35 - 사실 ( Actually )

504 55 32
                                    

Jieun meremat kuat tangannya di kedua sisi tubuh, dan tidak perduli tatapan aneh yang di layangkan murid lain di sepanjang koridor karna dirinya terus mengadahkan kepala agar tidak menangis.

Ketika sampai di pintu kelas, jieun berpapasan dengan hyeri yang sepertinya ingin pergi ke kantin.

"Kenapa kembali? aku niatnya mau menyusulmu, tadi aku sempat lupa mengambil uang saku di tas, jadi terpaksa balik lagi" Kata hyeri mengadu, namun sedetik kemudian alisnya bertaut melihat kondisi jieun yang tidak baik baik saja.

"Ada apa?" Hyeri akhirnya mengikuti jieun menuju tempat duduk, menanyakan keadaan teman sebangkunya itu yang sepertinya ada masalah.

"E-oh? aku tidak apa apa" Jieun menghembuskan nafas beratnya, lalu menyandarkan punggungnya pada kepala bangku.

"Kau tidak pandai berbohong, aku sangat mengenalmu" Hyeri mengerucutkan bibirnya lucu.

Belum sempat jieun menjawab, atensinya lebih dulu menangkap yoongi yang baru saja masuk ke dalam kelas. Seharusnya tadi ia mencari tempat persembunyian yang aman, dimana laki laki itu tidak bisa menemukannya untuk saat ini.

"A-Ah, aku tahu sekarang. Jieun aku keluar dulu, tiba tiba ingin ke toilet" Kata hyeri beralibi saat melihat yoongi yang tengah berjalan menuju ke sini. Sebagai teman dirinya sangat peka akan hal tersebut.

"Aku ikut"

"Kau tetap di sini!"

Cengkraman jieun pada lengan hyeri seketika terlepas, suara deep yang yoongi lontarkan seakan bisa menghentikan seluruh fungsi syaraf di tubuhnya. Hyeri hanya meringis ke arah jieun, lalu terpaksa meninggalkannya.

Selepas kepergian hyeri, yoongi meletakan sebungkus roti dan juga sebotol air mineral tepat di hadapan jieun. Yoongi tahu kalau gadis itu belum sempat makan.

"Makan"

"Aku tidak lapar" Kata jieun, nafsu makannya memang sudah hilang

"Apa yang kau dengar?" Yoongi menarik bangku di sebelah gadis itu untuk di duduki.

Jieun bungkam di tempat, memilih memainkan jari jari tangannya di atas meja sekaligus menghindari tatapan mengintimidasi yoongi.

"Malam itu aku memang mengantar seuli, dia menelfonku dan memintaku menjemputnya di club. Awalnya aku tidak mau, tapi aku dengar lewat telfon dia di ganggu oleh beberapa laki laki di sana, aku hanya takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, jadi aku mau"

"Dia juga memintaku menemaninya sampai tertidur, karna kedua orang tuanya lagi tidak di rumah, aku tidak bertindak jauh"

Baru kali ini jieun mendengar yoongi berbicara cukup panjang, dan faktanya laki laki itu masih punya perasaan khawatir untuk seuli, hatinya terasa sedih namun sebisa mungkin jieun tetap menarik senyumnya meski sangat tipis.

"Aku tidak memintamu agar menjelaskannya" Jieun berusaha tidak menangis.

Setelahnya gadis itu tersentak kala yoongi tiba tiba menangkup kedua sisi wajahnya agar di hadapkan padanya "Aku tidak suka di abaikan jika sedang bicara"

"A-Aku tidak mengabaikanmu" Balas jieun terbata, kemudian menyingkirkan tangan yoongi dari wajahnya.

"Cepat makan, jam istirahat sebentar lagi berakhir"

"Sudahku bilang aku tidak lapar"

"Aku tidak pergi jika kau tidak makan"

Jieun merengut melihat yoongi malah membaringkan kepalanya di atas meja dengan wajah menghadap dirinya. Bagaimana bisa ia makan kalau di tatap begitu.

Untitled Love [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang