21 - 울음 ( sadness )

618 73 20
                                    


Jieun mengusap matanya yang terasa mengantuk, di tatapnya kembali layar LED yang tengah menampilkan sebuah permainan game konsol. Sudah hampir satu jam yoongi sibuk bermain game sendirian. Sebenarnya tadi laki laki itu mengajaknya agar ikut bermain juga, tapi jieun sama sekali tidak jago dalam hal bermain game, yang ada nanti akan kalah terus kalau melawan yoongi.

"Kamu memang sering begini ya yoon?" Tidak betah dengan keheningan, akhirnya jieun kembali membuka obrolan. Yoongi hanya meliriknya sekilas, tanpa mau membuka suara.

"Sendirian, lagi pula kenapa kamu tidak tinggal bersama ayahmu?"

Yoongi berdecak di tempatnya ketika game yang dimainkannya sedikit sulit karna sudah naik level yang lebih tinggi. Kedua tangannya sibuk menggerakan joystick game yang terhubung ke LED, namun laki laki itu masih mendengar jelas apa yang di katakan jieun barusan.

"Lebih suka begini" Jawab yoongi singkat.

Lagi lagi jieun teringat akan perkataan yunna, seakan akan hal itu memang sudah melekat di kepalanya dan susah di hilangkan. Di benaknya ia ingin sekali bertanya pada yoongi, tapi dirinya selalu mengurungkan niatnya.

"Yoon"

"Hm"

Ada jeda beberapa detik sebelum jieun melanjutkan perkataannya yang entah kenapa ingin sekali ia utarakan. Hatinya akhir akhir ini mudah sekali bersedih.

"Jika semisalnya suatu hari nanti kamu mau pergi atau sudah bosan denganku, tolong beri tahu aku ya. Biar nanti aku bisa memikirkan lebih dulu kemana aku akan pulang, meskipun rasanya ini tempat terakhir yang aku punya"

Yoongi seketika menghentikan seluruh aktivitasnya, lalu memutar tubuhnya menghadap jieun sepenuhnya yang sedang duduk di sofa tidak jauh darinya.

"Kenapa?"

"Eh? Tidak apa apa, aku hanya ingin bicara itu saja" Jieun menunduk, sambil meremat kedua tangannya di pangkuan. Enggan menatap yoongi di depan.

"Kenapa?" Yoongi mengulangi lagi pertanyaannya sebelum mendapatkan jawaban yang ia mau.

"Aku hanya asal bicara, jadi lupakan saja" Jieun mendongak, dan melempar senyuman pada yoongi seolah hatinya baik baik saja. "Aku mengantuk, kamu lanjutkan saja mainnya"

Yoongi masih setia menatap jieun yang kini merubah posisinya menjadi berbaring di sofa membelakanginya. Yoongi tahu ada yang tidak beres, tapi seperti biasa gadis itu selalu menutupinya, sayangnya yoongi tidak sebodoh itu untuk berpura pura tidak tahu.

Yoongi menghembuskan nafas beratnya, kemudian kembali melanjutkan permainannya yang tiba tiba berubah menjadi tidak menarik. Sampi setengah jam berlalu salah satu dari maid menghampirinya, dan memberitahunya kalau ada seorang tamu yang tengah mencarinya di luar.

"Siapa?"

"Saya tidak tahu tuan, tapi dia mencari anda" Kata maid itu, lalu yoongi mau tak mau beranjak dari sana untuk melihat siapa tamu yang datang kerumahnya. Sekilas ia melirik ke arah jieun yang sepertinya memang jatuh tertidur, terlihat dari nafas gadis itu yang naik turun dengan teratur.

"Mau apa datang kesini?" Tanya yoongi dingin, ternyata tamu yang di sebut oleh maid tadi adalah kim seuli. Dia memang maid yang terbilang baru di rumahnya, jadi wajar tidak mengenali seuli, kecuali maid yang sudah bekerja lama, pasti akan tahu siapa gadis itu karna seringnya berkunjung kerumahnya dahulu.

Awalnya yoongi sangat terkejut karna gadis itu berani datang kesini setelah sekian lama, tapi ia mencoba terlihat setenang mungkin tanpa menunjukan ekspresinya seperti biasa.

Seuli tersenyum senang ketika melihat yoongi, nyatanya perkataan yoongi kemarin tidak membuatnya menyerah begitu saja.

"Tadi aku mencarimu di sekolah, ternyata kamu tidak masuk. Apa kamu sakit yoon?" Kata seuli, suara lembut gadis itu selalu berhasil membuat yoongi terhenyak di tempatnya.

Untitled Love [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang