38 - 현실 [ Reality ]

528 63 20
                                    


"Non jieun!"

Bi areum sangat terkejut saat mendapati tamu di depan rumahnya ternyata adalah anak tiri dari mantan majikannya.

"Bibi" Jieun langsung saja menghamburkan dirinya ke dalam pelukan bi areum, jieun amat rindu dengan bi areum yang sudah ia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri.

"Non ya ampun! bibi kangen banget sama non jieun. Bagaimana kabarnya non? kenapa larut malam begini bisa ke sini?" Ujar bi areum penuh haru, dan membalas pelukan jieun tak kalah erat. Sesekali bi areum menyeka sudut matanya yang sempat mengeluarkan air mata.

"Aku baik baik saja, bibi bagaimana kabarnya? aku kesini karna rindu bibi" Jieun melepaskan pelukannya sambil menatap bi areum penuh kerinduan sekaligus terselip kebohongan tentang tujuan sebenarnya mengapa ia datang ke sini.

"Seperti apa yang non lihat, bibi sehat sekali" Bi areum mengajak jieun memasuki rumahnya yang terbilang sederhana, kemudian pergi ke dapur untuk membuat minuman beserta mengambil beberapa makanan ringan yang tersedia.

Selagi menunggu, jieun mengitari pandangannya ke sekeliling ruangan setelah duduk di bangku ruang tamu. Tempat ini suasananya masih sama, tidak ada yang berubah, hanya saja lebih banyak tanaman hias yang berjajar di teras rumah.

"Non kenapa bawa koper? mau pergi kemana memangnya" Tanya bi areum ketika sudah datang kembali, dan menaruh nampan berisi sesuatu yang tadi di siapkan ke atas meja dekat jieun.

"Eoh? aku tidak pergi kemana mana, aku itu bi" Jieun mengusap tengkuknya beberapa kali sebab merasa tidak enak hati mengucapkannya.

"Kenapa non? bilang saja sama bibi tidak usah sungkan" Bi areum tersenyum ke arah jieun, memperlihatkan wajah keibuannya.

"Aku boleh tidak bi, tinggal di sini? untuk sementara waktu. Nanti kalau aku sudah dapat gaji, aku akan pindah mencari tempat tinggal baru. Semacam kos kosan atau lainnya" Jieun meremat jari jarinya di pangkuan, melihat ekspresi bi areum yang kaget ia jadi meringis malu.

"Non jieun bekerja? astaga non kenapa tidak bilang dari tadi. Rumah bibi rumah non juga, bisa tinggal kapanpun non mau" Bi areum berseru di tempatnya, tidak menyangka jieun begitu mandiri sampai rela bekerja.

"Makasih bi, maaf bila aku merepotkanmu. Ya, aku bekerja di kafe" Jieun tersenyum lega, setidaknya bi areum mengerti soal kondisi kehidupannya sekarang.

"Sama sekali tidak merepotkan, malah bibi senang jadi ada yang menemani" Kata bi areum antusias, bi areum memang tinggal seorang diri. Anak dan suaminya ada di kampung, tapi bi areum sering pulang sebulan sekali untuk menjenguk mereka.

Bi areum pernah bercerita kalau suaminya adalah seorang buruh tani di kampungnya, itu menjadi alasan mengapa dia tidak bisa tinggal bersamanya di sini. Begitu pula anak perempuan semata wayangnya yang juga masih bersekolah tingkat SMP di sana.

"Bi, bagaimana kabar ibu dan ina? bibi masih bekerja di sana?" Tanya jieun merubah topik.

"Bibi tidak tahu non. Semenjak non jieun pergi, bibi sudah tidak lagi bekerja di rumah non. Sekarang bibi bekerja menjadi penjahit, beruntungnya ada konfeksi rumahan yang tidak jauh dari sini " Jawab bi areum turut bersedih.

"Tidak apa apa bi, semoga mereka baik baik saja" Balas jieun sekenanya, walaupun ibu dan kakak tirinya sudah jahat padanya, namun ia tidak bisa membenci mereka atas apa yang mereka lakukan terhadapnya.

"Non tidak tinggal lagi bersama kekasih non?"

Jieun membeku di tempat, pertanyaan bi areum sukses menimbulkan pedih di hatinya. Tapi seberusaha mungkin ia tetap tersenyum dalam menanggapi.

Untitled Love [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang