-Gerald's Affair- Find the way

9.3K 373 23
                                    

Author's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Author's POV

Gerald sedang memikirkan caranya agar ketiga perempuan itu dapat memaafkannya. Bagaimana pun juga, dia sadar dia yang membuat masalah di rumah itu Gerald memiringkan kepalanya, berpikir kenapa Allura sekarang tinggal di rumah tersebut. rumah yang kecil, minimalis dan sedikit rusak, cat-catnya sudah luntur, untung saja tidak kumuh atau kotor.

"Anak buahku dulu tidak dapat menemukan Allura sedangkan mereka sekarang tinggal disana? apakah mereka baru saja pindah?"
Batin lelaki itu berkecamuk. Dia mengusap wajahnya frustasi, dia sangat khawatir akan Allura dan kedua anak itu jika mereka benar-benar marah pada Gerald. Yang lebih Gerald takutkan lagi, jika Abigail dan Jill marah, maka tidak ada jembatan yang membuat Allura berbaik hati padanya.

Hati lelaki tampan itu juga bingung, apakah Abigail dan Jill itu adalah anak-nya Sedangkan warna mata mereka sama. Apa yang harus dia lakukan agar ia dapat mengetahui apakah Abigail dan Jill adalah anaknya. Dan juga, apa yang dapat dia lakukan untuk mendapatkan maaf dari kedua anak tersebut. Dia mulai berpikir positif, pasti kedua anak itu mudah untuk memaafkannya. Bisa diiming-imingi
sesuatu, "Apa yang harus kulakukan, arggh?!" geram lelaki itu sambil mengacak rambutnya kasar.

Allura's POV

Malam sudah tiba, bahkan sekarang sudah larut. Abigail dan Jill sudah tertidur, agak susah membuat mereka tertidur disaat mereka sangat pernasaran siapa sosok Gerald dan mereka terus menanyakan tentang uncle tampan mereka itu.

Hatiku menggila saat melihat anakku Abigail dan Jill yang sudah kuanggap anak sendiri dekat dengan Gerald, mereka kelihatan sekali menyukai sosok Gerald. Sosok lelaki. Karena mereka sangat jarang bercengkrama dengan lelaki seperti Gerald, paling-paling juga kakek-kakek tua di los angeles yang sangat ramah pada mereka.

Aku disini, menatap kedua wajah mereka
yang aku besarkan sendiri dengan tenaga yang kumiliki. Tanpa seorang suami.

"Al? Maaf aku pulang terlambat, tadi jalanan sangatlah macet, fyuh melelahkan" ujar Diane yang baru datang.

"Ah seharusnya aku yang minta maaf, kau yang seharusnya beristirahat dirumah malah pergi jauh untuk mengantarkan pesanan kue keringku, aku sungguh minta maaf" balasku.

"Tidak apa, kau ini masih saja sungkan, Apa kau baik-baik saja?" tanya Diane sambil memperhatikan wajah khawatir Allura.

"A-aaku? aku baik-baik saja, lebih baik sekarang kau membersihkan diri dan istirahat, aku akan membuatkan teh untukmu" jawab Allura yang langsung mengalihkan topik pembicaraan.

"No no, aku tidak menginginkan teh, kau istirahat saja. Aku akan mandi" balas Diane lalu bergegas pergi kearah kamarnya.

Aku kembali menatap kedua wajah anak balita yang sedang tertidur lelap dihadapanku. Hatiku serasa terkoyak saat mendengar mereka sangat antusias menanyakan siapa itu Gerald. Mereka seperti penggemar Gerald. Dan yang paling menyakitkan lagi adalah disaat Abigail, putri kecilku mengeluarkan kata uncle tampan dari mulut mungilnya.

Gerald's Affair [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang