Tak terasa, 4 tahun sudah berlalu. Acha semakin cantik dengan rambut pendeknya dan sebuah kacamata bulat melekat manis di batang hidungnya. Ditambah poni yang membuatnya terlihat semakin menggemaskan.
Acha, gadis cengeng dan suka merengek itu sudah menginjak umur 19 tahun. Yang artinya, kini ia tengah menjadi mahasiswi semester 2 di PTN ternama di Indonesia. Acha memilih untuk melanjutkan kuliahnya di Indonesia saja, bukan berarti ia tidak mampu untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Hanya saja, Acha masih sedikit mengandalkan orang tuanya untuk mengurus keperluannya. Jadi untuk berpisah itu rasanya cukup sulit.
Acha sempat punya rencana untuk melanjutkan pendidikannya di Amerika, namun rencananya ditentang keras oleh Ariel-kakak laki-laki Acha. Ariel melarang nya bukan tanpa sebab, walau disana Acha mempunyai Gara yang over protective kepada gadis itu, namun tetap saja. Acha adalah adik perempuan satu-satunya yang ia punya. Kalau terjadi apa-apa kepada Acha, ia tidak akan tau karna jarak dan perbedaan waktu Indonesia-Amerika sangat jauh. Ariel juga tau Acha tidak akan bisa berjauhan dengan orang tuanya lebih dari 2 hari. Dan masih banyak lagi alasan yang mengharuskan gadis itu melanjutkan pendidikannya di Indonesia saja.
Ngomong-ngomong soal Gara, lelaki itu sebentar lagi akan menyelesaikan pendidikannya dan kembali ke tanah air. Sejauh ini, hubungan Gara dan Acha terpantau lancar. Walau terkadang sering ada cekcok yang membuat keduanya bertengkar, tapi itu adalah hal biasa dalam satu hubungan. Paling bertengkar sehari dua hari, dan setelah itu kembali berbaikan.
4 tahun menjalin hubungan jarak jauh, banyak hal yang berubah dari keduanya. Gara, lelaki itu semakin hari semakin tampan dan semakin menjengkelkan. Sekiranya itulah yang bisa Acha simpulkan untuk lelaki itu. Contoh saja sekarang, dibalik layar laptop, Gara tertawa puas karna berhasil membuat kedua pipi Acha memanas. Lelaki itu membuat Acha terbang setinggi-tinggi dan dibuatnya jatuh dalam waktu bersamaan.
"Ketawa lagi Acha matiin video call nya." Kesal Acha seraya melipat kedua tangannya didepan dada. Lantas hal itu membuat tawa Gara padam dan menatap layar persegi itu dengan sedikit meringis.
"Maaf sayang."
Acha berdecih. "Au deh, nyebelin banget." Acha mengerucutkan bibirnya, tangan mungilnya meraih handphonenya dan berusaha sibuk dengan dunianya sendiri tanpa menghiraukan Gara.
"Hp nya taroh dulu, katanya kangen." Protes Gara menopang dagunya menggunakan sebelah tangannya dengan kedua bola mata menatap gadisnya dari balik layar laptop.
Acha tak menghiraukan protesan Gara, gadis itu sibuk meng-scroll beranda instagramnya dan mencoba hanyut dalam aktivitasnya sendiri.
"Sayang, dengerin gak?"
Acha masih tak menjawab.
"Ya Allah sayang!" Rengek Gara. Acha menoleh kelayar laptop yang menampilkan wajah cemberut kekasihnya, ia terkekeh pelan.
"Apa sih. Gak usah panggil-panggil deh."
"Makanya taroh hp nya. Mau liat cantiknya aku yang kehalang layar hp."
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha Milik Gara [End]
Teen Fiction[PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Udah berani nakal ya lo!" Gara memelototkan matanya. Acha meneguk salivanya susah payah dan nyengir. "Hehe, e-enggak lagi kok. Suer deh," Melihat tampang Gara yang begitu menyeramkan, mampu membu...