"Cel, maafkan aku.. Aku akan menurunkan scan itu dan menyimpannya di dalam laciku".
Selalu saja Gerald mementingkan ego Celine. Baru saja Allura merasa senang saat dibela olehnya tapi rasa senang itu tiba-tiba diubahnya menjadi rasa kecewa. Jika diibaratkan Gerald seperti membawa Allura ke atas tebing yang sangat indah lalu mendorongnya ke jurang yang amat terjal.
Allura's POV
Aku menatap sendu pigura yang berisi scan usg yang tadi aku pajang di atas meja kerja Gerald. Baru tadi aku merasa senang bisa memajang scan itu di meja ayahnya tapi sekarang hatiku merasa sakit setelah melihat pigura yang awalnya masih bagus kini tepecah belah.
Marah, kecewa menjadi satu tapi aku tidak berani berbuat apa-apa.
Secinta itukah Gerald kepada Celine sehingga tega membiarkan foto anaknya sendiri tergeletak di atas lantai.
Mungkin bukan Gerald yang membanting pigura ini melainkan Celine, tapi tidak bisakah ia membereskan dan meletakkannya kembali keatas meja.
Aku dan Gerald bisa saja berpisah nanti setelah anak ini lahir. Aku bisa saja menjadi mantan istrinya tapi anak ini tidak akan pernah mungkin menjadi mantan anaknya, hubungan darah antara ayah dan anak sangatlah kuat. Jika Gerald tidak bisa membela ku seharusnya ia bisa membela anak-anaknya. Sepenting itu kah Celine hingga dia lebih mementingkan ego wanita itu daripada darah dagingnya sendiri.
"Maaf, piguranya pecah karena dilempar Celine" Aku terlonjak kaget mendengar suara itu.
Aku tersenyum dan berusaha menyembunyikan wajah sedihku "Tidak apa".
"Aku akan memajangnya diruang kerjaku dikantor, kalau perlu akan ku copy menjadi 100 lembar dan memajangnya di seluruh dinding dikantorku".
"Tidak usah, aku tidak ingin membuatmu bertengkar dengan Celine" ujarku lalu pergi meninggalkannya dalam diam. Aku sangat kecewa padanya.
Jika dulu kami selalu tertawa bahagia di penthouse, sekarang berbeda. Tidak ada tawa dan candaan didalam mansion ini. Aku terus berjalan kekamarku dan meletakkan pigura yang sudah pecah itu di atas wastafel untuk memisahkan pecahan kaca dan scan usg milikku.
Setelah itu aku mencari pigura baru yang terletak di dalam meja nakas yang ada di sisi ranjangku. Aku memilih sebuah piguran berwarna kuning lime yang seukuran dengan scan usgku. Aku memasukkan scan itu dan meletakannya diatas nakas agar aku bisa selalu melihat foto itu.
***
"Nyonya Allura, makan malam sudah siap" Aku menoleh dan mengangguk pada kathrine.
"Ya aku akan segera turun" ujarku disambut dengan senyuman dan anggukan dari wanita tiga tahun lebih tua dariku.
Akupun beranjak dari kasur dan tersenyum melihat pigura foto yang tadi aku letakkan di nakas, dan turun kebawah.
Ada rasa nyeri di dadaku ketika melihat Gerald dan Celine yang sudah kembali mesra. Mereka sedang makan dan tertawa bersama di meja makan.
"Al, sini makan pasti kau lapar" ujar Celine dengan senyum palsunya.
"Ya sini duduk di sebelah kiriku" ujar Gerald sambil menepuk-nepuk kursi disebelah kirinya.
Aku mengangguk dan menuruti perintah Gerald, aku duduk tepat setelah Gerald menarik kursi itu untukku.
"Kau ingin makan apa? biar ku ambilkan" ujarku pada Gerald.
"Tidak usah, Makananku sudah diambilkan oleh Celine" balas Gerald sambil menunjukkan piring yang sudah berisi makanan.
"Berapa usia kandunganmu?" tanya Celine menelisik.
"Dua minggu dan hampir tiga minggu" jawabku.
"Ohh, G bisakah kau mengantarku untuk Usg ketika kandunganku menginjak dua minggu?".
"Aku ingin sekali mengantarmu tapi besok aku harus pergi ke Canada untuk perjalanan bisnis" balas Gerald dan itu membuatku sedih.
Aku takut Celine akan menyakitiku dan anakku saat Gerald pergi. Saat Gerald ada dirumah saja aku masih bisa dihina, apalagi disaat Gerald tidak ada.
"Kau akan pergi? berapa lama?" tanya ku.
"Aku akan pergi dua minggu, kalian jangan bertengkar ya" jawabnya sambil mengusap pucuk kepalaku.
Aku melirik Celine yang duduk disebelah kanan Gerald, aku melihat senyuman miring di bibirnya. Jujur aku tidak takut jika ia menyakitiku tapi aku takut jika ia menyakiti anakku.
End of Allura's POV
Allura terbangun dari tidurnya karena rasa haus ditenggorokannya. Saat hendak memasuki runag makan raut wajah yang semula terlihat biasa saja berubah menjadi kaget dan sedih ketika melihat pemandangan yang sangat ia hindari
Celine sedang duduk di meja makan dengan Gerald yang menciuminya kasar sambil berdiri dihadapan Celine. Allura membalikkan tubuhnya dan menangis disana. Ia segera berlari kembali kekamarnya ketika suara desahan Celine terdengar di telinganya.
"Besok Gerald akan pergi, jadi wajar mereka melakukan itu" batinnya.
Hingga perlahan matanya mulai menutup dan kembali tertidur dengan wajah yang berlumuran air mata.
***
"Tunggu" jerit Allura saat mendengar seseorang mengetuk pintu, Ia terpaksa bangun dari tidurnya untuk beranjak membuka pintu.
Ia membuka pintu dan terkejut saat melihat Gerlad sudah rapi dengan stelan kemeja dan jasnya.
"Ada apa?"
"Aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku akan segera berangkat ke Canada".
"Aku takut..."
"Hubungi aku jika Celine menyakitimu, aku pergi" ujarnya sambil mencium kening Allura.
Ia kembali menutup pintunya saat Gerald telah pergi jauh dari hadapannya, ia ingin sekali mengantar Gerald sampai pintu depan tapi keadaan wajahnya yang mengerikan karena menangis semalaman menghentikannya.
"Tuhan, Lindungilah aku dan kedua bayiku".
***
Hello guys, maaf ya kalo cerita ini agak gak jelas atau masih berantakan. Aku cuma penulis amatir yang belum banyak pengalaman 😂 but anyway ill try my best!
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald's Affair [ON GOING]
RomanceSeorang wanita miskin berhasil meluluhkan hati Sang Tuan yang sangat mencintai istrinya. Bermodalkan wajah cantik serta mata biru lautnya, cinta tumbuh diantara seorang Tuan dan pelayan. Allura Adams, wanita cantik ini berhasil merebut hati Sang Tua...