-Gerald's Affair- New York City

29.9K 1K 22
                                    

Budayakan vote sebelum membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Budayakan vote sebelum membaca

***

New York

Allura menginjakkan kakinya di kota New York, kota dengan gedung-gedung tinggi. Ia mengedarkan pandangannya kesana kemari, matanya melebar takjub akan apa yang sedang ia lihat. Gedung bertingkat yang menjulang tinggi, mobil-mobil mewah yang berlalu lalang, orang-orang yang berjalan dengan dengan pakaian mahal dan jas mewah. Ia sangat takjub karena selama ini, ia hanya hidup disebuah desa terpencil di Amerika, desa yang dipenuhi dengan rumah yang sangat kecil dan kumuh.

Laut sangatlah luas, tapi sayang selama ini ia hidup didalam aquarium yang sangat kecil dan jarang dibersihkan. Itulah perumpamaan kehidupannya, dunia sangat luas tapi ia terjebak di sebuah desa terpencil yang jauh dari kehidupan kota.

Setelah merasa takjub dengan apa yang ia lihat, ia merogoh tas besarnya dan mengambil secarik kertas bertuliskan alamat. Ia berjalan sambil melambaikan tangannya untuk memberhentikan taksi dan sebuah taksi berhenti dihadapannya, ia membuka pintu belakang taksi itu lalu duduk dengan nyaman dan tanpa basa-basi ia langsung menyebutkan alamat tujuannya dan dengan kaget supir taksi itu langsung mengangguk paham.

Taksi itu berjalan melewati sebuah mall yang sangat besar, ia melihat segerombol wanita yang membawa paperbag berlogo Gucci, LV, dan merk-merk ternama lainnya. Ia tertawa renyah saat membayangkan kapan ia bisa membeli barang mahal seperti itu karena sudah pasti jawabannya adalah tidak akan pernah, karena ia hanyalah gadis miskin.

Setelah 30 menit taksi itu berjalan, akhirnya mereka berhenti di depan sebuah mansion yang sangat mewah dengan sebuah post satpam yang berjarak 100 meter dari mansion itu. Ia memperhatikan pos itu dengan baik dan menurutnya jika dibandingkan dengan mansion besar yang berdiri kokoh dihadapannya, rumahnya di desa hanyalah sebesar pos satpam itu.

Allura membayar ongkos dan segera keluar dari taksi itu, ia berjalan menghampiri pos satpam yang ada didepan mansion tersebut. Kedatangannya disambut oleh seorang satpam bername tag connor, satpam itu lalu menekan sebuah tombol yang berada di samping sebuah layar berukuran ponsel yang menempel di dinding. Satpam itu berkata bahwa ada seorang perempuan yang bertamu sambil memperhatikannya dari atas sampai bawah "Siapa namamu? dan ada keperluan apa kau kesini?". tanya satpam mengintrogasi.

Allura tersenyum "Aku Allura, aku mengantar pesanan seragam untuk 20 pelayan yang dipesan Nyonya Maria tempo hari". jawab Allura sambil menyodorkan secarik kertas alamat mansion ini.

Setelah mendengar jawaban Allura, satpam itu mengantarnya masuk kedalam untuk bertemu tuan rumah itu. Mereka berjalan menaiki tangga untuk mencapai pintu masuk utama mansion itu. Kedatangan mereka disambut oleh dua orang pelayan yang sudah terlihat tua.

"Selamat siang nona, mari saya antar keruangan Nyonya" Sapa salah satu pelayan dengan ramah, berbeda dengan pelayan satunya yang terlihat sangat angkuh.

Allura hanya tersenyum sambil mengangguk kepada pelayan tersebut, Saat memasuki Mansion itu lagi-lagi ia dibuat takjub dengan isi dari mansion itu, pilar-pilar yang berdiri disetiap sudut ruangan yang membuat mansion ini sangat mewah, belum lagi lantai mansion itu terbuat dari marmer yang pastinya sangat mahal, rasanya sepatu dekilnya tidak pantas untuk menginjak lantai ini.

