32 - 변화 ( Change pt.2 )

499 62 61
                                    

Selama di perjalanan yoongi terus melirik kedua tangan seuli yang masih setia melingkar erat di pinggangnya, kepala gadis itu juga ikut bersandar di balik punggungnya. Yoongi membiarkan hal tersebut karna ia tahu gadis itu masih sedikit mabuk. Yoongi hanya takut seuli terjatuh dari motor.

Lima belas menit akhirnya mereka sampai di kediaman seuli, rumah besar bergaya eropa klasik itu seakan berdiri gagah menyambutnya di depan. Dulu yoongi sering sekali berkunjung ke sini entah di hari biasa maupun weekend.

"Turun" Kata yoongi, tapi seuli sepertinya tidak ingin melepaskan pelukannya. Gadis itu malah sibuk membenarkan posisi bersandarnya agar lebih nyaman.

"Seul!" Yoongi berusaha menyadarkan gadis itu.

"Aku di rumah sendirian, boleh tidak kamu temani aku sampai tertidur?" pinta seuli terdengar sedikit nada memohon. "Momy and dad lagi keluar kota, baru pulang besok pagi"

"Cepat turun!" Yoongi berusaha tidak perduli dan kembali menyuruh seuli turun dari motornya.

"Padahal dulu kamu paling senang kalo aku minta di temani" Seuli tersenyum masam di tempatnya, tapi seuli selalu punya keyakinan kalau setiap penolakan yang yoongi berikan padanya semata mata hanya untuk menghindarinya, dan gadis itu juga yakin kalau perasaan yoongi tidak pernah berubah terhadapnya.

Yoongi diam, raut wajahnya tetap datar tanpa ekspresi sampai akhirnya seuli mengalah meski kesal dan turun dari atas motornya. Langkah gadis itu masih sempoyongan hingga apa yang yoongi pikirkan terjadi, seuli terjatuh tepat di depan gerbang.

"Aw!" Seuli mengaduh kesakitan, lantas yoongi ikut turun dari motornya setelah melepas helm. Ternyata seuli tidak pernah berubah dari dulu, masih suka sekali terjatuh.

Yoongi menghembuskan nafas beratnya lalu berjongkok sambil memeriksa keadaan lutut seuli yang terlihat memar tapi tidak parah. "Jatuh kenapa jadi hobi?"

Pertanyaan yoongi meskipun sederhana namun berhasil memberikan efek yang berlebihan pada hati seuli, nyatanya laki laki itu masih saja mengingat kebiasaan lamanya. Rasanya seuli ingin menjerit kegirangan, itu tandanya yoongi masih mencintainya bukan?

"Stress!" Sindir yoongi saat melihat seuli tengah senyum senyum sendiri. "Masih bisa jalankan? kalau gitu aku pulang" Sambung yoongi ketika sudah membantu seuli berdiri.

"Yoon please! kali ini saja temani aku" Seuli memasang wajah sedih andalannya agar yoongi bisa luluh, yoongi yang tadinya hendak pergi kembali berbalik.

Yoongi paling tidak tahan melihat kedua mata itu penuh harap padanya, dirinya lagi lagi mengumpat dalam hati mengapa rasanya sulit sekali tidak perduli pada gadis itu.

"Oke, waktumu setengah jam. jika lebih dari itu aku pulang" Kata yoongi pasrah, ia benci sekali hatinya yang sering kali bimbang.

Seuli mengembangkan senyum kemenangan, yoongi memang sangat mudah di taklukan pikirnya. Gadis itu tanpa beban menarik yoongi agar masuk bersamanya ke dalam rumah, tanpa mereka berdua sadari kalau sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan gerak geriknya dari kejauhan, dengan kamera ponsel yang sudah berkali kali menangkap gambar keduanya dari dalam mobil.

"Brengsek selamanya akan menjadi brengsek!" Gumamnya diiringi seringaian benci.



***


Jieun mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memfokuskan pandangan, di lihatnya jam yang menggantung di dinding kamar menunjukan pukul dua dini hari. Rasa haus di tenggorokannya berhasil membangunkannya dari tidur.

Jieun bergegas keluar kamar menuju dapur, setelah kesadarannya mulai pulih seratus persen sehabis minum, gadis itu baru ingat kalau yoongi tidak kelihatan batang hidungnya. Apa tidur di kamar sebelah? karna penasaran akhirnya jieun mendatangi kamar tersebut.

Untitled Love [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang