"Gar, lo janjikan nggak bakal ninggalin gue?"
"Lo tau nggak, lo adalah cowo terbaik yang pernah ada."
"Pacar lo?"
"Kenapa nggak bilang kalau lo punya pacar?"
"Gue suka lo Gara,"
"Maafin gue, lo harus denger penjelasan gue dulu."
"Gue benci Acha. Gue nggak suka lo ngasih perhatian lebih ke cewe itu."
"Dia cewe gue! Lo nggak ada hak untuk ngelarang gue!"
"Tapi gue suka lo Gara,"
"Oke, kalau lo nggak mau Acha mati, biar gue yang mati!"
"Gue lebih baik mati daripada harus ngelihat lo sama cewe lain."
"Kak Gara.. Acha mohon. Tolongin Clara,"
"Biar dia nentuin pilihannya,"
"CLARAAA...!"
Gara terbangun dengan keringat yang membasahi hampir seluruh wajahnya. Ia menghembuskan nafasnya sebelum akhirnya mendudukkan tubuhnya di atas kasur. Dilihatnya jam yang berada di nakas. Baru jam 03.00. Ini sudah kesekian kalinya dia terbangun sepagi ini hanya karna sebuah mimpi yang Gara pun tak mau mengingat-ingat mimpi itu.
Gara mengusap wajahnya kasar. Ia berjalan menuju kamar mandi. Membasuh wajahnya menggunakan air. Melihat pantulan wajahnya di cermin. Setelahnya menghembuskan nafas gusar.
Mengapa hidupnya menjadi seribet ini? Apakah mencintai Acha adalah suatu kesalahan? Gara pun tak mengerti. Dia hanya menjalaninya walau sedikit terbayang akan masa lalu. Clara. Gadis itu selalu saja melintas di pikirannya. Padahal Gara sama sekali tak menginginkannya. Gara sudah bahagia dengan hidupnya sekarang. Acha adalah gadis yang berhasil masuk kedalam kehidupannya dan memberikan berbagai macam warna yang semula hanya berwarna abu-abu.
Gara berjalan kembali menuju kasur. Tangannya terulur mengambil ponselnya yang berada di nakas. Berbagai macam pesan masuk, namun tak ada satupun yang Gara lihat kecuali pesan dari satu orang. Siapa lagi kalau bukan Acha. Gadis itu mengiriminya berpuluh-puluh pesan. Gara menekan pesan itu. Membaca satu persatu.
Achantik
Kak Gara
19.21Yuhuuu
19.21
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha Milik Gara [End]
Teen Fiction[PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Udah berani nakal ya lo!" Gara memelototkan matanya. Acha meneguk salivanya susah payah dan nyengir. "Hehe, e-enggak lagi kok. Suer deh," Melihat tampang Gara yang begitu menyeramkan, mampu membu...