Acha mengeliat ditempat tidurnya. Menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya dan duduk diatas tempat tidur. Hari ini, Gara mengajaknya lari pagi. Awalnya Acha menolak, pasalnya dia tidak yakin, apakah ia bisa bangun pagi atau tidak. Mengingat, Acha yang selalu bangun pada pukul 10 pagi setiap hari libur.
Acha menguap. Dilihatnya sebuah jam weker yang berada di nakas. Sudah pukul setengah enam pagi. Hanya tersisa setengah jam lagi untuknya berberes-beres. Padahal sebelum tidur, ia menyetel alarm pukul 5 pagi. Tadinya sempat berbunyi, karna Acha masih terlalu ngantuk, akhirnya dia mengundur waktu bangunnya menjadi jam setengah enam.
Acha berdiri, berjalan menuju kamar mandi dengan langkah gontai.
Setelah 15 menit berlalu, Acha keluar dari kamar mandi. Kebiasaannya kalau sudah berada dikamar mandi, bukan langsung gosok gigi, malah melamun didepan kaca.
Acha menyisir rambutnya dan mengikatnya berbentuk kucir kuda. Acha berjalan menuju lemari, mengambil baju joging berwarna pink dengan celana berwarna senada.
Setelah siap dengan pakaiannya, Acha berjalan keluar kamar. Menuruni satu-persatu anak tangga.
Dilihatnya kedua orang tuanya yang asik menonton televisi di ruang keluarga. Acha segera menghampiri keduanya untuk berpamitan.
"Mi, pi," panggil Acha saat dirinya sudah berada didepan Vania dan Reynald.
Keduanya lantas menoleh dengan kening berkerut. Tak biasanya Acha bangun sepagi ini saat hari libur.
"Loh, tumbenan kamu bangun pagi. Udah rapi lagi, mau kemana?" Tanya Reynald.
Acha duduk didepan kedua orang tuanya. "Acha mau jalan pagi,"
"Sama siapa?" Kini, giliran Vania yang bertanya.
"Kak Gara,"
Vania membulatkan mulutnya. "Udah didepan?"
"Nggak tau, mungkin udah. Ini aja Acha telat 5 menit,"
"Samperin gih, nggak baik anak cowo nunggu lama-lama. Didepan rumah lagi," saran Reynald.
Acha mengangguk. Beranjak dari tempat duduknya dan menyalami punggung tangan orang tuanya secara bergantian. "Acha pergi dulu."
Reynald dan Vania mengangguk bersamaan.
"Hati-hati, jangan sampai kesasar."
"Iya papi,"
"Jangan jauh-jauh dari Gara,"
"Iya mami sayang,"
Acha mendengus. Orang tuanya selalu menganggapnya seperti anak kecil. Padahal umurnya sudah beranjak 16 tahun.
Acha berjalan keluar rumah. Menghampiri Gara yang mungkin sudah menunggu lama diluar rumahnya.
"Kak Gara!!" Acha melambaikan tangannya sembari berlari kecil kearah Gara. Gara pun balas melambaikan tangannya, tersenyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha Milik Gara [End]
Teen Fiction[PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Udah berani nakal ya lo!" Gara memelototkan matanya. Acha meneguk salivanya susah payah dan nyengir. "Hehe, e-enggak lagi kok. Suer deh," Melihat tampang Gara yang begitu menyeramkan, mampu membu...