39 - 방문객 [ Guest ]

547 57 60
                                    



"Kamu tidak masuk sekolah selama tiga hari, apa kamu sakit? aku datang ke sini hanya memastikan kamu baik baik saja. Aku sungguh mengkhawatirkan dirimu"

Yoongi menyingkirkan tangan seuli yang sengaja di tempelkan di dahinya untuk mengecek suhu tubuh lumayan kasar. Yoongi dapat melihat guratan kekecewaan di wajah seuli setelahnya.

"Yoongi, ada apa denganmu?" Tanya seuli menahan rasa kesal karna yoongi tidak mau menerima sentuhannya.

Seuli datang kerumah yoongi ketika semua teman temannya sudah pulang lebih dulu. Sejujurnya yoongi merasa terganggu atas kehadiran seuli, gadis itu tiba tiba datang tanpa permisi.

"Berhenti menemuiku" Ujar yoongi lalu berdiri hendak pergi.

"Kenapa? aku sekedar ingin melihatmu, apa itu salah?" Seuli juga ikut berdiri dari tempat duduknya.

"Salah!" Yoongi sedikit menaikan intonasi suaranya namun berusaha tidak membentak. Suasana hatinya memang tidak baik, di tambah kedatangan seuli menambah kepeningan yang bak meremat kepalanya tanpa jeda.

"Apa yang salah? aku di sini-.."

"Salah karna kau terus mendekati laki laki yang telah memiliki kekasih"

Seuli membeku di tempat saat mendengar perkataan yoongi barusan, persis seperti pisau yang menusuk dadanya tanpa belas kasihan, beserta merobek harapan yang selalu gadis itu hayal hayalkan belakangan ini.

Seuli meremat kedua sisi rok sekolahnya dengan kedua mata yang siap menumpahkan airnya. Apa yang yoongi utarakan sungguh membuat hatinya kepalang sakit. Baru kali ini seuli melihat tidak ada lagi pancaran ketertarikan di netra yoongi pada dirinya.

"Gadis itu benar benar merubahmu" Mengalir sudah air mata seuli tanpa bisa di cegah, sambil memperhatikan yoongi yang dulu sangat mencintainya, sangat perduli dengannya, tidak pernah membuat dirinya sedih, dan selalu rela melakukan apapun untuknya kini begitu asing.

Ada rasa tidak terima di hati seuli bahwa yoongi memang tidak lagi memiliki perasaan kepadanya. Tapi bukankah dirinya cinta pertama laki laki itu? tidak mungkin yoongi melupakannya begitu saja.

"Bohong! perasaanmu masih ada untukku kan yoon? gadis itu hanya pelampiasanmu!" Seuli tertawa pelan seolah mengejek, mencoba meyakinkan diri sendiri kalau yoongi masih punya sisa cinta untuknya.

Yoongi memejamkan kedua mata sejenak dengan rahang mengeras menahan emosi, kemudian di tatapnya kembali seuli penuh intimidasi.

"Kau benar dia hanya pelampiasanku, pada awalnya. Tapi aku telah jatuh ke dalam permainanku sendiri. Kau paham maksudku!" Balas yoongi, lalu meninggalkan seuli yang wajahnya semakin memerah menerima fakta yang begitu menyayat diri.

"Gadis sialan!" Seuli sekarang sungguh membenci shin jieun.


•••



Jieun menatap tanpa minat selembaran foto yang di taruh jaehyun di atas meja selagi ia membersihkan sisa makanan pengunjung menggunakan lap kain.

"Lihat, pacarmu itu brengsek benar?" Jaehyun merasa bangga karna bisa memberikan bukti kalau yoongi bukanlah kekasih yang baik.

Andai saja jaehyun tahu kalau jieun sudah mengetahui lebih dulu faktanya sebelum laki laki itu memberitahunya sampai repot repot memberikan foto.

"Kau penguntit" Kata jieun sambil menumpuk beberapa piring kotor untuk di bawa ke dapur.

Bukan itu reaksi yang jaehyun inginkan, tidak ada sama sekali terkejutan dari jieun. Gadis itu malah terlihat biasa saja, seharusnya jieun berterimakasih padanya karna bisa memberikan hal tersebut.

Untitled Love [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang