43 - 죄송합니다 ( Sorry )

504 58 30
                                    

"Eh?" Jieun terkejut ketika benda dingin mengenai pipinya, lantas ia mengadah dan melihat yoongi yang kini tengah menatapnya.

"Minum" Yoongi menyodorkan benda dingin tadi yang berupa sebotol air ke arah jieun, gadis itu kelihatannya lelah sehabis olah raga di lapangan yang cukup terik siang ini.

"Makasih yoon, kamu kenapa bisa di sini? tidak masuk kelas?" Jieun meraih air tersebut, dan menenggaknya sesaat.

"Malas, tidak suka pelajaran fisika" Yoongi beralih duduk di dekat jieun, tepatnya di bangku panjang pinggir lapangan outdoor.

"Kalau malas terus nilaimu nanti bisa jelek"

"Nilai tidak menjamin masa depan" Yoongi merapihkan rambut jieun yang menjuntai ke depan, lalu di selipkan di belakang telinga. Kemudian mengusap pelan keringat yang bermunculan di pelipis gadis itu.

"Memang apa yang bisa menjadi masa depan jika bukan nilai?" Tanya jieun penasaran, keberadaan yoongi saat ini menjadi pusat perhatian teman satu kelasnya yang juga sedang duduk di pinggir lapangan sama sepertinya.

Hyeri yang baru saja kembali dari kantin untuk membeli minum langsung memutar haluan tidak jadi menghampiri jieun. Temannya itu lucu sekali, jieun terkekeh pelan. Pasti setelah ini hyeri banyak menanyakan hal padanya tentang hubungannya bersama yoongi yang tiba tiba saja balik membaik.

"Kamu"

"Hah?" Jieun menautkan alisnya bingung mendengar jawaban yoongi.

"Ya kamu, kamu jaminan masa depanku" Kata yoongi sambil menyibak rambutnya ke belakang dan membasahi bibirnya yang kering.

"Masa aku sih?"

"Memangnya kamu tidak mau menikah denganku?"

Sontak saja jieun melempar wajahnya ke segala arah guna menghindari tatapan yoongi, wajahnya mungkin sudah merah luar bisa bersamaan detak jantungnya yang bertalu kuat. Dirinya jadi salting begini.

"Hei, jawab dong. Mau tidak menikah denganku?" Yoongi meraih dagu gadis itu agar mau menatapnya.

"A-Aku, kita belum lulus. Belum kuliah juga" Ujar jieun terbata.

"Terlalu lama, sekarang juga aku bisa menikahimu"

"Yoongi!" Jieun mencubit pelan lengan cowok itu, dirinya sungguh malu. Apa lagi terus di perhatikan teman temannya.

"Bercanda sayang, tapi serius juga boleh" Yoongi terkikik geli, lalu mengusak puncak kepala jieun gemas.

Tolong, jieun tidak kuat!

•••

Saat ini yoongi memasuki caffe milik jaehyun bersama jieun sehabis pulang sekolah, jieun menyuruhnya duduk di salah satu meja yang kosong selagi gadis itu mengganti seragamnya di ruang ganti.

Yoongi memilih memperhatikan sekitar, lumayan banyak pengunjung berdatangan. Caffe ini juga sangat bagus interiornya, gaya anak muda sekali.

Ada rasa bangga yang muncul di hati yoongi melihat jaehyun bisa mempunyai usaha caffe seperti ini. Yoongi jadi teringat dulu jaehyun pernah berkata bahwa dia ingin memiliki usaha di bidang makanan atau minuman. Harapannya ternyata terwujud.

Beberapa kali yoongi mendengar bisikan gadis gadis yang berada di meja counter kasir dan juga arah dapur. Mereka juga seorang karyawan di caffe ini.

"Kau lihat laki laki itu, tampan sekali ya tuhan. Aku kira hanya bos jaehyun yang tampan memikat"

"Aku lihat tadi dia datang bersama jieun, apa mereka berkencan?"

Untitled Love [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang