Di lain sisi, Allura telah berhasil menjual rumah kecil peninggalan ibunya, meskipun tidak laku dengan harga yang tinggi tapi ia rasa hasil penjualan rumah itu cukup untuk membeli rumah kecil di luar kota dan cukup untuk memulai usaha kecil.
Ia tersenyum saat mata birunya melihat pemandangan yang indah, bandara. Akhirnya ia telah sampai dibandara. Dengan yakin, ia keluar dari taxi yang ia naiki lalu berterima kasih kepada sang supir yang telah membantunya mengeluarkan koper kecilnya.
Ia berjalan sambil menarik kopernya lalu terdiam sejenak, "Aku pasti bisa bahagia disana" ujarnya. Ia sedang memotivasi dirinya agar benar-benar yakin untuk pergi meninggalkan kota New York. Dengan semangat ia berjalan lurus kedepan agar ia tidak tertinggal pesawatnya namun ia tidak sengaja menabrak seorang wanita paruh baya.
"Awhh" lirih wanita itu.
"Maaf, biar saya bantu" ujar Allura pada wanita itu namun Allura terkaget saat wanita itu menoleh dan tersenyum hangat, "Tidak apa saya bisa berdiri sendiri" ujar wanita itu dengan senyuman.
Kedua insan itu menatap satu sama lain dengan tatapan kebingungan. Mata mereka nyaris sama, biru laut terang yang terlihat dengan jelas.
"Matamu cantik" ujar wanita itu.
Allura tersenyum, "Matamu juga cantik" ujarnya.
"Wah kau sedang mengandung? berapa usia kehamilanmu?" tanya wanita itu yang sedang memperhatikan perut Allura.
" Ahh iya, kehamilanku sudah 7 bulan" jawabnya lalu ia kembali teringat akan pesawatnya yang mungkin akan segera meninggalkannya, "Ah maaf Nyonya, aku harus segera pergi... pesawatku akan segera berangkat".
Wanita itu pun ikut terkejut, " Yaampun aku juga harus segera pergi, apakah kau akan pergi dengan pesawat Baxton Airlines dengan tujuan Los Angeles? tanya wanita itu penasaran.
"Iya, aku akan pergi kesana"
"Wahh kebetulan sekali tujuan kita sama, yasudah ayo kita pergi bersama".
***
Author's POV
Kandungan Celine kini telah berusia tujuh bulan, tak lama lagi dia akan segera memiliki Anak. Gerald tersenyum melihat istrinya itu berjalan dengan perut buncitnya, "apa kau ada rencana di hari minggu ini, G?" tanya Celine dan duduk disebelahnya.
Gerald menggeleng, "tidak ada. Kau mau pergi keluar denganku? apa kau bosan?" tanya-nya sambil mengelus rambut istrinya tersebut.
"Ya, aku ingin membeli baju ba--"
Ting tong! Suara bel membuat mereka mengalihkan pandangan, Celine cepat-cepat berdiri dan hendak membuka pintu itu. "Aku saja yang membukanya, G," ujarnya lalu berdiri dari duduknya dan menuju ke pintu Utama.Gerald mengangguk dan membiarkan Celine membuka pintu-nya, dia pikir mungkin kurir Barang online yang sering Celine beli atau tetangga sebelah. Entahlah.
Lima menit. Sepuluh menit. Celine juga tak kembali membuat Gerald berdiri dari duduknya dan berjalan menuju Ruang Tamu. Matanya memicing dan alisnya mengerut ketika melihat Celine sedang berusaha mendorong lelaki, ia tampak sedang mengusirnya. Gerald bingung, kenapa Celine sangat mati-matian untuk mengusir lelaki itu.
Gerald berjalan menuju mereka.
"Dennis? ada apa kau kesini?" tanyanya membuat Celine tersentak kaget dan menoleh kebelakang, "Ada apa dia kesini?
Celine tampak gelagapan, sedangkan Dennis yang tadi tampak marah itu tiba-tiba menyeringai melihat Gerald yang muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald's Affair [ON GOING]
RomanceSeorang wanita miskin berhasil meluluhkan hati Sang Tuan yang sangat mencintai istrinya. Bermodalkan wajah cantik serta mata biru lautnya, cinta tumbuh diantara seorang Tuan dan pelayan. Allura Adams, wanita cantik ini berhasil merebut hati Sang Tua...