Yoongi mengusap pelan sudut bibir jieun yang terluka menggunakan ibu jari, dahinya mengkerut dalam saat memperhatikan adanya noda darah yang mengering di sana.
"Siapa yang menamparmu?" Tanya yoongi menuntut jawaban. Di hatinya ada rasa tidak terima melihat gadis itu di sakiti orang lain.
"Yoon" Bukan itu yang ingin jieun dengar, yoongi seolah olah mengabaikan perkataannya beberapa detik yang lalu.
"Siapa yang menamparmu!?" Yoongi sedikit menaikan intonasi suaranya ketika kembali mengulang pertanyaan.
"Yoongi, ayo kita putus" Pinta jieun dengan suara bergetar, ia sengaja tidak menjawab apa yang yoongi inginkan.
"Jangan mengalihkan topik" Sanggah yoongi tidak suka, dirinya cuma butuh jawaban.
"Ayahmu benar, aku memang tidak tahu diri sudah tinggal di sini. Aku menyusahkanmu saja, di tambah kehidupmu sangat berbeda jauh denganku." Jieun menggigit bibirnya kuat ketika air matanya mengalir lagi di kedua pipi.
"Kau bicara apa sih?" Yoongi menangkup wajah gadis itu agar terus menatapnya. Ia benci jika jieun menangis di hadapannya. Hatinya sungguh terasa di remat.
"Dari awal kita memang tidak cocok, aku yang seakan buta akan hal itu. Selama ini duniamu tidak ada aku di dalamnya, kau datang padaku saat kau terluka pada orang lain, bodohnya aku tidak sadar, aku di jadikan pelarianmu. Maka dari itu hatimu beku, beku untukku." Jieun menyingkirkan tangan yoongi dari wajahnya, lalu tubuhnya mundur dua langkah agar menjauh dari laki laki itu.
"Kau hanya kasihan padaku kan yoon? aku hanyalah gadis yatim piatu yang selalu di sakiti oleh ibu tiriku, dan tidak pantas untukmu" Sambung jieun yang mulai terisak, sedangkan yoongi membeku di tempat dengan kedua tangan terkepal kuat di sisi tubuh.
Yoongi marah tentunya, marah pada dirinya sendiri sudah membuat jieun begitu sangat sedih. Gadis yang awalnya sengaja yoongi pacari karna hasil dari keegoisannya sekarang malah berhasil memporak porandakan hatinya dalam satu waktu.
Yoongi tidak suka kala jieun merendahkan dirinya sendiri, sebenarnya ia tidak perduli mau bagaimana keadaan gadis itu, status keluarganya, kastanya, dan bahkan anak yatim piatu sekalipun.
Yoongi hanya ingin jieun selalu dekat dengannya, selalu masuk ke dalam pandangan retinanya. Tanpa ada kata kasihan atas kehidupan gadis itu.
Sebut saja yoongi gila, bahwa dirinya sampai detik ini sama sekali tidak ingin kehilangan jieun.
"Ayahku tidak benar, aku sama sekali tidak pernah membenarkan apa yang dia bilang" Yoongi maju ke arah jieun, tapi lagi lagi gadis itu mundur untuk menghindarinya.
"Jieun-.."
"Yoongi apa kau mencintaiku?"
Seperti ada sengatan listrik di seluruh tubuh yoongi saat jieun melontarkan pertanyaan tersebut. Mulut yoongi seakan terasa kelu setiap ingin mengatakan hal sejujurnya. Yoongi ingin sekali bilang kalau dirinya tidak ingin jieun meninggalkannya, tidak ingin gadis itu hilang dari pandangannya, tapi nyatanya sangat sulit hanya sekedar untuk di utarakan.
"Ayo kita putus" Jieun mengusap air matanya kasar, Melihat keterdiaman yoongi sudah cukup baginya mengetahui kalau laki laki itu memang tidak benar benar serius padanya.
Lalu dengan cepat jieun pergi dari hadapan yoongi, buru buru memasuki kamar, dan mengeluarkan semua barang barangnya dari dalam lemari untuk di masukan ke dalam koper.
Jieun berniat akan menumpang tinggal di rumah sederhana bi areum, setidaknya itu lebih baik dari pada harus terjebak di sini dan melihat atensi min yoongi, sama saja membuat hatinya semakin sakit setiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled Love [ Completed ]
Fanfiction[ Harap Follow terlebih dahulu sebelum membaca ] Min Yoongi, si brandalan SMA yongsan yang hobi sekali tidur di perpustakaan sekolah. baginya, tidak ada hal yang lebih penting dari pada bermalas malasan. Hanya ada tiga hal yang ia sukai di dunia, ya...