Haloooo, maaf baru update karena belakangan ini sibuk parah hehe..
Happy Reading 🧡🧡
***
"Siapa yang kau panggil orang gila?"
Celine tersenyum kikuk "Ah, sayang kau pasti salah dengar. Aku tidak ber---"
"Siapa yang kau panggil orang gila?" Gerald memotong perkataan Celine.
"Kau salah deng---"
"Aku mendengarnya! Sekarang katakan siapa yang kau sebut orang gila itu!"
Celine menatap Gerald dengan tatapan kesal, bagaimana mungkin dia mendengar ucapan Celine yang sangat pelan. Gerald benar-benar sudah masuk ke perangkap jalang itu. Pikirannya mengatakan jika Gerald telah berubah 180 derajat karena Allura. Allura yang telah berani menghasut Gerald menjadi sekasar ini kepada Celine, wanita yang dulu sangat dicintainya itu.
"Ibumu!" ucap Celine pelan.
"Dia itu ibu mertuamu! kau seharusnya menghormatinya sebagaimana aku menghormati ibumu!" Bentak Gerald. Gerald terlihat seperti seekor singa yang siap menerkam Celine. Ia tidak terima ibu yang selama ini dia cintai di panggil orang gila oleh menantunya sendiri.
"Kau ingin aku menghormati orang gila?" Tanya Celine pelan sebelum akhirnya berbalik dan kembali meneruskan langkah kakinya. Celine mendengus kesal dalam langkahnya, Gerald melihat istri pertamanya itu dengan tatapan kecewa sekaligus marah karena istri yang selama ini dia cintai dengan begitu buta bisa bersikap seperti ini.
"Kau memang wanita iblis Cel!" gumam Gerald lalu membawa langkah kakinya kembali ke kamar Allura. Kini Gerald tahu alasan Tuhan yang membuatnya menghamili dan menikahi Allura. Tuhan begitu baik pada dirinya sehingga mengirimkan istri lain yang berjuta-juta kali lebih baik dibanding Celine.
Saat berada di kamar, Celine mendengus kesal. Kenapa Gerald sangat marah ketika ia memanggil ibunya dengan sebutan orang gila? itulah kenyataannya! ibunya memang gila kalau tidak gila bagaimana mungkin dia bisa masuk ke rumah sakit jiwa.
***
Allura's POV
Disini aku mendengar percakapan Celine dan Gerald. Celine memanggil Ibunya dengan sebutan orang gila. Mungkin itu fakta tapi tidak seharusnya Celine memanggil ibu mertuanya dengan sebutan itu. Aku dapat melihat raut marah saat Gerald mendengar ucapan pelan Celine dari balik pintu. Ia langsung beranjak dan menghampiri Celine yang sudah beranjak pergi.
Dulu aku kasihan pada Celine setiap melihat ataupun mendengar pertengkaran mereka, apalagi ketika Gerlad membentaknya atau mengatainya jalang. Tapi setelah ia merusak mainan yang dengan susah payah aku susun, rasa kasihan ku memudar. Untuk apa aku mengasihani wanita yang dengan teganya mengumpati calon anakku dengan kata kasar, terlebih lagi dia menyumpahi kematian anakku. Rasanya aku tidak akan pernah berbuat baik lagi padanya seperti kemarin-kemarin. Dia terlalu jahat untuk itu.
"Gerald? kau kembali?" ujarku sambil menatap matanya. Wajahnya masih menunjukkan amarah yang begitu besar. Ucapan Celine sudah benar-benar membuat suaminya begitu marah.
"Aku akan tidur disini" balasnya. Ya seperti ini lah kelakuan Gerald ketika sedang berkelahi dengan Celine. Dia pindah kesini walaupun dengan keadaan yang sangat marah.
"Tapi apakah Celine baik-baik saja?" ujarku pelan. Wajah marahnya seketika berubah. Ia mengerang kesal, "Jangan ucapkan nama itu, aku muak" ujarnya lalu menyembunyikan wajahnya di bantal.
"Besok kau ingin dibangunkan jam berapa?" ujarku sambil menopang daguku. Aku memperhatikan wajahnya yang ia tutupi dengan sebuah bantal.
"Jam 10"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald's Affair [ON GOING]
RomanceSeorang wanita miskin berhasil meluluhkan hati Sang Tuan yang sangat mencintai istrinya. Bermodalkan wajah cantik serta mata biru lautnya, cinta tumbuh diantara seorang Tuan dan pelayan. Allura Adams, wanita cantik ini berhasil merebut hati Sang Tua...