Yoongi menuruni anak tangga sambil sedikit mengacak rambutnya yang masih basah sehabis mandi, lalu matanya menangkap beberapa maid yang tengah menyiapkan makanan di atas meja makan.Kedua kakinya berjalan menuju mesin kopi yang berada tepat di atas meja bar sudut paling kiri. Meracik kopi sendiri adalah suatu hal kesenangan untuknya.
Setelah es batu sudah di tambahkan di dalam kopi, yoongi kemudian beranjak dari sana dan menemukan hyunsik yang baru saja datang menghampirinya.
"Ada apa?" Tanya yoongi langsung.
"Tuan, saya ingin menyampaikan sesuatu" Kata ajudannya itu, sebelumnya dia sempat membungkuk untuk memberikan hormat.
"Hm" Yoongi menyeruput kopinya sambil menanti apa yang akan hyunsik katakan.
"Besok malam ada peresmian cabang perusahaan baru yang bekerja sama dengan perusahaan gantara group. Ayah anda ingin anda datang" Ujar hyunsik, yoongi yang mendengar itu seakan tidak minat sama sekali.
"Aku sibuk"
"Tapi tuan, ini juga menyangkut perusahaan yang akan anda kelola" Hyunsik mencoba membujuk.
Yoongi menghembuskan nafas beratnya, sejujurnya ia sangat malas berurusan dengan perusahaan atau bisnis semacamnya. Apa lagi harus bertemu ayahnya, dan bertemu banyak orang yang bahkan tidak ia kenal. Baru di bayangkan saja sudah membuatnya muak bukan kepalang.
Lagi pula kenapa harus dirinya yang akan menjadi pewaris perusahaan? Kenapa bukan hyunsik saja? dia kan sudah lama berbakti pada ayahnya. Meskipun hyunsik hanya seorang ajudan, tapi kalau di lihat lihat dia lumayan punya basic yang bagus di bidang bisnis jauh lebih baik dari dirinya yang masih sangat minim pengetahuan.
"Aku harap tuan datang" Lagi lagi hyunsik membuka suara, sebelum akhirnya ajudan itu izin permisi untuk mengangkat telfon yang baru saja dia terima.
Yoongi tidak terlalu ambil pusing tentang hal itu, ia akan memikirkannya nanti. Mau datang atau pun tidak, itu semua tidak ada pengaruhnya. Fokusnya sekarang malah teralihkan pada kamar jieun di atas.
Yoongi melirik jam yang berada di dekat ruang makan, sudah hampir jam sebelas siang, tapi gadis itu belum kelihatan batang hidungnya. Biasanya kalau ia turun dari kamar, gadis itu sudah sibuk nonton televisi di hari libur begini.
Apa jieun belum bangun? Karna penasaran, akhirnya yoongi berniat membangunkan gadis itu kalau memang belum bangun, Karna sudah waktunya makan siang.
Sudah terhitung tiga kali yoongi mengetuk kamar, namun tidak ada jawaban sama sekali. Mau tidak mau ia membuka pintu kamar itu yang ternyata tidak di kunci.
Kamar itu kosong, tidak ada jieun yang masih tertidur di atas kasur sesuai apa yang ada di bayangan yoongi tadi, di dalam kamar mandi pun tidak ada orang. Kemana perginya gadis itu?
Di saat yoongi tengah mengedarkan pandangan, tak lama kemudian kedua matanya langsung terpaku pada sebuah bingkai foto yang berada dalam laci yang tidak di tutup. Ia merasa tidak asing dengan foto tersebut.
Jantungkan seakan berdesir saat tau bingkai foto itu adalah benda yang sempat ia buang beberapa hari yang lalu di keranjang sampah kamarnya. Tapi kenapa foto itu bisa ada di kamar jieun?
Lantas yoongi mengambilnya, dan menatap nanar bingkai itu. Bukan, ia bukan kesal dengan bingkai di tangannya, melainkan merasa kesal dengan jieun yang sudah lancang mengambil benda ini tanpa sepengetahuannya. Apa ini alasan mengapa gadis itu jadi pendiam belakangan ini?
Beberapa detik dari itu, orang yang tengah ia cari baru saja memasuki kamar dan sedikit terkejut melihat yoongi ada di dalam kamarnya.
"Y-Yoongi? Kamu sedang apa?" Tanya jieun bingung, matanya bergulir menatap benda yang di pegang laki laki itu. Jujur jieun mulai panik sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled Love [ Completed ]
Fanfiction[ Harap Follow terlebih dahulu sebelum membaca ] Min Yoongi, si brandalan SMA yongsan yang hobi sekali tidur di perpustakaan sekolah. baginya, tidak ada hal yang lebih penting dari pada bermalas malasan. Hanya ada tiga hal yang ia sukai di dunia, ya...