-Gerald's Affair- Time with Celine

14.1K 419 9
                                    

Vote dulu sebelum baca ya, biar aku semangat update 🤣🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu sebelum baca ya, biar aku semangat update 🤣🤣

***

Celine's POV

Aku memutarkan kursi kebesaranku, aku merasa bosan di ruangan ini, aku memiliki ruangan khusus di setiap restaurant ku, tentu saja. Dan aku mendengar suara pintu terbuka tanpa memencet belnya, mendongak untuk melihat ada siapa disana yang berani-beraninya masuk keruanganku tanpa ijin dariku dan disana berjalanlah seorang Gerald, dengan wajah seriusnya.

"Kau sudah pulang?" ujarku dan Gerald menatapku masih dengan wajah seriusnya, dia duduk di sofa yang ada di ruanganku.

"Kau membawa pria lain ke mansion?" ujar Gerald yang membuatku menghentikan aktifitas.

"Apa maksudmu?" tanyaku heran.

Dia berjalan kearah mejaku dan menyandarkan pinggangnya di ujung meja dan mengelus rambutku yang terakhir ia menjambaknya, membuatku mengaduh "Aku memang mencintaimu tapi aku tidak segan membeberkan perselingkuhanmu ke media".

Aku menggeleng "Aku bersumpah aku tidak pernah memasukkan pria!" Gerald mengangguk namun pandangan matanya masih menyiratkan ketidak yakinan.

"Kau sudah makan siang? kalau belum ikut denganku kita makan bersama" ujar Gerald membuatku menatapnya aneh.

"Aku sibuk" ujarku dan Gerald memutar kedua bola matanya.

"Aku ingin kau berhenti mengurus restaurant ini, aku sudah cukup kaya" ujarnya dan aku memiringkan kepalaku.

"Aku belum makan, kau ingin membawaku kemana? aku siap" ujarku dengan semangat dan dia terkekeh.

Lantas kami keluar dan mencari restaurant lain, sebagai pemilik restaurant tentu saja aku tidak akan makan siang di restaurantku sendiri. "Apakah benar kau memiliki istri lain?" tanyaku yang membuat Gerald tertawa dan menatapku tidak percaya.

"Serius? kau menanyakan hal itu?" tanya Gerald dan aku memukul lengannya sambil mendecak tidak suka.

"Aku serius G"

Gerald mengangguk "tentu tidak" jawabnya dengan wajah menahan tawa.

"Baiklah, aku hanya termakan bercandaan Sean" ujarku dan aku sangat bersyukur memiliki suami yang sangat mencintaiku walaupun aku selalu menunda kehamilan dan walaupun mungkin ia tahu kebohonganku tentang pria itu.

Kami mulai memasuki pintu kaca sebuah cafe dan aku melihat Gerald tersenyum atas perkataanku tadi. Aku tidak bermaksud menuduh suamiku berselingkuh tapi aku hanya seorang istri pada umumnya yang tidak ingin di duakan.

Aku menyeringai memperhatikan Gerald yang sedang mengunyah makanannya. Aku sadar akan betapa beruntungnya aku dinikahi pria sepertinya lihat saja rahangnya yang tegas hidung mancung serta mata hijaunya yang terukir sempurna. Mungkin orang-orang akan mengataiku bodoh karena masih berhubungan dengan Dennis, teman kami pada masa kuliah yang sangat menggilaiku dan membenci Gerald karena ia yang justru berhasil menikahiku tapi aku nyaman bersama Dennis, dia orang yang humoris berbeda dengan Gerald yang selalu serius dalam menanggapi semua ucapanku.

"Sayang apa aku pernah berkata bahwa kau dilarang melamun ketika bersamaku?" belaian lembut ditangan membuatku mengerjapkan mata.

"Ya?"

Gerald mengerutkan kening "Kau melamun" ujarnya.

"Maaf kau membuatku tidak fokus"

Gerald terkekeh pelan lalu berdiri disisi meja "Aku harus segera kembali ke kantor" ucapnya sambil mencium pipiku. Aku melihat punggungnya pergi menjauh dan memasuki mobil sportnya.

Jujur aku merasa gelisah saat Gerald bertanya 'apakah aku memasukkan pria lain ke mansion' aku takut kalau Gerald mengetahui bahwa aku telah tidur dengannya beberapa hari yang lalu. 'Tidur dengannya'. Oh astaga aku lupa bahwa malam itu adalah masa suburku, bagaimana kalau aku hamil anak Dennis..

Setelah memikirkan segala sesuatu yang mungkin terjadi, aku memutuskan untuk segera bertindak sebelum semuanya terlambat. Aku melangkahkan kaki keluar dari cafe itu. Aku melihat langit yang cukup cerah memuluskan rencanaku untuk memeriksa keadaan diriku

"Tolong alat periksa kehamilan" kataku pada salah satu pelayan yang menghampiri.

Pelayan itu menatapku dengan senyuman, mungkin karena dia tahu aku adalah seorang Celine Trevor.

"Merk apa?" tanya pelayan itu. Oh yang benar saja aku bahkan tidak tahu merk benda sialan itu.

"Aku beli semuanya yang ada di toko ini, masing-masing 1 pcs" jawabku langsung menyodorkan uang kepada pelayan itu dan pulang ke mansion.

End of Celine's POV

Celine tengah bersantai di depan TV sambil menikmati segelas coklat hangat dimalam hari ketika pintu mansionnya terbuka ia menoleh kearah pintu. Ia melihat Gerald yang berjalan kemudian berhenti di tengah-tengah ruangan. Ia tersenyum miring lalu ia berjalan kearah Celine dan membawa tubuhnya menempel ditubuh kekar miliknya.

"Aku merindukanmu" ucap Gerald dengan suara serak.

"Buat aku hamil, aku ingin mengandung anakmu" balas Celine sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Gerald.

***

Siang pun telah berganti malam, langit yang semula cerah kini telah berganti dengan gelapnya malam dan hanya ada penerangan dari sang rembulan.

Allura kini sedang sibuk di dapur membuat makan malam untuk dirinya sendiri, karena ia tahu kalau minggu ini Gerald akan pulang ke pelukan Celine. Wanita itu tersenyum puas saat selesai memasak makanan. ia berjalan ke arah meja makan dengan sepiring makanan di tangannya sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

Hening.

Hanya kata itu yang mendeskripsikan suasana dalam penthousenya malam ini, Allura menghela napas "Aku sudah biasa dengan keheningan ini". ucapnya.

Hari ini tepat seminggu setelah pernikahannya dengan Gerald dan usia kehamilannya kurang lebih lima minggu. Allura mengelus perutnya yang masih rata dengan senyuman yang terukir di bibirnya "Maaf mama tidak bisa memberikan ayah yang akan menjadi satu-satunya untukmu, maaf mama membuatmu untuk waktu ayahmu berbagi dengan Celine".

Setelah makan Allura kembali tidur di kasurnya. Ia menatap langit-langit kamarnya, berkhayal jikalau Celine bersedia hamil apakah Gerald akan meninggalkannya seorang diri "Aku benar-benar tidak sanggup kalau Celine juga hamil". ucapnya lirih.

Ia memejamkan matanya, buliran airmata perlahan menuruni pipi mulusnya. Ternyata benar perasaan ibu hamil berubah menjadi sangat sensitif, kehamilan merubah Allura yang semulanya adalah wanita tangguh berubah menjadi wanita cengeng yang selalu menangisi Gerald yang sedang bersama Celine.

Gerald's Affair [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang