Jieun baru saja keluar dari salah satu bilik toilet sekolah, namun tubuhnya kembali terdorong ke dalam toilet hingga punggungnya membentur tembok di belakangnya cukup keras.
Menimbulkan keterkejutan jieun karna melihat presensi seuli beserta yuna yang segera mengunci pintu toilet guna mengurung dirinya di sini.
"Menurutmu kau ini siapa huh?! kurang ajarnya memasuki duniaku dan yoongi, kau tidak sadar ya? kau tidak pantas untuknya!"
Seuli mencengram rahang jieun sampai kukunya menancap di kulit wajah gadis itu. Jieun meringis merasakan tekanan kuat di kedua pipinya.
"Ku biarkan kau malah semakin bertingkah! kau hanya orang baru, tidak usah berlagak!" Ujar seuli sarkastik, kebenciannya sudah memasuki level akut.
"M-Maksudmu apa?" Tanya jieun gelagapan. Saat ingin berontak tubuhnya cepat cepat di tahan oleh yuna.
"Cih! jangan sok polos! bagaimana bisa yoongi menyukai gadis sepertimu? tidak ada kualitasnya sama sekali. Jadi jauhi yoongi!"
Jieun berusaha tidak gemetar, meskipun satu lawan dua. Ia tidak mau jadi gadis lemah, setidaknya ia harus membela diri.
"Dia mencintaiku" Kata jieun lantang, seuli semakin geram mendengar perkataan tersebut.
"Oh ya? kau cuma pelampiasannya! aku cinta pertamanya, yoongi tidak mungkin melupakanku!"
"Kau harus menerimanya seuli, yoongi memang telah jatuh cinta padaku"
Dengan gerakan cepat jieun menyingkirkan keduanya, ia sama sekali tidak ingin mencari ribut, apa lagi ini masih di lingkungan sekolah. lalu mencoba meraih knop pintu toilet. Tapi gerakannya kalah cepat oleh seuli yang lagi lagi menariknya, sekarang rambutnya malah di jambak kasar tanpa perasaan.
"Brengsek! kau tidak bisa lari dariku! urusan kita belum selesai! mencari gara gara denganku bukan sesuatu yang menyenangkan kau tahu itu?!"
"S-sakit! lepaskan!" Jieun sampai merasa pening karna di jambak begitu keras, kulit kepalanya seakan terasa mengelupas.
"Sakit? ini belum seberapa! yuna lakukan tugasmu!" Titah seuli. Tanpa ada bantahan yuna bergerak mengambil air di gayung, lalu menyiram tubuh seuli berulang kali hingga basah kuyup. Kejadian ini mengingatkan jieun dengan apa yang di lakukan ibu tirinya dulu.
"Berhenti!" Pinta jieun memohon, air matanya sudah mengalir tanpa bisa di cegah. Traumanya belum sepenuhnya hilang dari ingatan, membuatnya menggigil seketika.
"Ini akibatnya jika kau bermain main denganku bodoh! tidak akan ada yang bisa menyaingiku dalam hal apapun, kau harus ingat itu di otak kepalamu!" Di rasa cukup, seuli menyuruh yuna untuk berhenti, kemudian keduanya pergi meninggalkan jieun yang menangis seorang diri.
Kapan dirinya akan terbebas dari hal hal menyakitkan?
•••
Yoongi bergegas mendatangi kelas jieun ketika bell pulang berbunyi, mengabaikan seruan teman temannya yang penasaran akan kelanjutan hubungan dirinya dan gadis itu.
Yoongi memang sudah menceritakan soal perasaan sesungguhnya terhadap jieun kepada teman temannya. Mereka semua malah merasa senang karna yoongi berhasil bangkit dari masa lalunya.
Yoongi bersyukur kalau jieun mau menerimanya kembali, meski harus secara pelan pelan dan meyakinkan gadis itu kalau dirinya benar benar ingin berubah. Walaupun ajakan untuk kembali tinggal di rumahnya tetap di tolak, setidaknya jieun memihaknya.
Belum sempat yoongi mencapai kelas, hyeri lebih dulu menghampirinya dengan wajah khawatir luar biasa.
"Ada apa?" Tanya yoongi mendesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled Love [ Completed ]
Fanfiction[ Harap Follow terlebih dahulu sebelum membaca ] Min Yoongi, si brandalan SMA yongsan yang hobi sekali tidur di perpustakaan sekolah. baginya, tidak ada hal yang lebih penting dari pada bermalas malasan. Hanya ada tiga hal yang ia sukai di dunia, ya...