"Beneran nggak bisa dihubungi sama sekali tan?" Tanya Ariel.
Clarissa menggeleng dengan raut wajah cemas. "Tante udah hubungi dia berkali-kali. Tetap nggak bisa," lirih Clarissa.
Ariel beralih menatap ke Liam yang tengah mengotak-atik ponselnya. "Gimana Yam?" Tanya Ariel.
Liam menoleh, menggeleng pelan. "Nggak aktif nomornya,"
Clarissa menangkupkan wajahnya menggunakan kedua tangan. Beberapa pikiran negatif mulai bermunculan di pikirannya.
Drrttt drrtt
Liam merogoh saku celananya yang bergetar. Menggeser tombol hijau kesamping sebelum akhirnya mengucapkan kata 'halo'.
Mata Liam membola, mencuri-curi pandang ke Clarissa yang juga menatapnya penuh rasa khawatir. Liam mengangguk, segera dia mematikan sambungan teleponnya.
"Gimana?" Tanya Ariel. Cowo itu begitu penasaran dengan pembicaraan Liam dengan Deon barusan.
Liam bergumam sebentar. "Itu tante...emm..Gara.."
"Gara kenapa Liam?! Ayo kasih tau tante," desak Clarissa. Mengoyang-goyangkan lengan Liam berkali-kali.
Liam mengaruk tengkuknya yang tidak gatal. Beralih menatap Ariel yang juga tampak kebingungan. "Gara..Gara kecelakaan tante,"
Tangis Clarissa pecah saat itu juga. Badannya hampir ambruk kalau saja, Ariel tidak segera menangkap tubuh wanita itu. Clarissa terisak, menutup mulutnya menggunakan tangan.
"Sekarang dia dimana?" Tanya Ariel.
"Dirumah sakit-"
"Ada apa ini?" Tanya Bara yang baru saja pulang dari kantornya. Meletakkan tas hitamnya diatas sofa, dan mengusap kedua bahu istrinya yang tampak bergetar.
Kedua bola matanya beralih ke arah Liam dan Ariel yang tampak bungkam. Raut wajah Bara, menandakan bahwa lelaki paruh baya itu tampak menagih penjelasan dari mereka berdua.
Ariel menyenggol lengan Liam. Begitu sebaliknya. Mereka sama-sama takut untuk membicarakan hal yang sebenarnya. Masalahnya, raut wajah Bara cukup membuat nyali mereka kicep. Serem euy!
"Liam, Ariel. Ada apa?" Tanya Bara.
Ariel menyenggol lengan Liam. Mengerakkan sedikit dagunya, mengisyaratkan bahwa Liam lah yang harus menjelaskan semuanya. Liam menghela nafas.
"Gara kecelakaan om. Sekarang dia lagi dirumah sakit permata indah,"
Bara membulatkan kedua matanya. "Kenapa bisa?!" Sentaknya. Membuat Liam dan Ariel tersentak kaget.
"A-anu om, itu.."
"Pa, ayo kita kerumah sakit. Mama mau liat kondisi Gara," lirih Clarissa memohon. Bara menghadap wajah istrinya yang berada didekapannya. Kemudian beralih kepada kedua pemuda yang tambah menghela nafas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha Milik Gara [End]
Teen Fiction[PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Udah berani nakal ya lo!" Gara memelototkan matanya. Acha meneguk salivanya susah payah dan nyengir. "Hehe, e-enggak lagi kok. Suer deh," Melihat tampang Gara yang begitu menyeramkan, mampu membu...