Happy reading
***
Allura cemberut melihat pantulan dirinya di cermin. Kaus yang biasanya dia pakai sudah tidak muat lagi di tubuhnya, apalagi dibagian perut. Bagian bawah perutnya akan terbuka karena perutnya yang kian membesar dengan sangat pesat. Ia akhirnya melepaskan kaus itu dan menatap dirinya dicermin.
Perut yang besar, jika dilihat dari belakang badannya masih tetap langsing dan tetap berbentuk. Tapi kalau dilihat dari depan jangan ditanyakan lagi. Perutnya menonjol. Ia mengelus perutnya gemas berharap bayinya segera bergerak-gerak didalam sana.
Ia berusaha mencari baju yang masih muat dengannya di lemari tapi sepertinya tidak ada.
"Kau mencari apa?" Ujar Gerald yang baru bangun dari tidurnya. Ia menatap tubuh Allura yang hanya terbalut pakaian dalam, "Mau menggodaku huh?" lanjutnya.
"Aku sedang mencari pakaian tapi sudah tidak ada yang muat.."
"Buka lemari yang itu" perintah Gerald sambil menunjuk lemari kecil disudut ruangan. Dahi Allura mengernyit karena dia tidak tahu apa isi didalam lemari itu. Ia berjalan dan membuka lemari itu.
"Ini...baju hamil dan perlengkapan bayi? sejak kapan kau membelinya?" tanya Allura sambil memilah-milah pakaian hamilnya di dalam lemari itu.
"Entahlah aku lupa".
Akhirnya Allura memilih gaun hamil berwarna biru laut dan berbahan katun. "Ini sangat indah" ujarnya.
Ia pun membuka resletingnya dan memakainya, tapi tangannya tak cukup panjang untuk menggapai kebelakang untuk menutup resletingnya kembali. Ia mencoba menggapainya tapi tetap saja tidak sampai.
Ia kembali cemberut dan menatap Gerald yang matanya sudah kembali tertutup. Ia masih berusaha menggapai resleting itu.
"ugh kenapa susah sekali" gumamnya. Ia benar-benar menyerah dan ingin membangunkan Gerald.
Tubuhnya terhengkit kaget ketika melihat Gerald yang berjalan mendekatinya tiba-tiba, "berbaliklah" ujarnya. "Aku pikir kau masih tertidur" gumam Allura dan langsung membalikan tubuhnya, "Ini tidaklah susah" ujarnya tiba-tiba yang membuat Allura tersipu malu.
"Terima kasih" ujarku dan dia hanya mengagguk kecil sebelum berbalik dan berjalan keluar kamar.
"Tu--tunggu!" pekik Allura.
Gerald kembali berbalik, "Apa lagi?" ujarnya.
"Ka--kau hanya memakai boxer, apa kau akan keluar seperti itu?"
Gerald melihat dirinya dari atas sampai bawah dan menepuk dahinya pelan.
***
"Puas kau?" ujar Celine saat melewati Gerald di ruang keluarga. Ia melihat Gerald dengan tatapan kecewa. Matanya pun terlihat bengkak dan sembab sepertinya ia habis menangis semalaman.
"Puas kau setelah semalaman tidur dengan jalangmu?" ujarnya lagi. Gerald masih terdiam sambil menengguk air putih. Ia terlihat sangat lelah dan tidak berniat untuk meladeni sikap Celine yang selalu cemburu buta.
"Dan kau dasar jalang! kau benar-benar jalang! beraninya kau membuat suamiku membentakku!" pekik Celine sambil menunjuk-nunjuk wajah Allura. "Sudahlah aku sedang tidak ingin berdebat denganmu" ujar Gerald sambil menurunkan tangan Celine agar tidak menunjuk Allura lagi.
"Apa jenis kelamin bayi kita, Allura?" Hati Allura mendesir hangat bunga-bunga memenuhi disetiap ruang dihatinya mendengar Gerald menanyakan jenis kelamin bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald's Affair [ON GOING]
רומנטיקהSeorang wanita miskin berhasil meluluhkan hati Sang Tuan yang sangat mencintai istrinya. Bermodalkan wajah cantik serta mata biru lautnya, cinta tumbuh diantara seorang Tuan dan pelayan. Allura Adams, wanita cantik ini berhasil merebut hati Sang Tua...