24 - Bali

41.4K 4.5K 526
                                    


Acha menggeret kopernya keluar kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acha menggeret kopernya keluar kamar. Dua koper besar-besar membuatnya kewalahan.

"Aishh kak Gara mana lagi," Acha meletakkan kopernya sebentar.

"Kak Gara!!" Acha melambaikan tangannya saat dilihatnya Gara baru saja masuk kedalam rumahnya.

Gara menengadah kepalanya keatas. Matanya menyipit saat dilihatnya Acha dengan senyum sumringah menyuruhnya naik keatas. Tanpa mengulur banyak waktu, Gara naik kelantai atas, menghampiri Acha.

"Ngapain?"

"Bantuin Acha bawa kopernya kebawah."

Gara mengedarkan pandangannya ke belakang Acha. Dua koper besar membuat Gara menghela nafas berat. "Ngapain bawa koper banyak-banyak? Lo mau liburan atau pindahan?"

Acha mengerucutkan bibirnya. Memperbaiki letak kacamatanya. "Ishh kak Gara kaya nggak tau fashion aja. Kita mau ke Bali kak, masa cuma bawa satu koper?"

Gara menggeleng-gelengkan kepalanya. Bisa-bisanya liburan membawa dua buah koper. Besar-besar lagi. Gimana cara bawanya coba.

"Bawa satu koper aja. Yang satunya tinggalin,"

Acha mendengus. "Kak.." rengek Acha. "Bawa dua koper aja ya?"

Gara menggeleng. "Nggak!"

Acha menekuk wajahnya. "Kak Gara nyebelin!" Kesal Acha. Berjalan kebawah dengan kaki yang sedikit di hentak-hentakkan.

Gara mengurut dadanya. "Sabar gue.." setelahnya membawa kedua koper Acha kebawah. Daripada Acha ngamuk? Gara belum siap kena pukulan beribu-ribu kali dari bocah 15 tahun itu.

-oOo-

"Hallo kak Stefan, kak Deon, kak Liam dan.." perkataan Acha mengantung saat telunjuknya mengenai seorang perempuan yang tidak dikenalnya. Acha menyipitkan matanya dan berjalan mendekat. "Hai, Acha. Kakak siapa?" Tanya Acha.

Perempuan itu tersenyum. "Aurel," balas Aurel dengan senyum manisnya.

Acha membulatkan mulutnya, "Pacar siapa?"

Aurel gelagapan. Menghadapkan pandangannya ke tiga pemuda yang juga menatapnya bingung. "Aku...tem-"

"Hai sayang," perkataan Aurel terputus saat tiba-tiba Ariel merangkul pundaknya dengan senyum sumringah.

Acha Milik Gara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang