4 - 경고 (warning)

865 84 7
                                    



PLAK!

Satu tamparan keras itu berhasil mendarat di pipi kanan jieun, bahkan gadis itu sampai memejamkan mata karna merasakan sakit.

"Mau jadi jalang kamu sekarang hah?!" Bentak Jung hera, ibu tiri jieun.

"M-Maaf bu-.."

"Maaf maaf! Beraninya kamu keluar diam diam, dan baru pulang sekarang!" Hera benar benar mengamuk, saat mendapati jieun tidak ada di kamarnya semalam, ketika ia lapar dan ingin menyuruh anak tirinya itu untuk membuatkannya makanan.

"A-Aku-.."

"Mulai berani sekarang dia bu! Jangan jangan semalam dia habis jalan bersama lelaki hidung belang" sambung ina, membuat suasana semakin panas.

"Memang anak tidak tahu di untung seperti kamu ini harus di hukum! Biar kapok sekalian!" Hera menarik pergelangan tangan jieun dengan kasar. Jieun terus meronta dan memohon maaf, hera sama sekali tidak mempunyai rasa belas kasihan.

"Nyonya, sudah nyonya--kasihan non jieun" Bi areum, yang baru saja muncul dari arah dapur, mencoba menghentikan aksi majikannya itu.

"Tidak usah ikut campur areum! Mau saya pecat kamu?!" Ancaman hera berhasil membuat bi areum bungkam di tempatnya. kalau sudah begini, bi areum tidak bisa berbuat apa apa.

Hera terus menarik jieun menuju gudang belakang rumah, dan memasukan gadis itu di sana. Sebelum pintunya ia kunci, hera terlebih dahulu memukuli jieun menggunakan rotan.

"Bu, aku minta maaf!" Lirih jieun sambil menangis."sakit bu, udah!"

"Biar tahu rasa kamu! Makanya jangan pernah macam macam!" Sentak hera, dan mengurung jieun di dalam gudang.

Jieun meluruhkan tubuhnya ke lantai, merasakan perih dan juga sakit di sekujur badannya akibat pukulan rotan yang di berikan hera. Ia terus terisak seorang diri.

Gudang ini begitu pengap, dan juga minim pencahayaan. Banyak sekali barang bekas bertumpukan, dan juga berdebu. Jieun rasanya ingin segera keluar dari sini, nafasnya jadi terasa sesak, tapi ia tidak akan bisa melarikan diri.

Di ingatannya hanya ada satu nama yang terlintas, menambah tangisnya yang semakin deras.

"Yoongi-ah, aku takut"


***


Yoongi menatap nanar ponselnya yang terus berdering. nama min yoonsu tertera jelas di sana, membuatnya langsung menggeser tombol merah ke samping untuk menolak panggilan.

Semenjak ibunya meninggal dua tahun yang lalu karna sakit keras, hubungan yoongi dan ayahnya memang merenggang. Apalagi saat yoongi tahu ayahnya menikah lagi.

Bukannya yoongi tak terima, tapi Karna selamanya yoongi hanya akan mempunyai satu ibu, yaitu min soora. Orang yang sudah melahirkannya kedunia, yang selalu ia sayangi sampai kapanpun. meskipun perempuan cantik itu sudah tidak ada lagi di dunia.

Yoongi kembali menekan tuts piano yang sempat ia mainkan, menciptakan dentingan nada indah di setiap tekanannya. Bagi yoongi piano adalah hidupnya, Alat musik yang banyak sekali menyimpan kenangan yang kadang kala membuat dadanya sesak setiap kali mengingatnya.

Alat musik pertama yang mendiang ibunya ajarkan pada yoongi saat ia masih kecil. min soora sangat pandai memainkan piano, dan bakat spesialnya itu ternyata di turunkan kepada yoongi.

Tak lama kemudian asisten yoongi yang bernama Hyunsik menghampiri, dan memberitahukan yoongi kalau ada panggilan telfon dari ayahnya. Begitulah jika yoongi tidak mengangkat telfon darinya, pastilah hyunsik yang akan di andalkan.

Untitled Love [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang