"Kak Gara Acha mau duduk disana,"
Gara menatap Acha sebentar, setelahnya kembali memfokuskan pandangannya pada seorang gadis yang bernama Cindy, yang tadinya minta diajari materi yang kurang di mengerti.
Acha yang merasa diacuhkan mengerucutkan bibirnya. Memang, sedari tadi sifat Gara berubah 180° dari biasanya. Cuek, dingin, ketus. Acha kurang tau penyebabnya apa, padahal kemaren Gara masih seperti biasa.
"Kak Gara nggak jawab pertanyaan Acha cuma gara-gara cewe ini?!" Acha menunjuk Cindy menggunakan jari telunjuk. Matanya berkaca-kaca. Tega sekali Gara mengacuhkannya demi seorang cewe cupu yang Acha sendiri tidak tau maksud cewe itu apa mendekati Gara.
Gara menulikan pendengarannya. "Gimana? Udah ngerti belum?" Tanya Gara pada Cindy. Bukannya menjawab pertanyaan Acha, Gara malah bertanya pada Cindy yang tampak sedikit tidak enak berada ditengah-tengah Gara dan Acha.
Cindy mengangguk. Sebenarnya dia sama sekali belum mengerti, namun setelah melihat pertikaian antara Acha dan Gara, membuatnya ingin cepat-cepat pergi. "U-udah paham kok. Makasih ya kak,"
Gara mengangguk. Cindy dengan cepat membereskan alat tulisnya dan pamit untuk pergi.
Acha menatap Cindy tajam. Seolah memberikan isyarat jangan deket-deket pacar Acha! Cindy yang paham pun menundukkan kepalanya. Segera dia berlari keluar kelas.
Gara mendengus malas. Diambilnya earphone yang berada didalam saku celana dan menyumpal kedua telinganya.
Acha duduk didepan Gara. Tepat di tempat yang tadi Cindy duduki. "Kak Gara kenapa cuekin Acha?" Tanya Acha. Matanya menatap Gara yang tampak acuh saja tanpa menghiraukan keberadaannya.
"Kak Gara!!" Acha memegang tangan Gara. Gara menoleh sebentar, menarik tangannya dan beranjak dari kursi.
Sakit. Itulah yang dirasakan Acha saat ini. Hatinya sakit saat Gara bersikap cuek seolah Acha adalah seorang yang tak berguna. Lihat saja, sudah beberapa kali Acha memanggil cowo itu, namun tak ada satupun dari panggilannya di hiraukan. Sebenarnya Gara ini kenapa sih?!
Acha mengusap air mata yang menetes di sebelah pipi chubby nya. Beranjak, mengejar Gara yang mulai hilang dari penglihatannya.
"Kak Gara tungguin Acha!! Kak Gara!!"
Brak
"Auh," Acha terjatuh dengan posisi tangan tergores oleh lantai.
"Sa-sakit hiks.." Acha meniup-meniup telapak tangannya yang berdarah. Belum lagi lututnya yang sedikit tergores dan mengeluarkan darah yang lumayan. Untung saja koridor sepi, karna para murid lagi berada di kantin.
Acha menatap nanar punggung Gara yang perlahan berjalan menjauh. Tak menghiraukan panggilan Acha. Bahkan cowo itu tak berniat sedikit pun membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha Milik Gara [End]
Ficção Adolescente[PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Udah berani nakal ya lo!" Gara memelototkan matanya. Acha meneguk salivanya susah payah dan nyengir. "Hehe, e-enggak lagi kok. Suer deh," Melihat tampang Gara yang begitu menyeramkan, mampu membu...