo!" Gara memelototkan matanya. Acha meneguk salivanya susah payah dan nyengir. "Hehe, e-enggak lagi kok. Suer deh," Melihat tampang Gara yang begitu menyeramkan, mampu membu...