"Ini ruangan nyonya, silahkan masuk. Nyonya telah menunggu" Ucap pelayan itu yang membuyarkan lamunannya.

"Baiklah, terimakasih sudah mengantarku" ucapnya sambil menundukkan kepala.

Ia mengetuk sebuah pintu yang ada dihadapannya dengan hati-hati yang tak lama kemudian terdengar suara yang menginstruksikannya untuk segera masuk. Ia langsung memutar knop pintu itu dan masuk dengan gugup, Ia menegakkan bahunya dan menyapa seorang wanita yang menurutnya seumuran dengan ibunya "Selamat siang nyonya, saya mengantarkan pesanan seragam yang anda pesan".

Wanita itu tersenyum dan matanya berbinar saat melihat mata biru milik Allura. Ia langsung berlari dan memeluk tubuh kurus gadis itu, dalam peluknya wanita itu mengucapkan terimakasih atas seragam itu lalu melepaskan pelukannya "Maaf, matamu mengingatkan ku pada almarhum suamiku " ucapnya.

Allura merasa gugup setelah dipeluk tuan rumah dari mansion yang sangat mewah ini, ia tersenyum hangat "Tidak masalah nyonya" balasnya.

Wanita itu lalu kembali ke meja kerjanya dan membuka sebuah laci. Ia mengambil sebuah amplop coklat dan memberikannya ke Allura "ini bayaran atas jasamu".

Allura mengambil amplop itu dan merasa uangnya terlalu banyak "Mmaaf nyonya, saya rasa ini terlalu banyak".

Wanita itu lagi-lagi mengembangkan senyumannya "Itu untuk membayar rasa lelahmu".

Allura menggeleng "tatapi ini terlalu banyak nyonya".

Wanita itu langsung mengusap bahu Allura "Aku menyukaimu, apa kau bersedia bekerja dirumahku?"

Lagi-lagi Allura dibuat gugup "Bekerja? disini?".

Wanita itu mengangguk dengan antusias "Iya aku sedang membutuhkan pelayan, kau terlihat sangat cocok dan aku percaya padamu".

Allura mengernyitkan dahinya dan menggaruk tengkuknya "Akan aku pikirkan, apakah nyonya bisa memberiku waktu untuk berpikir?".

Wanita itu tertawa sambil mengangguk "Itu bisa diatur".

Allura langsung pamit untuk kembali pulang kerumahnya "Baiklah nyonya, terimakasih telah percaya pada jahitanku, saya izin pulang"

Saat Allura membalikkan tubuhnya untuk keluar dari ruangan itu, tangannya ditahan dan ia merasakan tubuhnya dipeluk lagi oleh wanita itu. Allura tersentak kaget tapi wanita itu langsung melepaskan pelukannya "Maaf, kau boleh pergi".

Allura pamit sambil membungkukkan badannya lalu segera keluar dari ruangan itu. Ia terus berjalan kearah pintu utama untuk segera keluar dari mansion itu dengan tergesa-gesa. Saking tergesa-gesanya, ia tidak melihat seseorang yang berjalan kearahnya hingga BRUKK.

Allura terjatuh setelah menabrak seorang pria, yang baru masuk kedalam mansion itu "Aduhh, maaf saya tidak melihat anda masuk".

Pria itu memperhatikan Allura lalu berjongkok disampingnya "Kau? kau siapa?".

Allura segera merapikan pakaiannya dan berdiri lalu disusul oleh pria itu yang segera berdiri juga "saya, saya penjahit yang menjahit seragam untuk 20 pelayan".

Pria itu menatap Allura dengan penuh selidik lalu berjalan menghiraukan jawaban Allura. Allura memutar bola matanya "hmm orang kaya memanglah sombong".

Tanpa Allura ketahui pria itu sempat menghentikan langkahnya dan memperhatikan kepergiannya dengan senyuman miring, Lalu pria itu kembali berjalan memasuki mansion itu.

***

Haloooo jangan lupa vomments ya kalian 💛💛

Oh iya kalo ada typo atau kata yang kurang baku, bisa di komen biar aku edit :)

Salam Hangat
- Author

Gerald's Affair [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang