40. Dendam dan cinta

22 2 0
                                    

Bram nampak serius membahas pekerjaan dengan rekan bisnis barunya,Gerald Yohn. Dita hanya tersenyum ketika Gerald menatapnya. Bram tahu istrinya tengah di tatap oleh Pria lain.
" sayang... Kamu kalau udah selesai makannya ke mobil aja duluan, gak lama kok" kata Bram
Dita mengangguk.
" kenapa terburu buru sekali? Saya ingin mengobrol banyak dengan istri bapak" kata istri Gerald
" istri saya baru saja sembuh dari sakit, jadi perlu istirahat lebih miss Jenny"
" owh...begitu.. Lain kali bisa kita ketemu lagi Bu.. An...ehm...Dita" kata Jenny
Dita tersenyum.
" off course... "
Dita segera meninggalkan suami dan rekan bisnisnya. Dita langsung ke mobil,karena Damar sudah menjemputnya di lobby.
" nyonya,tuan pesan nyonya diminta menunggu di cafe dekat hotel ini,bagaimana?"
" ok... Saya juga pengen ngopi, sekalian kamu juga"
" baik nyonya"
Damar membawa Dita ke sebuah cafe yang letaknya tidak begitu jauh dari hotel. Damar dan Dita masuk ke cafe. Dita mencari tempat duduk dan Damar yang memesankan kopi untuk Dita.

******
Bram sudah meminta Damar menjemputnya. Bram segera masuk ke mobil,di dalam mobil Dita tersenyum menyambut suaminya dan memberinya segelas kopi americano dingin.
" thanks...honey" kata Bram kemudian mengecup pipi Dita
Dita merona.
" mas..malu ih...ada damar"
Damar tersenyum. Bram tidak peduli akan hal itu.
" Damar... Besok kamu siapkan berkas berkas yang mau kita bawa ke Korea,penerbangan jam berapa besok"
" Berkas sudah disiapkan Mirna Tuan,penerbangan sore Tuan"
Bram mengangguk.
" kamu mau ke Korea? Kok gak bilang,berapa hari? "
" kerjaan sayang, 1 minggu,sekalian mau reuni"
Dita menghela napas. Dia kesana,bisa bisanya Bram pergi ke Korea dengan tiba tiba,dan Bram nampak santai. Dita sangat ingin kesana,tapi Bram sangat cuek.

Sampai dirumah,Bram tidak membahas apapun. Dia langsung mandi,sedangkan Dita mandi dikamarnya. Dengan hanya mengenakan jubah mandi,Bram keluar kamarnya dan ke dapur untuk mengambil minum. Sedangkan Dita selesai mandi,mengenakan gaun tidurnya mencari Bram. Namun sayup dia mendengar Bram tengah berbicara di telepon dengan sangat lembut. Dita terkejut mendengar Bram berjanji menemuinya di Korea. Dita langsung berdehem. Bram menyudahi pembicaraan nya. 
" sayang... Kenapa kamu kesini?" tanya bram
" kamu ngapain?"
" aku haus... Ayo tidur"
Dita tersenyum. Bram merangkul Dita dan tiba tiba Bram menggendong Dita. Dita terkejut, Bram mengecup bibir Dita. Dita membalas,mencium Pipi Dita. Sampai dikamar, Bram menurunkan Dita di kasur. Kemudian berbisik ke telinga Dita.
" aku butuh bekel buat 1 minggu " bisik Bram membuat Dita terkekeh
" bekel apa? Kayak disana gak ada makanan"
Bram menciumi wajah Dita. Tangan Dita meraih tali jubah milik Bram,begitu juga Bram berhasil membuka jubah Dita sehingga mengekspos tubuh Dita. Bram tersenyum nakal. Tanpa basa basi Bram bersiap melancarkan aksinya. Bram sudah dalam gairah yang memuncak,tiba tiba saja ponselnya berdering.
" angkat dulu Mas" kata Dita
Bram menjambak kesal rambutnya. Bram menerima telepon sambil bersandar di ranjang.

*****
Disini disebuah rumah sakit Bram berada,beberapa jam yang lalu dia mendapat telepon. Ditemani Dita,mereka duduk di depan ruang IGD. Dita sangat khawatir,Bram memintanya diam tidak bertindak apapun sampai Dokter selesai memeriksa. Dokter keluar dari IGD. Bram dan Dita bangun dari tempatnya.
" bagaimana keadaan teman saya Dok?" tanya Dita khawatir
Bram menenangkan Dita.
" pasien bisa dipindahkan ke ruang rawat,silakan Bapak urus administrasinya"
" baik Dok"
Bram mengajak Dita mengurus administrasi. Setelah selesai,mereka masuk ke ruang rawat. Sosok wanita terbaring lemah di ranjang rumah sakit,tangan dan hidungnya diinfus. Dita dan Bram duduk di sisi ranjang.
" sebenarnya Nindy kenapa? Kok dia gini,marcell bilang dia kecelakaan,tapi kok sekarang dia malah gini"
Bram menarik napas dalam.
" sayang... Apa arti Nindy buat kamu,maksudnya seperti apa Nindy dimata kamu"
" ya dia sahabat terbaik aku, karena dia,kita sekarang bersama,dia selalu bantu aku"
" aku harap setelah ini,kamu bisa memutuskan dan berpikir apa sahabat itu"
" maksud kamu apasih?" tanya dita semakin bingung
Bram menggenggam jemari Dita.
" Nindy gak sebaik yang kamu pikir"
Dita mengernyitkan dahinya.
" kamu ini ngomong apa? Aku kenal Nindy udah lama banget"
" gak ada jaminan kenal lama atau baru sayang,kamu itu terlalu polos dan baik hati,jadi menganggap semua orang itu seperti kamu,tulus dan baik" kata Bram
Dita semakin tidak paham dengan perkataan suaminya.

Semalaman menunggui Nindy dirumah sakit,Bram menceritakan semuanya. Tanpa terkecuali dengan pernikahan mereka juga. Nindy ragu,antara percaya atau tidak. Karena rasanya tidak mungkin Nindy sejahat itu. Dia orang yang selalu ada disaat saat susah Dita. Jadi tidak mungkin jika Nindy tega sedemikian rupa.
" dan...yang paling menyakitkan buat aku, saat kehilangan anak kita "
" maksud kamu?"
" iya... Nindy yang sengaja bikin lantai kamar mandi dirumah sakit itu licin"
Dita sangat tidak percaya,dia menatap tubuh yang masih terkulai lemah itu.
" aku bakal tunggu Nindy jujur semuanya"
" iya... Semoga Nindy cepat sadar dan pilihannya adalah memaafkan atau memperkarakan,karena tindakan dia sudah kriminal sayang"
" tapi... Rasanya gak mungkin Mas"
Bram menghela napas.
" kamu istirahat ya... Atau mau pulang"
" aku mau nungguin Nindy,kamu aja yang pulang,kan besok harus kerja"
" kayaknya aku gak jadi ke korea,ditunda dulu"
Dita mengangguk. Bram mengajak Dita istirahat di sofa. Membiarkan istrinya tidur di pangkuannya.



******
Hmmm... Kira2 apa aja kejahatan Nindy,sampai Bram pengen perkarain Nindy ya.

Jangan lupa voment ya... Thank you

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang