Budayakan vote sebelum membaca
***
Allura's Pov
Aku menangis dan duduk dihadapan Gerald yang tengah menatapku dengan tajam
"Beritahu aku hasilnya" ujar Gerald sedangkan aku masih menangis
"Aku hamil" jawabku sambil menatap wajah Gerald dengan isakan.
Gerald memejamkan matanya lalu memijat keningnya "Kau harus segera keluar dari mansion ini buatlah alasan untuk bicara pada istriku" ucapnya lalu beranjak pergi.
Lagi-lagi Gerald mematahkan hatiku, aku kira dia akan bertanggung jawab atas perbuatannya. Tapi ia justru malah mengusirku dalam keadaan sedang mengandung anaknya sendiri.
Aku membuka lemariku, memasukkan seluruh pakaian dan barangku kedalam tas besarku. Aku menutup resletingnya dan segera pergi menemui nyonya Celine. Aku mengetuk pintu kamar nyonya Celine dan membukanya ketika mendengar perintah untuk masuk. Ia menatapku dari atas sampai bawah "Kemana seragammu?".
"Maaf nyonya dengan berat hati aku harus berhenti dari pekerjaanku, ibuku sakit keras aku harus mengurusnya" cicitku pelan.
Celine hanya mengangguk "Baiklah aku akan mentransfer gajimu, kau bisa pergi".
Aku membungkukkan badanku lalu kembali kekamar untuk mengambil tasku, berjalan keluar mansion sambil menenteng tas ditangan mataku terasa panas ingin sekali mengeluarkan buliran air mata tapi aku terus berusaha menahannya dengan senyuman dibibirku.
End of Allura's Pov
***
13.09 Siang
Allura pulang dengan tubuh lelah setelah seharian berjalan kesana kemari mencari taksi. Bahkan mengelilingi setiap blok sampai dua jam baru ia mendapatkan taksi.Dengan rasa lelahnya Allura berjalan menuju dapur. Mengambil segelas air yang masih tersisa dirumahnya. Seketika wanita itu tersenyum hambar melihat kursi kosong yang ada diruang makan yang selalu di duduki oleh ibunya. Ibunya yang selalu menemaninya makan dan bercanda gurau.
"Aku merindukanmu bu" ucap Allura melihat ke gelasnya dengan tatapan kosong. Menunduk dan menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan diatas meja dengan lemas.
"Ibu aku sedang mengandung cucumu, tapi aku hamil tanpa seorang suami" sambungnya sambil terpejam membayangkan wajah ibunya dan pelukan hangatnya.
Tak lama kemudian ia membuka matanya saat mendengar pintunya diketuk dari luar "Siapa yang datang?" ucapnya dalam hati.
Hatinya terus bertanya-tanya siapakah yang bertamu kerumahnya dan ia pun membuka pintu rumahnya seketika semua pertanyaannya terjawab. Gerald Winston pria itu datang kerumahnya. "Mau apa kau?" tanya Allura sambil membuang muka karena tidak mau menatap wajah pria itu.
"Kau hamil anakku, aku akan segera menikahimu dan membawamu pergi dari rumah jelek ini" jawabnya.
Allura tertawa renyah "Menikahiku? bukankah kau bilang kalau aku hanya pelampiasan nafsumu jadi untuk apa kau menikahiku? lagi pula aku tidak mau menjadi seorang wanita simpanan".
Gerald menghela napas panjang kemudian meraih kedua tangan Allura "Tapi anak itu tetap anakku, segera bawa baju dan barangmu kita akan pergi dari sini".
"Pergi kemana?" tanya Allura sambil memasuki mobil Gerald.
"Ke tempat yang lebih layak untuk ditinggali".
***Sesampainya di salah satu apartment tertinggi dikota itu, Gerald lebih dulu keluar dari mobilnya. Sedangkan Allura, wanita itu sibuk membuka seatbelt dan tercenggang ketika pintu mobil terbuka. Disana sudah ada Gerald yang mengulurkan tangan kanannya.
"Welcome home, calon ibu dari anakku" bisik Gerlad setelah Allura keluar dari mobil.
"Dimana aku akan tinggal?" tanya Allura ketika menunggu lift terbuka.
"Di lantai paling atas" jawab Gerald dengan mata yang menatap Allura intens.
Ting!
Lift terbuka. Secara refleks, Gerald dan Allura berjalan masuk ke lift itu. Allura menatap bayangannya dicermin seraya merapihkan bajunya.
"Hmm" erang Allura ketika Gerlad memeluknya dari belakang dan mengusap perutnya.
Ting!
Pintu lift terbuka di sebuah penthouse, terlihat dari tangga melingkar yang mengisyaratkan bahwa apartment ini terdiri dari 2 lantai.
"Dimana kamarku?" Tanya Allura dengan mengamati Gerald membuka jas yang membaluti tubuh pria itu dan melemparnya ke sofa.
"Kita akan tidur bersama" jawab Gerald santai.
"Tidur bersama? kita kan belum menikah" tanya Allura.
"Tenang saja, aku akan menikahimu nanti malam" balas Gerald sambil meraih tangan Allura dan membawanya ke kamar utama di penthouse ini.
"Wahh" Allura berdecak kagum melihat isi kamar Gerald. Seperti pria pada umumnya, namun pemandangan gedung-gedung tinggi dari jendela terlihat jelas sehingga membuatnya kagum.
"Suka?" tanya Gerlad.
"Ya, ini indah sekali" jawab Allura antusias. Tangannya tanpa sadar menaruh tas besarnya dilantai dan duduk diatas kasur
"Tentu saja, aku sengaja membeli penthouse ini agar calon anakku nyaman" ucap Gerald. Dengan tidak sabar pria itu membuka kancing baju Allura dan menjilat payudaranya.
"Emhh" gumam Allura tanpa sadar merebahkan tubuhnya ke kasur dan membenamkan wajah Gerald ke payudaranya.
"Walau tubuhmu kurus tapi dadamu cukup besar" komentar Gerald membuat Allura sadar dan bangkit dari posisinya.
"Maaf aku harus segera membereskan pakaianku" ucap Allura sambil mengancingkan bajunya.
Allura berjalan menaruh pakaian ke walk in closet dan barang-barang lainnya. Setelah barang-barang Allura tersusun rapih ia kembali duduk diatas kasur sedangkan Gerald sibuk dengan ponselnya.
"Ada apa? kenapa melamun?" tanya Gerald.
"Aku merasa bersalah pada Nyonya Celine dan Maria" Gerald hanya tersenyum mendengar ucapan Allura. membawa kepala wanita itu bersandar pada bahunya "Celine tidak pernah mau memberikan keturunan untukku, aku mencintainya sangat mencintainya tapi..". jeda Gerald yang membuat Allura menatapnya penuh penasaran.
"Dia berselingkuh" sambungnya pelan
Allura melotot tak percaya "Selingkuh? itu tidak mungkin Nyonya terlihat sangat mencintaimu".
Gerald menggeleng pelan "Nanti malam kau bersiap, kita akan segera menikah dan berhenti memanggil Celine dengan kata Nyonya".
Allura berangguk kecil dan terpejam singkat saat Gerald mengecup pucuk kepalanya "Tak usah khawatir, dia tidak akan menyakitimu".
Tak lama kemudian, beberapa orang masuk kedalam kamar mereka dan memberikan beberapa buah paperbag "Ini pesananmu tuan". ucapnya lalu Gerald menginstruksikan mereka untuk keluar.
"Kau pakai ini nanti dan make up artist akan datang pukul 7 nanti". ucap Gerald.
Allura mengangguk lalu berjalan ke kamar mandi. Didalam kamar mandi Allura merutuki dirinya yang merasa terhimpit keadaan, ia ingin menolak untuk menikah dengan Gerald tapi ia tidak mampu membiayai kebutuhan anaknya, tapi jika ia menikah dengan Gerald sama saja ia mengkhianati Nyonya Maria yang sudah berbaik hati menawarkan pekerjaan padanya.
"Apa yang harus ku lakukan? aku tidak ingin menjadi seorang istri atau wanita simpanan, aku tidak ingin merusak keharmonisan rumah tangga Gerald dan Celine. Apakah aku sanggup dengan semua ini? bagaimana jika Nyonya Celine mengetahui semua ini? " ucapnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald's Affair [ON GOING]
RomanceSeorang wanita miskin berhasil meluluhkan hati Sang Tuan yang sangat mencintai istrinya. Bermodalkan wajah cantik serta mata biru lautnya, cinta tumbuh diantara seorang Tuan dan pelayan. Allura Adams, wanita cantik ini berhasil merebut hati Sang Tua...