Jieun menatap dirinya di pantulan cermin dengan seragam sekolah lengkap yang sudah di kenakan. Tubuhnya sudah lumayan sehat meski trauma yang ia rasakan masih membekas. Jieun tidak ingin absen dari kelas, ia tidak ingin reputasinya buruk terlebih lagi dirinya hanya sebagai murid jalur beasiswa. Cuma itu satu satunya yang ia punya sekarang. Jadi bagaimanapun caranya ia harus bisa mempertahankannya.
Setelah semua sudah siap jieun segera keluar kamar, menyusuri setiap ruangan yang barang kali ada yoongi di sana, tapi yang ia dapati malah beberapa maid yang sibuk dengan aktivitasnya masing masing.
Jieun masih teringat kejadian semalam, sebenarnya ia sangat khawatir sekali pada yoongi, Sepertinya ada sesuatu hal yang sedang mengganggu fikirkan cowok itu.
Akhirnya jieun memutuskan untuk mendatangi kamar yoongi. Ketika sampai, jieun langsung saja mengetuk pelan pintu kamar yoongi beberapa kali, tapi sayangnya tidak ada jawaban sama sekali.
Apa mungkin yoongi masih tidur?
Jieun mencoba memutar knop pintu yang ternyata tidak di kunci, ia menggigit bibir bawahnya ragu ragu antara mau masuk atau tidak, ia takut kalau tindakannya ini sangat amat lancang.
Namun setelah melihat arloji di pergelangan tangannya yang hampir menunjukan pukul setengah tujuh tepat, sepertinya tidak ada pilihan lain. Jieun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar. Yoongi harus berangkat sekolah juga bukan? Ia tidak ingin cowok itu terlambat.
Jieun segera mendapati yoongi yang masih tertidur di kasurnya, nafas yoongi yang teratur dan wajah tampannya yang amat damai membuat jieun tidak bisa untuk tidak mengagumi cowok itu. Tidak heran kalau yoongi selalu menjadi idaman para wanita di luar sana, Dia seolah olah di ciptakan tanpa celah.
Perlahan jieun mendekat ke arah yoongi, ia bermaksud ingin membangunkannya, namun baru beberapa langkah tiba tiba saja dirinya di buat membeku di tempat saat suara deep nan serak itu terdengar di telinganya.
"Siapa yang mengizinkanmu masuk ke kamarku?"
Jieun menahan nafas beberapa detik, ia seperti seorang pencuri yang ketahuan membobol barang berharga dari toko berlian. Sungguh ia bersumpah melihat yoongi yang tertidur tenang di kasurnya, tapi kenapa sekarang dia bisa tahu?
Jieun meremat kencang tali tas di bahunya, kini yoongi sedang menatapnya tanpa merubah posisi, jieun jadi merasa serba salah.
"A-..Aku, Aku hanya berniat ingin membangunkanmu" Jieun lebih memilih menatap sepatunya di bawah, perasaan bersalah pun hinggap di hatinya. "Sudah siang, nanti telat sampai sekolah. Maaf sudah lancang memasuki kamarmu"
"Apa sepatumu lebih menarik dari pada aku?"
"Huh?"
"Jika bicara tolong lihat orang di depanmu, itu lebih sopan"
Jieun seakan mati rasa, bagaimana yoongi bisa dengan mudahnya berkata seperti itu? Kalau saat ini dirinya hampir tidak bisa berkutik karna tatapan mata yang dia layangkan. Jieun rasanya ingin menghilang saja kalau bisa.
"Maaf" Jieun kembali menatap yoongi yang kini sudah merubah posisinya menjadi duduk di tepi kasur.
"Hari ini di rumah saja, tidak usah sekolah" ujar yoongi, tentu saja jieun tidak setuju.
"Aku bukan murid seperti itu, absensi kehadiran sangat penting bagiku"
"Lebih penting dari pada kesehatanmu?"
Jieun kembali terdiam, dirinya akan selalu kalah telak jika berbicara dengan yoongi. Seakan akan perkataannya sangat sulit untuk di bantah.
"Yoongi, apa kau baik baik saja? Semalam kau membuatku khawatir"
"Kau mengalihkan pembicaraan?"
"Yoon.." Jieun menatap yoongi penuh afeksi, berharap segera mendapatkan jawaban atas apa yang ia pertanyakan.
Yoongi menghembuskan nafas beratnya, tidak seharusnya ia menunjukan kekesalan atas memori masa lalunya jika sedang bersama jieun. Gadis itu tidak tahu apa apa, dan yoongi juga tidak mungkin menceritakan semuanya.
"Hm, aku baik baik saja."
Jieun tahu kalau yoongi tengah berbohong, tapi ia berusaha berfikir positif dan mempercayainya. "Syukurlah kalau begitu"
"Kau sudah sarapan?" Tanya yoongi, jieun lantas menggeleng.
"Aku akan sarapan di sekolah nanti, aku tidak biasa sarapan di rumah yoon"
"Keras kepala!" Sindir yoongi karna gadis itu tetap saja ingin berangkat ke sekolah. "Tunggu aku di sini" kata yoongi lagi, kemudian cowok itu meraih handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.
Jieun menarik nafas lega, ia kira yoongi akan marah padanya. Cowok itu memang sangat sulit di tebak.
Jieun beralih menatap sekeliling kamar. Ruangan ini tidak asing baginya, Bahkan bau khas mint dari kamar ini masih sangat ia ingat.
Sempat terbesit di fikirannya apakah selama ini yoongi hanya menjalani kehidupannya sendirian? Hampir semalaman ia tidak bisa tidur karna memikirkan hal ini. jieun merasa telah menjadi kekasih yang tidak baik, karna sama sekali tidak mengetahui dunia apa yang sedang yoongi jalani.
Sampai akhirnya kedua mata jieun terpatri pada salah satu benda yang berada dalam keranjang sampah tepat tidak jauh darinya.
Hanya Sebuah bingkai foto berukuran sedang, namun yang jadi perhatian jieun saat ini adalah figur kedua manusia di dalamnya. Seketika Jieun tersadar kalau yoongi di situ tersenyum sangat lebar.
Senyuman paling bahagia yang bahkan tidak pernah di lihatnya selama ini dari sosok min yoongi.
****
Kamis, 31 Maret 2022
Hallo, balik lagi sama cerita cowok kulkas yang satu ini 💆♀️ masikah ada yang setia menunggu? Hehe
Semoga kalian selalu suka sama alur cerita yang aku bawakan, dan gak bikin kalian bosen
Jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak setelah membaca ya beb 🥰💜
Follow IG : Chiim13_
Ayangie 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled Love [ Completed ]
Fanfiction[ Harap Follow terlebih dahulu sebelum membaca ] Min Yoongi, si brandalan SMA yongsan yang hobi sekali tidur di perpustakaan sekolah. baginya, tidak ada hal yang lebih penting dari pada bermalas malasan. Hanya ada tiga hal yang ia sukai di dunia, ya...