- Gerald's Affair - Arguing

7.3K 334 8
                                    

Author's POV

"APA YANG SEDANG...kau lakukan disini???" pekik Allura kaget lalu menurunkan suaranya lalu berbisik ketika melihat Abigail dan Jill yang masih tertidur lelap.

"Kenapa kau ada disini???" bisik Allura. Ia menunjukan wajah terkejutnya, tubuhnya yang hanya ditutup handuk terjengkit ketika melihat Gerald duduk dipinggir kasur anaknya. Dia mendengus lalu kembali membuka pintu kamar itu dan keluar, niatnya hanya ingin melihat keadaan anaknya dikamar itu, namun dia malah melihat Gerald disana. Hatinya masih berdegup kencang setelah ketika melihat
Gerald ada disana,  dia memasuki kamarnya dan cepat-cepat memakai bajunya sebelum dia mendengar suara pintu yang terbuka dari kamar sebelah. Dia mendengar suara pintu terbuka tepat saat dia selesai mamakai semua pakaiannya, dia menghela napas lega dan tiba-tiba pintunya terbuka dan menampilkan tubuh menjulang Gerald diambang pintu.

"Keluar," ujar Allura, Gerald menghela napasnya pasrah dan mundur keluar mempersilahkan Allura juga ikut keluar dari kamarnya.

"Kau tahu, tamu adalah Raja," ujar Gerald saat Allura melewati tubuhnya yang sedang berdiri tanpa menoleh sedikit pun. Tapi, Allura tetap saja diam dan menuju ke lamar mandi untuk menggantung handuknya.

Setelah itu, dia kembali ke ruang tamu dan melihat Gerald yang sedang duduk di sofa, wanita itu menghela napasnya dan duduk agak jauh dari Gerald.

"Kenapa kau disini?" tanya Allura, "kau tahu, tidak ada tamu yang bertamu pada saat pagi-pagi buta seperti ini."

"Ada, tamu itu adalah aku," balas Gerald dengan tersenyum kecil, sangat kecil, setelah mengetahui Allura sudah mau mengeluarkan beberapa patah kata, dia kira Allura akan memohon untuk dia pergi sambil menangis seperti kemarin.

"Aku minta maaf," ujarnya pelan sambil menatap mata Allura yang duduk diujung sofa. "Aku minta maaf sudah membuatmu, Abby dan Jill  ketakutan kemarin. Aku lepas kendali," sambungnya dengan raut wajah menyesal.

Allura menghela napasnya kasar, "kau tahu, kau sungguh tidak sopan. Kau benar-benar keterelaluan, Kau adalah orang pertama yang membuat Abby dan Jill ketakutan sampai menangis karena emosimu yang tidak bisa kau kendalikan. Kau benar-benar monster yang menyeramkan..."

"Aku minta maaf Al. Kumohon maafkan aku." ujar Gerald sangat menyesal dan dia berpindah duduk menjadi mendekati Allura.

Allura sedikit menjauh, namun dia tadi sudah berada diujung sofa, membuatnya tak bisa kemana-mana lagi, "tidak semudah itu," ujarnya.

"Aku akan melakukan apapun demi kau memaafkan aku," ujar Gerald, Allura tergelak, "kesalahanmu bukan yang kemarin saja."

"Aku tahu, Al. Aku tahu. Izinkan aku menebus semuanya, izinkan aku membahagiakan anakku," ujar Gerald melirik kearah kamar Jill dan Abby

"Siapa bilang mereka anakmu? Mereka bukan anakmu" ujar Allura dengan wajah datar, mata birunya menatap tajam mata hijau Gerald.

Rahang Gerald mengeras, namun dia berusaha menahan kepalan ditangannya, dia sudah yakin jika Jill dan Abby adalah anaknya, namun perkataan Allura selalu memutuskan keyakinannya itu, dia juga menjadi sedikit ragu, namun dia berusaha menepis perasaan ragu tersebut, "mereka Anakku. Aku tau itu," ujar Gerald.

Allura tergelak, "Jangan 'sok tau, Ger. Ayah mereka sedang berkerja di luar negeri dan dia bukan kau.

Sekarang, tangan Gerald benar-benar mengepal, "jadi, siapa ayah mereka jika bukan Aku?"

"Laki-laki didunia bukan hanya kau, Aku bersumpah kau pasti tau itu."

"Tapi dulu sebelum kita berpisah, kau sedang mengandung anakku! ujar Gerald mulai meninggikan suaranya, namun Allura
tetap tenang. Tapi, hanya Tuhan dan dirinya sendiri yang tau jika jetak jantungnya tak setenang raut wajahnya, detak jantungnya sedari tadi berpacu cepat, memikirkan apa
yang harus dia ucapkan untuk melawan Gerald.

Gerald's Affair [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang