42 - 일어나는 대로 ( As it's Happens )

483 53 40
                                    

Sudah lebih dari lima kali jieun mencuri pandang ke arah kedua manusia yang kini tengah duduk di sebuah ruang makan bersamanya.

Terlihat sekali seorin canggung hanya sekedar menyuap makanan ke dalam mulutnya, sedangkan yoongi memilih diam enggan ikut menyantap hidangan. Padahal sajian di atas meja sekarang amat menggugah selera.

Dalam hati jieun penasaran, mengapa seorin jadi begitu pendiam ketika mengetahui ada presensi yoongi saat ini.

"S-Suami ibu tidak ikut makan?" Karna tidak tahan dalam kebungkaman, akhirnya jieun memberanikan diri angkat suara.

Sebelum menjawab seorin sempat melirik yoongi yang langsung membuang muka sambil merengut. Seorin tahu betul kalau yoongi paling tidak suka ada di sini.

"Suami ibu masih di jalan, bentar lagi sampai"

Jieun lantas mengangguk diiringi senyuman tipis, pastilah suami seorin seorang pengusaha besar. Terbukti dari rumah yang di tinggalinya amat megah dan mewah. Belum lagi banyaknya penjaga di rumah ini dapat menegaskan bahwa keduanya adalah orang penting.

"Jam berapa?" Tiba tiba yoongi melempar pertanyaan pada jieun. Apakah yoongi tidak melihat jam seukuran lemari yang terletak dekat pintu masuk di ruang makan? mengapa harus bertanya?

"Jam delapan tepat" Mau tak mau jieum menjawab juga.

"Bukan itu maksudku, jam berapa kita pulang"

Jieun menautkan alisnya mendengar pertanyaan yoongi barusan, lantas sedikit menatap seorin karna merasa tidak enak hati atas perkataan yoongi. Mereka baru saja makan, tidak mungkin secepat itu pulang.

"Nanti, tidak sekarang" Jieun mengecilkan volume suaranya supaya tidak terdengar oleh seorin.

Yoongi berdecak kesal di tempatnya, sebenarnya ada apa dengan yoongi? kenapa laki laki itu ingin sekali buru buru pulang?

"Jieun"

"Ya?" Jieun mengalihkan penuh atensinya pada seorin.

"Apa kamu suka kue? niatnya ibu ingin mengajakmu sekalian membuat kue. Ibu lagi mengidam kue buatanmu"

Kedua mata jieun seketika berbinar, membuat kue adalah salah satu aktivitas kesukaannya dahulu, untuk mengurangi rasa bosan jika ibu dan kakak tirinya sedang tidak di rumah.

"Suka ibu, aku juga dulu sering buat kue. Meskipun tidak mahir" Jieun berseru antusias, ia tidak menyangka kalau seorin sampai mengidam kue buatannya.

"Selesai makan kita buat ya?"

"Jieun di larang pulang terlalu malam" Itu bukan jieun yang bersuara, melainkan yoongi. Netra laki laki itu seakan menghunus jieun tajam agar mau menuruti perkataannya.

Jieun semakin di buat bingung, dirinya sama sekali tidak mendapatkan larangan tersebut. Yoongi seakan tidak ingin jieun berlama lama di sini.

"Yoon tapi-.."

"Bagaimana seorin, apakah makan malamnya jadi?"

Ucapan jieun terpaksa terhenti kala mendengar suara seseorang yang sepertinya menuju ke sini. Jieun yakin pasti itu suami dari seorin, tapi entah mengapa suaranya familiar.

Jieun dapat melihat yoongi mengepalkan kedua tangannya di pangkuan beserta rahangnya yang mengeras. Ada rasa amarah yang laki laki itu tahan sekuat tenaga.

"Apa aku tidak bermimpi? yoongi kau di sini?"

Jieun refleks menoleh ke belakang karna memang posisinya membelakangi arah datangnya orang tersebut, dan betapa terkejutnya jieun saat mengetahui suami dari seorin adalah min yoonsu, ayah kandung yoongi.

Untitled Love [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang