17 - 상처 ( wound )

567 69 13
                                    

'DUK'

Jieun meringis tertahan ketika lututnya menghantam lantai cukup keras, ia terjatuh karna ulah kaki seseorang yang sengaja membuatnya tersandung.

"Ups! Sorry, aku tidak sengaja, pasti sakit sekali ya?"

Pemilik Suara familiar yang sangat jieun hindari itu kini ada di dekatnya, bagaimana tidak--setiap kali dirinya bertemu dengan yuna dan kedua temannya pasti ada saja hal yang tidak diinginkan terjadi.

Jieun berusaha bangkit berdiri sambil menggigit bibirnya menahan perih dari luka memar yang ia dapat, bahkan luka itu sekarang mulai mengeluarkan setitik darah.

"T-Tidak apa apa Yuna-ya" kata jieun memaksakan senyum, ia tidak ingin membuat keributan hanya karna masalah sepele.

"Ternyata kau tukang mengadu, aku baru tahu" Yuna melipat tangannya di depan dada, mirip seperti senior yang tengah memarahi adik kelasnya yang pembangkang.

Jieun mengerutkan dahinya tidak mengerti dengan istilah mengadu yang yuna maksud. "Maaf yuna, tapi aku sungguh tidak paham-.."

"Kalau bukan kau yang mengadu lalu siapa? Yoongi mendatangiku waktu itu hanya berniat untuk menegurku karna sudah berani menyuruhmu membawakan tas, cih! Sok spesial sekali" Yuna terus mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, semakin di ingat semakin membuatnya muak. ia baru mempunyai kesempatan yang pas untuk melabrak jieun.

Yoongi menegur yuna? Jieun sungguh tidak tahu hal itu. Kenapa laki laki itu tidak bilang padanya? Tapi jujur jieun merasa tersentuh karna yoongi mau membelanya meski dengan cara diam diam.

Yuna mendekat ke arah jieun lalu mencengkram dagu gadis itu, "Jangan mentang mentang kau kekasihnya yoongi, kau bisa macam macam denganku! kau harus tahu kalau yoongi sama sekali tidak mencintaimu! Kau hanya sebatas pelampiasannya, jadi jangan berbangga diri" Setelah mengutarakan kekesalannya, yuna mendorong tubuh jieun hingga punggung gadis itu menghantam tembok di belakang, kemudian pergi tanpa rasa bersalah sedikit-pun.

Selepas kepergian yuna, Jieun memejamkan matanya berusaha menguatkan diri. Perlakuan yuna memang belum seberapa, ia bahkan pernah mengalami hal yang menyakitkan lebih dari ini. Namun perkataan yuna barusan tidak bisa untuk di abaikan dari fikirannya. Entah bentar atau tidak, tapi itu berhasil membuat hati jieun sedih, dan teringat bingkai foto yang ia temukan di kamar yoongi kemarin.

"Ehm!"

"Eh?" Jieun di kejutkan oleh taehyung yang tiba tiba saja muncul entah dari mana.

"Sedang apa kau di sini?" Tanya taehyung penasaran, laki laki itu menatap jieun dari atas hingga bawah, lalu pandangannya berhenti pada kedua lutut gadis itu.

"A-Aku tadi habis dari toile-.."

"Lututmu terluka kenapa? Jangan di biarkan nanti bisa infeksi" Tutur taehyung memperingati, dari nada suaranya terdengar khawatir, atau cuma perasaan jieun saja?

"Ah-..ini tadi kakiku tidak sengaja terbentur pintu toilet, aku memang ceroboh" Jieun merutuki dirinya dalam hati karna terpaksa berbohong.

"Tunggu di sini"

"Tae-.." Jieun ingin menghentikan taehyung, tapi cowok itu sudah pergi lebih dulu dengan langkah cepat tanpa bisa ia cegah.

Beberapa menit kemudian taehyung kembali sambil membawa obat merah dan juga plester luka.

"Padahal aku bisa saja obati sendiri, kamu tidak harus repot begini taehyung" lirih jieun merasa tidak enak. Taehyung lantas tersenyum, dan mulai berjongkok di hadapan jieun untuk memberikan obat merah dan juga plester.

"Aku suka di repotkan tuh" katanya tanpa beban.

"Kamu habis dari mana? Bukankah ini masih jam pelajaran?" Tanya jieun penasaran mengapa taehyung masih berkeliaran di luar kelas.

Untitled Love [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang