44 - 명쾌함 ( Clarity )

446 56 18
                                    

Jaehyun mengatupkan kedua matanya sesaat ketika jieun menceritakan detail kejadian yang menimpanya di sekolah, awalnya jieun tidak ingin bercerita kalau tidak jaehyun paksa.

"Aku tidak menyangka seuli melakukan itu padamu" Jaehyun memijit pangkal hidungnya untuk mengurangi rasa pusing yang tiba tiba mendera.

"Mungkin seuli cemburu padaku hingga dia berani melakukan hal tersebut. Lagi pula aku tidak apa apa, tidak ada yang perlu di khawatirkan" Jieun tersenyum tipis guna menenangkan jaehyun yang terlihat frustasi.

"Jadi ini penyebab seuli ingin pindah lagi ke amerika"

"Hah? pindah?" Jieun terkejut mendengarnya.

"Hm, dia tidak ingin melihat yoongi membenci dirinya kalau tetap di sini" Jaehyun menghembuskan nafas beratnya terlampau lelah, bohong kalau jaehyun tidak sedih di tinggal kedua kalinya oleh gadis itu.

"Aku tidak tahu kalau yoongi sampai bertindak begitu, aku jadi merasa bersalah. Ini semua terjadi gara garaku, aku minta maaf" Jieun sangat menyesal karna tidak bisa mencegah yoongi hingga melukai seuli sebegitu parah.

"Untuk apa minta maaf? aku mengakui bahwa seuli yang salah, dia terlalu di butakan cinta" Jaehyun mendengus sebal. "Katanya kau putus?"

"Eh? Kami berdua memutuskan berbaikan" Jieun menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa malu malu.

"Kau juga buta cinta ternyata" Ujar jaehyun menyindir, jieun hanya meringis.

"Jaehyun"

"Apa?"

"Kamu tidak mau memaafkan yoongi? aku tahu kau membencinya, tapi bisakah memberi sedikit celah untuk dia memperbaiki hubungannya denganmu?" Pinta jieun memohon.

"Memaafkan? tapi setiap kali aku ingat kejadian itu hatiku kembali berulang ulang sakitnya. Aku di khianati, apa balasan yang pantas untuk orang yang berkhianat? membencinya seumur hidup" Ujar jaehyun dengan raut wajah tidak senang atas permintaan jieun.

"Jaehyun apa kau tidak merindukannya? merindukan ketika yoongi masih menjadi temanmu, tempat berbagi cerita di setiap masalah yang kau hadapi? kebencian selamanya tidak akan mengubah garis takdir. Coba kau buka hatimu lebar lebar, meskipun sekarang seuli tidak bersama yoongi apa dia mau bersamamu? cinta tidak bisa di paksa, walaupun kau melakukan berbagai cara, yang ada itu hanya semakin menyakiti dirimu"

Jaehyun tertegun di tempatnya, perkataan jieun barusan seolah memukul hatinya kuat, ada rasa sesak yang menjalar ke seluruh tubuh ketika segala memori berputar bagaikan kaset kusut di kepalanya.

"Yoon, kau percaya reinkarnasi?" Jaehyun bertanya tanpa menoleh ke arah yoongi, kedua netranya sibuk menatap langit sore di tengah lapangan sekolah dengan tubuh yang di rebahkan.

"Itu mitos, tapi tidak buruk juga untuk percaya" Posisi yoongi saat ini sama halnya seperti jaehyun, memandangi langit sore tanpa ada niatan beranjak.

"Aku sih percaya, jika kau di beri kesempatan lagi untuk hidup di kehidupan kedua, apa yang akan kau lakukan?"

"Aku ingin mempunyai hewan ternak, pabrik gula dan tambang. Aku juga ingin selamanya kau menjadi temanku, akan aku rekrut kau jadi karyawanku. Oh, atau mungkin direktur" Yoongi tertawa sendiri akibat ucapannya, begitupun jaehyun.

"Aku juga ingin punya usaha, lebih tepatnya di bidang minuman dan makanan. Restoran atau kafe, hanya membayangkan saja sudah membuat hatiku senang. Nanti kau sering sering mampir ya? karyawanku pasti banyak"

"Kau pasti bisa mewujudkannya" Kata yoongi tersenyum.

"Kau menangis?"

Suara jieun seakan menarik kembali kesadaran jaehyun kedalam kenyataan hidup, buru buru jaehyun menghapus air matanya yang tanpa terasa menetes di kedua pipi. Dalam hati jaehyun mengumpat karna bisa bisanya ia menangis di hadapan jieun.

Untitled Love [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang