"Lo harus mati sialan!" Clara menodongkan sebuah pisau kearah Acha. Ia berjalan mendekat dengan senyum miringnya. Niatnya untuk menghabisi Acha sebentar lagi akan terwujud.
Acha menggelengkan kepalanya. Tangannya bergetar hebat. Tolong, siapa saja bilang ini hanya mimpi. Acha mundur saat Clara berusaha ingin mendekatinya. Hingga punggungnya berbenturan dengan dinding.
"Clar-Clara.. ja-jangan maju, A-Acha.." ucap Acha terbata-bata. Meneguk salivanya susah payah.
Clara mendekat, mengunci tubuh Acha dengan kedua tangannya. "Lo nggak bakalan selamat, jalang!"
Setetes air mata turun dari pelupuk matanya. "Salah Acha ap-apa?" Tanyanya terbata-bata.
"Lo udah ngerebut semuanya! Perhatian Gara yang awalnya untuk gue, sekarang berpindah ke elo! Gara-gara lo, persahabatan gue sama Gara hancur!! Dan gara-gara lo, Gara jadi nggak punya waktu buat gue. Semua itu gara-gara lo!!!" Teriak Clara tepat didepan wajah Acha. Matanya memerah, rahangnya mengeras.
Acha tersentak. "A-Acha nggak berniat untuk ngehancurin persahabatan Clara sama kak Gara, Acha nggak-"
"Bacot!!" Potong Clara. Pisau yang ada ditangannya perlahan ia arahkan ke Acha. Sebentar lagi akan berakhir. Gara akan menjadi miliknya.
"Selamat tinggal Vennelica." Clara tersenyum miring.
Acha hanya bisa memejamkan matanya saat ujung pisau menyentuh permukaan kulitnya.
Bugh
Brak
"Argg," pisau yang berada di genggamannya terlempar begitu saja akibat tendangan yang berasal dari belakang. Badannya pun ikut terhempas.
"Ca,"
"Kak Gara!!" Acha berlari menubruk badan Gara. Memeluk lelaki itu erat. Doanya terkabulkan. Seorang lelaki yang dicintainya menyelamatkannya dari seorang wanita iblis yang baru saja ingin membunuhnya.
Gara mengelus rambut Acha. "Ada yang sakit?" Tanya Gara melepaskan pelukannya. Acha menggeleng kuat.
Gara tersenyum. "Lo kesana dulu, biar gue yang urus."
"Tap-tapi kak, Clara.." Gara menempelkan jari telunjuknya ke bibir Acha. Berusaha menyakinkan gadis itu kalau semuanya akan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha Milik Gara [End]
Teen Fiction[PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Udah berani nakal ya lo!" Gara memelototkan matanya. Acha meneguk salivanya susah payah dan nyengir. "Hehe, e-enggak lagi kok. Suer deh," Melihat tampang Gara yang begitu menyeramkan, mampu membu...