"Mianhe"Yoongi menatap jieun yang sedari tadi terus menerus meminta maaf padanya, padahal kejadian tadi bukan sepenuhnya salah gadis itu. Yoongi segera menyuruh staff keamanan PUB untuk mengusir komplotan orang orang barusan, beserta orang yang berkelahi dengannya.
"Aku bosan mengapa selalu kata itu yang kau ucapkan" Ujar yoongi cuek, sambil menenggak segelas minuman beralkohol yang baru saja ia tuang. "Kenapa tidak memanggilku ketika di ganggu?"
"Eoh? Aku-...hanya takut"
"Takut,takut,semua saja kau takuti" Sindir yoongi pedas, ia tidak habis fikir dengan jalan pikiran jieun, segala sesuatunya pasti selalu dia takuti, bahkan gadis itu selalu takut dengan pacarnya sendiri.
Jieun meringis di tempatnya. Ia tidak bisa mengelak, karna apa yang di katakan yoongi memang benar adanya. Dirinya selalu merasa takut akan sesuatu hal, mungkin ini efek buruk dari kekerasan yang ia terima dari ibu dan kakak tirinya selama ini.
"Tempat ini ternyata milikmu?" Tanya jieun, pantas saja mereka berdua di perbolehkan masuk ke sini meski umur keduanya belum memasuki kata legal. Ia tidak tahu sekaya apa seorang min yoongi sampai sampai tempat hiburan malam sebesar ini saja bisa jadi miliknya.
"Hm, kenapa? Makin jatuh cinta denganku?"
"Kenapa kau selalu berbicara seperti itu setiap kali aku bertanya sesuatu milikmu?" Jieun mengerucutkan bibirnya tidak suka, memangnya ia wanita macam apa? Apakah menurut yoongi dirinya adalah gadis matre?
"Kau memang aneh" Kata yoongi lalu tersenyum miring. Mungkin kalau gadis lain sudah kegirangan memiliki pacar yang kaya raya, meminta di belikan ini dan itu, bahkan tak segan segan memorotinya. Tapi jieun berbeda, sungguh berbeda.
"Sejak kapan kau sudah minum alkohol?" Jieun kembali bertanya, sepertinya kalau sudah menyangkut paut tentang yoongi segala macam pertanyaan tidak akan terhitung. Banyak sekali hal yang ia tidak ketahui tentang kehidupan min yoongi.
"Sejak ibuku meninggalkanku" Jawab yoongi, pandangannya menatap kosong gelas yang ada di tangannya. "Dan sejak-.."
Jieun perlahan merunduk, ia tahu alasan yoongi tidak bisa melanjutkan perkataannya. Perasaan sedih mulai terbesit lagi di benaknya kini, kata kata yunna di sekolah mulai kembali mengganggu fikirannya.
"Aku ingin tidur sebentar, berkelahi membuatku lelah" Yoongi merebahkan kepalanya di atas meja, dengan kedua tangan terlipat sebagai bantalan. Jieun tanpa sadar tersenyum, ia bersyukur sekarang yoongi lebih banyak berbicara padanya ketimbang dari yang kemarin marin.
Jieun tidak tahu kehidupannya akan seperti apa jika saja ia tidak bertemu dengan min yoongi, mungkin dirinya masih dalam kungkungan mimpi buruk tanpa sebuah akhir. Di selimuti oleh ketakutan akan ibu dan kakak tirinya, hingga menjadi trauma berkepanjangan.
Satu hal yang kini jieun sadari, ia sudah jatuh terlalu jauh pada sosok laki laki di hadapannya, menjadikannya tempat singgah yang manakala tidak ada lagi tempat untuknya berpulang selain dirinya. Jieun tidak ingin kehilangan yoongi, hanya itu satu satunya harapan jieun yang tersisa sekarang.
***
"Siapa dia?"
"Hei! Bukankah itu kim seuli, seorang model terkenal?"
"Cantik sekali, siapapun akan kalah dengannya"
"Lihatlah dia, wujudnya bahkan seperti sebuah pahatan yang sempurna"
"Aku tidak menyangka aslinya secantik itu"
"Untuk apa dia kesini? Apa dia akan sekolah di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled Love [ Completed ]
Fanfiction[ Harap Follow terlebih dahulu sebelum membaca ] Min Yoongi, si brandalan SMA yongsan yang hobi sekali tidur di perpustakaan sekolah. baginya, tidak ada hal yang lebih penting dari pada bermalas malasan. Hanya ada tiga hal yang ia sukai di dunia, ya...