Allura's POV
Aku terbangun di udara sejuk, namun aku tak tahu aku dimana. Rumah kaca? Aku mengelilingi Rumah ini tapi.. aku benar-benar asing dengan semua ini. Aku akhirnya menemukan Pintu utama yang mengarah keluar rumah, ini indah sekali. Sejuk, asri, indah, sangat nyaman. Aku tersenyum hangat menyambut suasana ini. Aku menyusuri halaman rumah yang sangat luas ini, luas sekali, bahkan sepertinya tidak ada ujung dan dikelilingi tanaman bunga-bunga putih yang indah.
"Mommy?" Aku mengerutkan dahiku mendengar suara lembut dan imut itu.
Aku menoleh kesamping namun tidak
menemukannya, lalu Aku merasakan tanganku digenggam dan terlihat anak kecil perempuan disana, persis seperti seseorang, tapi Aku tak tahu siapa. Usia anak ini tampaknya sekitaran umur dua sampai tiga tahun."Hei, mommy," ujarnya dengan girang
Aku tersenyum melihat itu, anak ini, benar-benar mirip seseorang, tapi aku tidak tahu siapa.“H-hei," balasku dan dia melebarkan senyumnya yang hangat membuatku ikut tersenyum lebih lebar lagi.
"Ini untuk Mom," ujarnya sambil memberiku bouquet bunga berwarna pink, Aku tersenyum dan menerimanya lalu mencium bau harum dari sana.
“Terima kasih, sayang,” ujarku lalu mensejajarkan tinggiku dengannya, matanya bulat dan berwarna hijau, dia...
Aku seharusnya bingung kenapa dia memanggilku dengan sebutan Mom, tapi entahlah, aku merasa itu baik-baik saja dan aku senang dia memanggilku seperti itu.
“Terima kasih, Mom. Aku menyayangi Mommy," ujarnya sambil tersenyum lagi dan lesung pipi itu muncul. Astaga. Aku berusaha mengingat siapa dia tapi aku tak bisa, benar-benar buntu.
“Terima kasih sudah merawatku selama ini, dan membuatkan-ku mainan yang bagus, Aku cinta Mommy!” riangnya membuatku tertawa kecil dan mencium pipinya yang tembam dan kemerahan. Aku menyentuh rambut halus bergelombang yang
berwarna cokelat milik anak ini saat menciumnya terkejut dan kembali berusaha mengingat sesuatu, tapi aku tidak bisa."Sama-sama, sayang," ujarku tanpa tahu maksud anak ini, sambil mengacak rambut coklat yang halus miliknya membuatnya tertawa cekikikan, astaga seperti malaikat kecil yang sangat cantik.
“Tapi, Mom. Tuhan memanggilku, Aku ingin
bersamanya. Mommy bersama Daddy saja ya, tak apa-kan aku tinggal?” mendengar itu, Aku mengangguk dengan ragu, segelintir ketakutan muncul dihatiku. Aku bahkan hampir menggeleng tapi Leher-ku tak sanggup untuk menggeleng.“Ka-kau mau kemana, Sayang?” ujarku saat dia berbalik dariku dan sepertinya dan hendak pergi.
"Aku pergi menangkap kelinci Putih itu, dan Aku ingin menemui Tuhan, bye Mommy! Aku sayang Mommy dan Daddy!” suara Cadel itu berteriak sambil berlari mengikuti Kelinci yang menuntunnya itu. Hey, dia ingin pergi kemana? Bahkan halaman luas ini seperti tak ada ujungnya?!
"Heyy! Heyy! Tunggu Mommy!" jeritku lalu hendak berdiri mengejarnya.
"Tidak bisa, Mom. Aku cinta Mom dan Dad!” suara itu terdengar namun aku tak melihat sosok anak kecil itu lagi.
Aku mencari-carinya, berkeliling dan tidak
menemukannya. Kemana dia?! Saat Aku menuju tanaman bunga putih itu, Aku terkejut melihat punggung seorang lelaki dewasa yang sedang berdiri diujung sana. Dia tampak menjulang tinggi. Aku berjalan menghampirinya, sambil terus membawa bouquet bunga yang diberi anak tadi, semakin dekat dan aku mencium parfum yang sepertinya familiar di penciuman-ku. Aku menyentuh punggung lelaki itu, dan dia
berbalik.“Gerald?” penggilku terkejut melihat dia.
Mata hijaunya yang terang, rambut coklatnya, dan senyuman itu benar-benar mirip dengan anak itu."Hei, kemana anak kita tadi?” tanya Gerald kepadaku. Aku menunduk melihat pakaianku yang putih seperti Gerald dan anak tadi. Anak kita?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald's Affair [ON GOING]
RomanceSeorang wanita miskin berhasil meluluhkan hati Sang Tuan yang sangat mencintai istrinya. Bermodalkan wajah cantik serta mata biru lautnya, cinta tumbuh diantara seorang Tuan dan pelayan. Allura Adams, wanita cantik ini berhasil merebut hati Sang Tua...