34 - 거짓말하다 ( Lied )

510 53 41
                                    


Hyeri menatap sebal ke arah jimin yang sedari tadi menghalangi jalannya. Bila ingin ke kanan, jimin juga, bila ia ingin ke kiri, jimin juga mengikuti sampai ia jengah sendiri.

"Yak! berhentilah menggangguku!" Kata hyeri sebal, keinginan menimpuk jimin dengan sepatunya sangat amat tinggi.

"Ayolah, berikan nomor ponselmu" Jimin menaik turunkan alisnya sambil menyodorkan ponsel mahal ke arah hyeri layaknya seperti kemarin marin.

"Kenapa kau ini ingin sekali memiliki nomor ponselku?" Tanya hyeri sewot sendiri.

"Ingin saja, siapa tahu aku bisa menemanimu saat kesepian"

Lihatlah, buaya sekali memang. Tipikal laki laki yang harus hyeri hindari. "Maaf, tapi aku sama sekali tidak kesepian dan juga tidak butuh dirimu, jadi ku mohon minggir"

"Aish! kau benar benar tidak tertarik padaku? apa yang membuatmu tidak tertarik di saat wanita lain berlomba lomba menarik perhatianku?" Jimin maju selangkah hingga membuat jaraknya pada hyeri amat dekat.

"M-Minggir" Bohong kalo jantung hyeri aman aman saja, di jarak sedekat ini kenapa park jimin malah terlihat lebih menawan, sial.

"Wanita tidak suka di paksa, bukan begitu?" Ujar hoseok yang entah muncul dari mana tiba tiba merangkul jimin bersama antensinya yang jatuh pada hyeri. Gadis itu merasa di selamatkan oleh hoseok terhadap situasi mendebarkan tadi.

"Temanmu bahkan lebih baik dari pada dirimu" Kata hyeri sebelum akhirnya meninggalkan jimin yang berakhir mencak mencak sendiri di tempatnya.

"Kau ingin ku bunuh huh?! aku jadi kehilangan mangsa empuk!" Jimin menoyor kepala hoseok kesal.

"Mau sampai kapan kau mempermainkan wanita?" Hosek memiting leher jimin gemas sendiri karna kelakuan kurang ajar jimin selama ini, lalu menarik laki laki itu menuju kantin.

"Yak! aku masih muda, nikmati saja selagi bisa!"

"Aku harap karma cepat datang padamu"

"Kau memang teman kurang ajar!"

Keributan mereka berdua di sepanjang koridor di tonton sebagian murid yang tidak bisa untuk tidak tertawa melihat tingkah konyol mereka.


***


Jieun menghembuskan nafas beratnya tatkala melihat sebuah pesan masuk yang baru saja ia terima di ponselnya. kesepakatan itu telah di setujui, jadi mau tidak mau dirinya harus menerima konsekuensinya. Kalau di pikir pikir ini sama saja mengubur dirinya sendiri secara perlahan.

Jaehyun

Nanti belikan aku makanan enak, kalau tidak enak kau akan ku pecat! aku tunggu di caffe.


Jieun meremas ponselnya kesal, sekarang dirinya beralih fungsi menjadi pesuruh laki laki itu? memangnya dia siapa? mentang mentang mereka berdua saling terikat janji bukan berarti ia rela di jadikan budak.

Jaehyun

Kau tidak menjawabku? Wah! kau lupa kalau aku ini bosmu sekarang? mau rahasiamu ku bongkar ke si brengsek itu?


"Kenapa harus terjebak begini" Gumam jieun frustasi sendiri, lalu beralih mengetik balasan dengan terpaksa mengiyakan karna tidak ingin di pecat.

"Terjebak apa?"

Jieun sedikit tersentak ketika mendapati taehyung yang sudah berdiri tidak jauh darinya, raut wajahnya sangat penasaran menunggu jawaban.

Untitled Love [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang