Halo gais, sesuai janji aku nih ya kalo get 100k reads bakal update lebih panjang dan here we gooooooooo, tapi sebelum itu aku mau ngucapin terima kasih banyak banget sama kalian yang udah mau setia menunggu cerita ini dan makasih juga buat kalian yang udah sangat menghargai karya aku ini dengan memberikan votes dan commentsnya. Aku juga mau minta maaf karena mungkin cerita ini gak sesuai sama ekspektasi kalian atau mungkin menurut kalian cerita ini ngebosenin dan bertele-tele atau bahkan kepanjangan(?) i am so sorry karena aku publish perchapter itu sekitar 1500 kata supaya kalian bacanya gak ngantuk, aku juga masih belajar dan tbh ini karya pertama aku yang readersnya udah sebanyak ini huhu <3
-Much love Sunnywolffie
***
"Mrs. Winston mengalami benturan hebat pada perutnya dan juga bagian bawahnya, bayi anda masih sangat muda dan rawan, Tuan. Pendarahan yang terjadi juga sangat hebat. Maaf, kami hanya bisa menyelamatkan salah satu dari kedua bayi anda. Namun, keadaan Mrs. Winston kritis dan masih belum sadarkan diri, namun kami yakin dia akan selamat".
Gerald mengeraskan rahangnya, tangannya mengepal kuat, rasanya dia ingin sekali melempar semua benda dihadapannya. Dadanya nyeri bagaikan diremas kuat oleh sesuatu.
"Kami akan segera mengurus jenazah salah satu dari bayi anda, Tuan".
"Bayi ku...."ucap Gerald dengan suara parau, berusaha menahan dan meredam kesedihan dan emosinya yang kini membludak.
Gerald memukul meja dengan kepalannya, dia berdiri lalu membuka pintu ruangan dokter itu dan membantingnya. Dia berjalan dengan lemas menuju Sean yang sedang menunggu di ruang tunggu.
"Bagaimana Ger?" tanya Sean yang langsung berdiri melihat sahabatnya yang muncul dengan raut wajah sedih, datar, marah, dia terlihat kacau".
"Aku kehilangan salah satu dari bayiku" lirihnya namun dia menyelipkan nada kekeselan dan amarahnya disana, Sean menepuk pundak sahabatnya itu, "Kau harus sabar dan tenang, kau tidak bisa seperti ini jika Allura sudah sadar, kau harus kuat untuk menguatkannya".
"Kenapa semua ini terjadi disaat aku mulai mencintai bayi-bayiku?" Geram Gerald lalu menonjok dinding rumah sakit dengan tangannya, perasaannya, hatinya hancur akan semua yang terjadi, harusnya hari ini adalah hari bahagia mereka karena mereka akan melihat perkembangan bayi-bayi mungil mereka, tapi Tuhan berkehendak lain. Hari yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka berubah menjadi hari yang ia anggap tidak ada.
"Bayiku pergi!!!apa yang harus aku katakan pada Allura, dia pasti sangat terpuruk" ucapnya dan tubuhnya luruh kebawah.
suster keluar dari ruangan Allura, Sean adalah orang pertama yang menyambut suster tersebut.
"Boleh kami masuk, sus?" tanya Sean pada suster itu.
Suster itu mengangguk, "Silahkan tuan, Keadaan Nyonya Allura sudah stabil dan kita hanya tinggal menunggu beliau sadar" ujar suster itu sambil mempersilahkan Sean dan Gerald masuk.
Suster itu izin pergi, Gerald dengan wajah sembabnya berdiri, wajahnya yang tampan nan rupawannya berubah derastis.
Gerald memanas, marah dan sedih memenuhi relung hatinya. Ia ingin marah karena Allura tidak berhati-hati dalam menjaga bayi mereka tapi ia juga paham kalau Allura juga pasti merasa terpuruk. Gerald mendekat kearah ranjang Allura menatap istrinya sendu, dia duduk di kursi tepat disamping ranjang Allura. Dia menggenggam tangan dingin istrinya, menatapnya dengan tatapan sedih akan apa yang telah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald's Affair [ON GOING]
RomanceSeorang wanita miskin berhasil meluluhkan hati Sang Tuan yang sangat mencintai istrinya. Bermodalkan wajah cantik serta mata biru lautnya, cinta tumbuh diantara seorang Tuan dan pelayan. Allura Adams, wanita cantik ini berhasil merebut hati Sang Tua...